Mohon tunggu...
Izadatul Maulidiyah
Izadatul Maulidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Disleksia, Penghambat Anak Tidak Bisa Membaca

13 April 2021   19:53 Diperbarui: 13 April 2021   19:56 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: gooddoctor.co.id

Masalah kesulitan belajar seringkali masih terjadi pada anak usia dini, kesulitan membaca saat ini paling banyak dialami oleh anak-anak di seluruh penjuru dunia. Pada Usia anak-anak paling sering berisiko mengalami kesulitan belajar membaca. 

Bahkan beberapa siswa pun dapat mengalami kesulitan membaca dan mendapatkan frekuensi paling tinggi. Berbagai penjuru negara di dunia ini mengalami populasi disleksia antara 5-15% dan diantara negara-negara tersebut yang mengalami masalah disleksia.

Gejala atau Tanda Gangguan Disleksia

Pada umumnya, gangguan Disleksia ini tidak bisa diprediksi dan juga tidak terlihat, pasalnya gangguan ini akan terlihat ketika anak memasuki masa-masa perkembangan ketika ia mulai belajar membaca. Namun, ada beberapa tanda-tanda yang orang tua bisa ketahui yaitu :

Pada usia pra-sekolah

  1. Anak mengalami keterlambatan dalam berbicara
  2. Anak mengalami keterlambatan ketika belajar kata-kata yang baru
  3. Anak mengalami kesulitan ketika menyusun kata-kata dengan baik dan benar, contohnya kata-kata tersebut acak dan tidak beraturan serta kesulitan memahami juga mengenali kata-kata yang hampir mirip
  4. Anak mengalami kesulitan ketika mengingat huruf abjad, angka dan juga warna-warna

Pada usia sekolah

  1. Anak mengalami kemampuan dalam membaca cenderung lebih rendah dari pada teman-teman seusianya
  2. Anak kesulitan mamahami lalu memproses informasi yang baru saja ia dengarkan
  3. Ketika diuji dengan diberikan pertanyaan, anak cenderung mengalami kesulitan dalam menukan kata-kata dan kalimat untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar
  4. Anak bahkan kesulitan dalam mengingat suatu peristiwa dan mengurutkan peristiwa
  5. Anak kesulitan ketika diperintahkan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak pernah ia kenal
  6. Anak cenderung membutuhkan waktu yang lama ketika diintruksikan untuk menyelesaikan tugas yang berhungan dengan membaca dan menulis
  7. Anak cenderung sering menghindar kegiatan belajar yang berhubungan dengan membaca, karena mereka akan merasa kesulitan

Faktor-faktor Penyebab Disleksia

  • Faktor Genetik/Keturunan

Faktor genetik ini menjadi faktor pertama yang menyebabkan Disleksia terjadi. Faktor Genetik sendiri pada umumnya cenderung berasal dari keturunan dalam sebuah keluarga. Misalnya ada seorang ayah yang mengalami Disleksia ketika ia masih muda, maka nanti ia akan menurunkan Disleksia itu pada anaknya. Sekitar 39 persen untuk anak laki-lakinya dan 18 persen untuk anak perempuannya. Sedangkan jika Disleksia dialami oleh ibunya dulu, maka kemungkinan besar Disleksi yang diturunkan pada anak laki-lakinya sekitar 34 persen dan 18 persen untuk anak perempuannya. Dari angka persen tersebut laki-laki lebih dominan rentan terkena Disleksia secara genetik.

Faktor psikologis ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya Disleksia atau kesulitan membaca. Faktor psikologis meliputi keadaan emosi, intelegensi, konsep diri sendiri, kemampuan dalam berbahasa, minat dan bakat, sikap/perilaku, pengetahuan yang dimiliki, kondisi bacaan serta kebiasaan membaca sesuatu. Namun, ternyata kondisi bacaan tidak menjadi bagian dari faktor psikologis ini karena yang menjadi faktor penyebab dari Disleksia tersebut yaitu anak sampai saat ini belum pernah mengeluh tentang kondisi bacaan yang diberikan gurunya. Contoh kecilnya, ada beberapa ukuran huruf abjad yang terlalu kecil dan juga tidak bisa dilihat pada bacaan. Anak pasti mengabaikannya karena mereka tidak begitu peduli, maka dari itu mengapa anak lebih menyukai bacaan yang terdapat gambar-gambar menarik untuk dilihat.

Metode pengajaran membaca yang salah dapat menyebabkan Disleksia, terutama metode pengajaran yang lebih menekankan kata-kata dijadikan sebagai salah satu bentuk kesatuan kata dibandingan dengan menekankan kata-kata sebagai salah satu bentuk bunyi/suara dari suatu bacaan, metode pengajaran tersebut biasa disebut dengan "whole-word". Maka dari itu jika anak belum mengetahui dan memahami huruf abjad terlebih dulu, sudah seharusnya fokus pengajarannya dilakukan untuk mempelajari huruf abjad satu persatu.

  • Faktor kondisi yang lainnya

Faktor ini bisa disebabkan oleh bermacam-macam hal, antara lain :

  1. Seorang bayi yang lahir tetapi secara prematur atau belum waktunya lahir dan memiliki berat badan rendah tidak sesuai dengan ukuran kelahiran seharusnya
  2. Terkena asap nikotin atau asap rokok, konsumsi obat-obatan diluar resep dokter serta mengalami infeksi semasa kehamilan anak.
  3. Mengalami kelainan yang terjadi pada struktur otaknya, padahal otak memiliki peran penting dalam fungsi berpikir dan mengolah kata-kata.

Cara Menangani Disleksia

  • Membacakan cerita dengan menggunakan suara yang keras di depan anak

Hal tersebut efektif dilakukan karena anak bisa mendengar dengan jelas sehingga ia akan memberikan respon terhadap bacaan yang ia dengarkan. Anak yang mengalami Disleksia secara perlahan akan memahami bacaan yang ia dengarkan.

  • Memberikan semangat pada anak untuk selalu rajin membaca

Biasakan anak untuk membaca setiap hal yang ia temui, tentu saja tetap dalam pengawasan orang tua karena anak cenderung menyukai benda-benda yang baru ia temui dan lihat. Keingintahuannya secara otomatis akan muncul, lalu mereka mulai membaca dan bertanya ini apa. Berikan motivasi belajar membaca pada anak dan hilangkanlah ketakutan pada diri anak untuk membaca, jika rutin membaca telah dilakukan maka ia lambat laun menjadi bisa lancar.



Sumber :

1. Hapsari Amalia, Putri. 2019. Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Membaca Siswa Kelas III. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

2. Lidwina, Soeisniwati. 2012. Disleksi Berpengaruh Pada Kemampuan Membaca dan Menulis. Jurnal STIE Semarang. Vol. 4, No.3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun