Mohon tunggu...
Izam Obeng
Izam Obeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dont forget to be grateful

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bertahan Saat di Masa Resesi, Tanpa Tertatih-tatih

7 November 2022   20:40 Diperbarui: 7 November 2022   20:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Resesi 2023 membuat banyak orang ketakutan akan dampaknya, pasalnya di isukan akan lebih banyak pengangguran, demand perusahaan menurun, kebangkrutan dan kesulitan-kesulitan lainnya. Tapi apakah kita tau apa itu resesi? 

Resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Kenapa Indonesia diprediksi resesi akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi? Dikarenakan perlambatan ekonomi global sedang terjadi yang juga berpengaruh pada ekonomi Indonesia baik itu ekspor maupun impornya. 

Apa yang terjadi kalau perlambatan ekonomi didepan mata kita? Customer akan berkurang, daya jual menurun, inflasi bisa-bisa tidak terkendali. Contohnya adalah customer yang tadinya beli 2 jadi hanya beli 1, customer yang tadinya sebulan ada 100 bisa-bisa tinggal 50.

Bagaimana kita menghadapi potensi resesi ini? Selain paham darimana dan gimana dampak resesi ini kita juga harus pahami kalau kita sudah dikasi clue, umpamanya adalah kita tau bahwa akan ada hujan jadi kita sedia payung untuk antisipasinya. Jadi, kita sudah prepare dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Kita bisa ambil pelajaran dari pandemi kemarin, apa itu berdampak buat kehidupan perekonomian kita? Karena pandemi kemarin perlambatan ekonomi cukup signifikan terjadi. Untuk solusi menghadapi resesi juga kita harus bisa mengelola sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya agar bisa dipergunakan dan kita tidak merasakan kekurangan.

Bagi para pengusaha ini menjadi ajang adu strategi dan kreativitas pasalnya tak banyak yang bisa bertahan hadapi resesi ini.

Dalam menghadapi resesi yang bisa kita lakukan juga adalah dengan mengurangi pembelian barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan. Jangan turuti ego yang ingin beli ini itu. Karna biasanya saat kita sedang 'berada' kita cenderung menganggap keinginan adalah kebutuhan jadi suka kalap beli dan sangat konsumtif sehingga ketika saatnya 'sempit' kita jadi tidak punya pegangan, istilahnya bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Jadi, tahan-tahan dulu ya guys!

Dalam menghadapi resesi juga kita butuh rasionalitas, artinya tetap berada ditengah-tengah. Jangan terlalu panik dan jangan juga terlalu menyepelekan. Dalam hal itu kita butuh ketenangan berpikir agar sampai pada titik rasionalitas. Latih diri kita untuk menjadi leader agar punya pegangan yang kuat dan bisa memimpin diri sendiri dan orang lain. 

Apakah terjadi resesi? Terjadi atau tidaknya kita harus bersiap, tidak ada pilihan lain. Sebagai saran, buat temen-temen yang ketakutan akan resesi kalian bisa tulis apa sih yang menjadi ketakutan kalian yang sesungguhnya? jadi kalian tidak bisa hanya bilang "aku takut pada resesi" tanpa tau apa yang sebenernya menyebabkan ketakutan itu muncul.

Sebagai contoh jika kalian penjual kalian takut penjualan menurun, jika kalian karyawan kalian takut dipecat dan lain-lain. Jadi setelah itu kalian bisa cari apa yang perlu dilakuin dan apa solusi yang bisa ditempuh dalam menghadapi 'kegelapan' yang akan terjadi.

Pada intinya kita harus bersiap mau resesi itu terjadi atau tidak, sebagai umpamanya kalau sewaktu-waktu mati lampu tapi kalian sudah sedia senter atau lilin maka kegelapan itu nggak jadi masalah, malah beda dengan kita kocar-kacir cari penerangan saat lampu sudah terlanjur mati dan kita tidak sedia apa-apa untuk itu, itu yang menyebabkan kepanikan.

Kalau kita sudah siap terjadi atau tidak, tidak jadi masalah, nggak rugi juga kok kalau kita prepare for the worst.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun