4.   Adil dan egaliter
Allah Swt maha adil dan memerintahkan kepada hambanya untuk berlaku adil kepada siapapun terhadap musuh sekalipun. Begitupun seorang guru menunjukan sikap adil kepada murid-muridnya sangat penting karena dengan demikian akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Rasul Saw bersabda "Manusia yang paling dicinta Allah pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, dan manusia yang paling dibenci Allah dan mendapat siksa yang pedih pada hari kiamat adalah pemimpin yang zhalim." Banyak hal dalam kegiatan belajar mengajar yang mengharuskan seorang guru berbuat adil.
5.   Akhlaq mulia
Guru adalah panutan bagi murid-muridnya. Maka seorang panutan dituntut memiliki sikap terpuji yaitu akhlak mulia. Ucapan yang baik, senyum, raut muka yang berseri dan menghilangkan jarak yang dapat membatasi antara seorang guru dengan muridnya. Kasih dan sayang seorang guru mencerminkan akhlak mulia yang terkandung dalam gerak dan perilaku seorang guru.
6.   Tawadlu
Rasul Saw bersabda "sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada ku agar kalian bersikap tawadlu sehingga seseorang tidak bersikap sombong pada lainya dan tidak menzhalimi satu sama lain."
Sifat sombong seorang guru akan menyebabkan murid menjauhi guru. Murid tidak akan mau menerima ilmu dari gurunya yang sombong. Kesombongan hanya akan memperlebar jarak antara guru dan muridnya. Sebaliknya sikap tawadlu akan menghancurkan batas yang menghalangi antara guru dan muridnya. Guru adalah orang ayng berilmu dan sebaik-baiknya orang yang berilmu adalah mereka yang tawadlu. Ada sebuah pepatah yang berbunyi "ilmu adalah musuh bagi manusia yang sombong. Seperti banjir musuh bagi tempat yang tinggi."
7.   Berani
Seorang guru harus memiliki sikap pemberani. Berani meluruskan yang salah pada muridnya dan yang tersulit adalah berani mengakui kekurangan yang ada pada dirinya. Guru adalah manusia biasa yang tidak luput dari salah. Berani mengakui kesalahan maknanya adalah memperbaiki kesalahan. Sebaliknya, adalah terus menerus mengulangi kesalahan yang sama dan bersikeras terhadap kesalahan tersebut.
8.   Jiwa humor yang sehat
Rasul Saw memilki jiwa humoris dalam keseharian hidupnya. Banyak humor-humor Rasul yang justru menjadi sebuah jawaban kebenaran. Jiwa humor akan berdampak positif dalam kegiatan belajar mengajar. Dari senda gurau akan tercipta suasana nyaman diruang belajar, kelas, halaqoh, atau pertemuan tertentu. Juga akan menghilangkan rasa jenuh audiens yang menjadi peserta belajar.