Mohon tunggu...
Izal Aja Dulu
Izal Aja Dulu Mohon Tunggu... lainnya -

Biru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Gusdur, Soeharto, dan Gelar Pahlawan Nasional

4 Januari 2010   17:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:38 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

akhir tahun 2009 kemarin boleh jadi merupakan saat yang tidak bisa dilupakan begitu saja oleh segenap bangsa Indonesia. bagaimana tidak, akhir tahun tersebut tepatnya tanggal 30 Desember 2009 salah satu tokoh populer yaitu KH. Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gusdur meninggal dunia akibat komplikasi penyakit yang dideritanya dalam usia 69 tahun. kemeriahan menyambut tahun baru 2010 pun kemudian bercampur aduk dengan segala bentuk kesedihan atas kehilangan tokoh kontroversial tersebut.

kepopuleran Gusdur bukan saja karena beliau adalah anak dari ulama terkemuka dan cucu dari seorang pendiri organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdhatul Ulama atau NU melainkan juga karena tindak tanduknya dan pemikirannya yang sering menimbulkan kontroversi. humor-humornya kadang begitu menggelikan dan sering membuat gelak tawa siapaun yang mendengarkannya. jargon beliau dengan ucapan "gitu aja kok repot" memang terkesan menggampangkan suatu hal tapi siapa sangka dibalik itu semua beliau memang ingin menyampaikan pesan bahwa memang sebuah masalah itu seringkali menjadi rumit justru bukan karena masalahnya melainkan karena sikap qta yang seakan malah membuat hal tersebut menjadi semakin rumit. hal yang paling tidak bisa dilupakan adalah ketika beliau lengser atau tepatnya dilengserkan beliau keluar menyapa para pendukungnya dengan hanya menggunakan pakaian sehari-hari dengan kaos berkerah dan celana pendek.

meninggalnya gusdur terlihat merupakan sebuah kehilangan besar bagi bangsa indonesia. lihatlah bagaimana ribuan orang datang untuk mengiringi pemakamannya. pesantren tebuireng pun mendadak banjir manusia dengan kehadiran para simpatisan yang seakan ingin melihat untuk terakhir kalinya tokoh nyeleneh tersebut. hal yang menarik adalah bagaimana orang-orang yang merasa kehilangan tersebut ternyata bukan hanya berasal dari kalangan umat islam semata melainkan dari berbagai agama dan lapisan masyarakat. sebuah hal yang wajar memang karena semasa beliau hidup beliau adalah orang yang menjungjung nilai-nilai pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditunjukan dengan sikap toleran yang tinggi. beliau menjadikan konghucu sebagai agama, kemudian menjadikan imlek sebagai libur nasional tentu merupakan sedikit contoh kepluralitasan beliau.

beberapa hari setelah meninggalnya beliau muncul wacana menarik. banyak tokoh mengusulkan agar beliau diangkat menjadi pahlawan nasional yang tentu saja hal ini didukung pihak keluarga. alasan kuat disampaikan bahwa beliau berjasa dalam menjaga keutuhan bangsa ini. beliau disebut-sebut sebagai bapak pluralitas, bapak demokrasi bahkan juga mungkin sebentar lagi bakal ada yang menyebutnya bapak HAM indonesia. wacana tersebut mungkin bukanlah hal yang berlebihan bagi seorang gusdur bahkan mungkin suatu kewajaran. namun seharusnya qta sebagai bangsa yang menjungjung tinggi nilai2 HAM dan demokrasi seharusnya dapat pula menghargai sejarah.

ada hal yang miris manakala sekarank seakan-akan banyak orang mengharapkan beliau menjadi pahlawan nasional sementara perlakuan berbeda ditunjukan terhadap alm. Soeharto. kematian presiden ke-2 RI tersebut juga seharusnya diiringi dengan bentuk penghargaan yang lebih layak bukan hanya sebatas kata-kata kehilangan. singkatnya, jika seorang gusdur begitu diangan-angankan untuk menjadi pahlawan nasional seharusnya sebagai bangsa yang menghargai sejarah, soeharto pun diperlakukan sama. mungkin apa yang dilakukan soeharto berupa jasa-jasanya selama ini dianggap menjadi tidak berarti oleh sebagian kalangan oleh karena perilaku negatifnya yang menyuburkan KKN, namun seharusnya qta pun dapat berpikir lebih bijak dan arif. silahkan usut semua kasus-kasus kriminal yang membelit beliau dan kroni-kroninya, sampai tuntas, tapi seharusnya qta pun tidak begitu saja melupakan jasa2nya. ingat bahwa beliau adalah bapak pembangunan.

soeharto adalah presiden ke-2 RI yang seharusnya tidak dilupakan begitu saja. bentuk penghargaan sebagai pahlawan nasional juga seharusnya menjadi salah satu perhatian yang harus diperjuagkan. jangan sampai qta menjadi bangsa yang durhaka terhadap sejarah. diakui atau tidak, soeharto memberikan warna dalam kehidupan bangsa indonesia. pemikiran beliau juga seharusnya dapat diapresiasi oleh banyak pihak. peribahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga seharusnya tidak begitu saja menjadi landasan pikir untuk kemudin qta tidak menghargai beliau. nilai susu yg beliau ciptakan terlalu berharga untuk perjalanan bangsa indonesia ke depan. terlepas dari semua kekurangannya, penghargaan berupa pahlawan nasional juga sebuah bentuk harapan yang seharusnya dapat pula diapresiasi. bukankah setiap manusia itu tidak ada yang sempurna? kesempurnaan itu hanyalah milik yag maha kuasa.

memimpin bangsa sebesar negara indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. luasnya wilayah ditambah dengan keanekaragaman suku, agama, bahasa dan banyak hal lainnya seharusnya menjadi landasan qta dalam memberikan penghargaan terhadap siapapun yang pernah memimpin negara ini. dan soeharto terbukti mampu melakukan pembangunan itu meskipun tidak merata diseluruh wilayah NKRI. namun apa yang dilakukannya telah lebih dari cukup untuk kemudian qta pun memberikannya penghargaan dalam bentuk pahlawan nasional.

bangsa indonesia adalah bangsa yang besar. bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya? semoga bangsa indonesia menjadi lebih baik. semoga qta dapat memahami hakekat pahlawan dengan baik, bijak dan arif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun