Mohon tunggu...
Trias Ningsih
Trias Ningsih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadiahmu Ibu, Mengantarkanku Menjadi Lulusan Terbaik

3 Januari 2018   23:24 Diperbarui: 3 Januari 2018   23:31 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Bu, sepertinya aku membutuhkan kendaraan untuk kuliah nanti", ucapku saat itu.

"Insya Allah, sabar ya nak. mintanya sama Allah sebab untuk sekarang ibu belum mampu membelikannya buat kamu", balas ibuku.

"iya bu, semoga ada rejeki ya buk nanti kita beli"

"amiin", terajut senyum simpul di bibirnya...

***

2011  menjadi masa-masa berjuang dalam hidupku. Ditengah keterbatasan dan  ujian yang sedang mendera keluarga kami. Aku memiliki cita-cita untuk  melanjutkan kuliah. Jujur saja aku berjuang sendiri untuk bisa menjadi  mahasiswa. Dari proses pendaftaran SNMPT hingga proses registrasi ulang  saya berjuang untuk mencukupi semua biayanya dengan bekerja.  Allhamdulillah jika bukan karna kebaikan ALLAH pada saat itu, tidak  mungkin aku bisa sampai saat ini.

Namun setelah proses menjadi  mahasiswa telah usai, ternyata aku memiliki satu kendala lagi yaitu  kendaraan. Sebab aku mendaftar di salah satu universitas negeri di  kotaku yang tempatnya sangat jauh dari rumah. Jaraknya kira-kira sekitar  30 Km dengan waktu tempuh 1 jam. Kotaku tak terlalu besar, armada  transportasi pun tak bisa diandalkan. pilihan jika aku harus menggunakan  angkutan kota maka aku harus 3 kali mengganti angkutan yang bisa-bisa  membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai di kampus. Bagaimana mungkin itu  bisa ku lakukan andai memiliki jam kuliah jam 8, bisa-bisa setiap pagi  aku pasti telat dan estimasi biaya yang kuhabiskan jika menggunakan  angkutan kota setiap harinya bisa sekitar 30-35 ribu untuk ongkos pulang  dan pergi. Terlalu mahal bagiku. Sedangkan untuk pilihan yang kedua,  aku harus menjadi anak kos yang tinggal di seputaran kampus. Sebenarnya  ini opsi paling bisa diterima namun pada saat itu biaya untuk menyewa  satu kamar cukup mahal dan belum lagi uang belanja. Sehingga aku  mengurungkan niat untuk mengambil opsi ini.

AKU INGIN MEMILIKI KENDARAAN BU...

Pada  saat aku meminta dibelikan kendaraan mungkin bagi sebagian itu terlalu  memaksakan kehendak. Namun aku tahu saat itu langkah yang paling tepat  untuk menunjang mobilitasku dalam kuliah sambil bekerja adalah memiliki  kendaraan. Mungkin bagi sebagian beranggapan kan bisa naik kendaraan  umum, tapi lagi-lagi keterbatasan armada transportasi di kotaku tak  mendukungnya. Aku sampaikan niatan itu kepada ibuku, sehingga ibuku juga  bisa memberikan jalan keluar pada saat itu. Memang meskipun di awal  ibuku belum menyanggupinya, namun ibu selalu optimis bahwa kelak Allah  mampukan itu semua. Sehingga saat berbicara dengan ibu akan masalahku,  serasa semua permasalahan memiliki jalan keluar. Allhamdulillah.

Setelah  proses obrolan ini usai aku melakukan aktifitas seperti biasa.  Keinginanku untuk memiliki kendaraan pun seakan pudar. Aku sadar diri  secara materi aku tak mampu. Namun aku tetap mencari jalan keluar sambil  selalu berdoa agar selama proses perjuangan ini aku dimampukan. Selama  menunggu proses perkuliahan aktif aku hanya sesekali ke kampus untuk  melihat pengumuman. Kebetulan aku memiliki kawan yang memiliki jarak  rumah tak jauh dari rumahku. Sehingga selama proses mendaftar menjadi  mahasiswa baru aku selalu menumpang kepadanya. Namun ini tak bertahan  lama sebab kami berbeda fakultas yang dimana ketika perkuliahan telah  aktif jelas jadwal kuliah kami pun akan berbeda pula baik itu waktu dan  tempatnya.

Hingga pada saat itu aku sudah pasrah, terserah aja deh  nanti mau gimana. Tetap yakin aja untuk beberapa bulan kedepan semoga  ada jawaban atas kegalauan ini, hehe. Hingga pada saat itu Allah jawab  semua doa-doaku.

KUTERIMA #HADIAHDARIIBU DENGAN AIR MATA

Masih  teringat jelas diingatanku saatu itu tanggal 5 november 2011, sepulang  dari bekerja . Sesampainya dirumah tiba-tiba aku melihat sebuah  kendaraan jenis motor telah terpajang di teras rumah. Karna aku tak  mengenal motor tersebut milik siapa kemudian aku masuk ke dalam rumah  dan mencari ibuku. Ku tanyatakan perihal itu motor milik siapa. Lalu  ibuku menjawab bahwa ini untukku. Wowwwww,,,,, Seketika badanku langsung  loncat kegirangan. Kebahagian seolah menghujaniku. Ya Allah akhirnya  sesuatu yang kubutuhkan Engkau berikan. Allhamdulillah seketika  kendaraan tersebut kucoba untuk berkeliling-keliling sebentar. Saat itu  hari ini adalah hari paling bahagia bagiku, hingga senyum ini tak pernah  hilang sepanjang hari itu. Hehe

Saat malam hari ketika kami  berkumpul akhirnya kuberanikan bertanya kepada ibu. Sebab disatu sisi  aku bahagia namun disisi lain aku juga ingin mengetahui darimana ibu  bisa membeli kendaraan ini. Hingga ibukupun bercerita, beberapa bulan  yang lalu ayahku menjadi salah satu orang yang terkenaka PHK  dikantornya. Nah uang yang digunakan untuk membeli kendaraan tadi  diperoleh dari dana jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Ibuku  menceritakan perihal kebutuhanku dan akhirnya mereka sepakat untuk  mengalokasikan dana  tersebut untuk membelikanku kendaraan guna membantu  proses perkuliahanku. 

Seketika saat itu air mata ini tumpah.  Saat kesulitan melanda ibu dan ayahku namun tetap mereka selalu  memperioritaskan kebutuhan anak-anaknya. Sempat kukatakan kepada ibu  seharusnya tak memaksakan diri untuk membelikan kendaraan ini. Namun  lagi-lagi yang namanya ibu tak kan rela jika anaknya bersedih. Dia  menghapus air mataku kemudian mengatakan "Kan ibu dulu pernah janji  kalau ada rejeki kita beli, nah sekarang Allhamdulillah ini lagi ada  rejeki. kamu pakai ya semoga bermanfaat". Bibir  ini keluh tak bisa menjawabnya, aku langsung memeluk ibuku kemudian  mengucapkan terimakasih. Dan aku berjanju semenjak itu akan menggunakan  hadiah ini dengan baik tanpa mengecewakan mereka.

KUDAPATI BEASISWA DAN MENJADI LULUSAN TERBAIK BERKAT #HADIAHDARIIBU

Semenjak  kejadian ini kadar semangatku untuk berjuang semakin tinggi. Pada  semester awal aku lalui kuliah sambil bekerja dan aku mampu membayar  biaya kuliah dengan sendiri. Allhamdulillah pada saat semester 2 aku  mendapatkan beasiswa penuh yang diberikan oleh kementerian pendidikan  dan bersedia mendanai uang kuliahku hingga selesai menjadi sarjana.  Allhamdulilillah ucapku.

Semenjak mendapat #hadiahdariibu  mobilitasku menjadi efektif. Aku mampu menjangkau segala tempat yang  kubutuhkan untuk memperoleh data dalam mengerjakan tugas kampus.  Pagi-siang-malam aku mampu menjagkau semua tempat dengan cepat.  Allhamdulillah ibu , semua ini berkat doa dan kasih sayangmu. Hingga  pada tahun 2015 aku resmi diwisuda menjadi sarjana dan menjadi LULUSAN  TERBAIK. Aku menyaksikan betapa bahagianya ibuku pada hari itu, seperti  kebahagian yang kupancarkan 4 tahun yang lalu.....

Terimkasih  ibu, tak ada hal yang bisa kubalas atas segala kebaikanmu. Semoga  #Hadiahdariibu yang dulu pernah diberikan kepadaku itu Allah gantikan  dengan pahala berlimpah disisinya. Kini anakmu telah menepati janjinya,  semoga kau bangga atas pencapainnya.

Dari aku, anakmu yang sangat mencintaimu.........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun