a.      Barang dijual dengan harga yang sama kepada pengecer. Kemudian pengecer menambah persentase markup yang berbeda-beda untuk masing-masing barang. Kriteria yang mendasarinya adalah warna, model, dan permintaan.
b.     Barang dijual dengan harga yang berbeda-beda dan pengecer menambah persentase markup yang relatif sama sehingga harga konsumen akan bervariasi.
5. Odd-Even Pricing
Harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Harga Rp. 9.975,- masih banyak konsumen yang menganggap masih kurang dari Rp. 10.000,- sehingga bila menbayar dengan uang Rp. 10.000,- masih dapat kembalian. Pada kenyataanya hal tersebut akan efektif apabila menyangkut pembelian dalam jumlah banyak.
6. Demand-Backward Pricing
Harga ditetapkan dengan melihat proses dari belakang. Berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian perusahaan menyesuaikan kualitas komponen-komponen produknya. Produk didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan.
7. Bundle Pricing
Merupakan harga dari dua atau lebih produk yang dijual dalam satu paket harga. Dengan ini pembeli dapat menghemat biaya total dan penjual dapat menekan biaya pemasaran.
(bersambung pada tulisan berikutnya...)
Sumber tulisan : "Strategi Pemasaran" - Fandy Tjiptono, 1997
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H