Â
Terkadang masih kita temukan bapak/ibu guru memberikan tugas kepada murid-murid tanpa memberikan penjelasan, arahan atau bimbingan terlebih dulu. Akibatnya banyak murid yang bingung dengan apa yang harus dikerjakan. Apakah dengan memberikan tugas dan meminta murid untuk mencari tahu sendiri dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid?
Yang perlu kita ingat adalah bahwa penekanan pada proses belajar murid amatlah penting bagi tumbuh kembangnya. Terkadang kita lupa pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid. Ketika murid mengerjakan sesuatu, tidak sekedar menilai hasil apa yang ditugaskan. Hal ini selaras dengan apa yang diperintahkan Allah SWT dalam Al Qur'an surat AtTaubah ayat 105 :Â "Dan Katakanlah:Â "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
Ki Hajar Dewantara mengenalkan apa yang disebut dengan konsep Among sebagai suatu metode Pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang sangat familiar bagi kita yaitu : ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan), yaitu bagaimana guru memahami secara utuh apa yang dapat dia bantu kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
Ing madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak), yaitu guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa dan berkreasi Bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun.
Tutwuri handayani (di belakang memberikan dorongan), yaitu guru tidak sekedar memberikan motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa dan karyanya.
Sistem Among didasarkan pada dua hal, yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin murid sehingga dapat mencapai  keselamatan dan kebahagiaan.
Momong
Dalam Bahasa Jawa, momong artinya merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentranspormasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan. Sedangkan Among adalah memberikan contoh baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang baik yang  merdeka sesuai dengan dasarnya. Dan Ngemong diartikan sebagai mengamati, merawat, dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya, bertanggungjawab dan disiplin berdasarkan nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya.