Biar...biarkan mereka baku hantam... biar pecah segala sunyi...biar kulihat ego telanjang... tak usah merajuk tentang kehidupan, berteriaklah lagi...
begini...andai pun kalian sopan...
pekat kami tak jua bergeming...silahkan baku hantam...
siapa tahu matahari terbit lebih indah esok pagi...
tak usah berpura-pura...
pukul saja andai mau...bantingkan palu itu ke luar pintu...
biar kalian menanggung malu...
sekali lagi...silahkan baku hantam...
kenapa memang dengan esok?
jika hari ini indah...kenapa menunggu esok yang tak cerah?
mulutmu berbusa...temanmu tertawa kegirangan...
disinilah kami terkapar...
Buat saya, lebih baik kalian yang baku hantam...
daripada rakyat merusak murka...
silahkan adu jotos, biar kami lihat siapa kalian sesungguhnya...
hantamlah kebohongan, teriakan kebenaran...
biar semuanya terang...benderang...
dan akhirnya...aku melihatmu telanjang...
tanpa sehelai malu...hanya nafsu...
[caption id="attachment_84946" align="aligncenter" width="300" caption="silahkan baku hantam (vivanews.com)"][/caption]
Banjar, 02 Maret 2010
dibalik pintu itu, pasti ada cahaya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H