Mohon tunggu...
Yans ID
Yans ID Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Berbagi ide-ide menarik membuat artikel yang seru dan berdiskusi bersama, Mari kita diskusikan ide-ide menarik yang perlu kita bahas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pahlawan-Pahlawan dari Papua yang Berjuang untuk Indonesia

12 September 2024   09:33 Diperbarui: 12 September 2024   09:35 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hey, pernah nggak sih kamu kepikiran tentang pahlawan dari Papua, Indonesia Timur? Mungkin kalau kita bicara soal pahlawan, yang sering muncul di kepala itu ya, pahlawan-pahlawan dari Jawa atau Sumatera. Padahal, Papua juga punya pahlawan-pahlawan yang nggak kalah luar biasa, loh! Mereka berjuang mati-matian untuk kemerdekaan Indonesia, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka. Nggak hanya itu, para pahlawan ini juga memperjuangkan agar Papua bisa bergabung dengan Indonesia. Kali ini, yuk kita kenalan lebih dekat dengan beberapa pahlawan yang mungkin namanya belum sering kita dengar, tapi punya kontribusi besar buat negeri ini.

1. Silas Papare

Nah, kita mulai dari satu nama besar, Silas Papare. Jujur aja, mungkin nama ini nggak begitu familiar buat sebagian orang, tapi kamu harus tahu kalau Silas Papare punya peran penting banget dalam sejarah Papua. Silas lahir di Serui, sebuah kota kecil di Papua pada 18 Desember 1918. Dia adalah seorang nelayan yang hidup sederhana bersama keluarganya. Kebayang nggak, seorang nelayan yang biasanya kita anggap punya kehidupan sederhana, ternyata bisa jadi pahlawan nasional? Itu bukti bahwa perjuangan dan semangat nasionalisme bisa datang dari siapa saja, termasuk dari orang yang mungkin awalnya nggak kita duga.

Silas adalah sosok yang sangat peka terhadap ketidakadilan. Saat itu, Papua masih berada di bawah kendali Belanda, dan kondisi rakyatnya jauh dari sejahtera. Nah, Silas nggak tinggal diam melihat ini. Dia aktif memperjuangkan hak-hak rakyat Papua. Silas punya keyakinan kuat bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia dan harus merdeka bersama Indonesia, bukan sebagai wilayah terpisah di bawah kendali Belanda.

Pada tahun 1945, ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Silas melihat ini sebagai momentum penting untuk Papua bergabung dengan NKRI. Sayangnya, nggak semua orang di Papua waktu itu setuju dengan gagasan ini. Banyak pemimpin lokal yang lebih memilih tetap berada di bawah pemerintahan Belanda. Tapi, bukan Silas namanya kalau menyerah begitu aja. Dia terus berjuang dengan gigih. Bahkan, dia sempat dipenjara oleh Belanda karena dianggap membangkang. Bayangin aja, dia harus rela kehilangan kebebasannya demi memperjuangkan apa yang dia percaya.

Keluar dari penjara, semangat Silas malah semakin berkobar. Dia mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian, sebuah organisasi yang bertujuan memperjuangkan integrasi Papua ke dalam NKRI. Lewat partai ini, Silas terus menyuarakan aspirasi rakyat Papua untuk merdeka dan bersatu dengan Indonesia. Dan pada akhirnya, setelah berbagai perjuangan panjang, Papua resmi menjadi bagian dari Indonesia pada tahun 1969. Jasa-jasa Silas Papare diakui oleh pemerintah Indonesia, dan dia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1993.

2. Frans Kaisiepo

Sekarang, yuk kita ngobrol soal Frans Kaisiepo. Nama Frans Kaisiepo mungkin lebih sering kita dengar karena wajahnya menghiasi uang pecahan 10.000 rupiah. Tapi, tahukah kamu kisah hidupnya yang luar biasa? Frans Kaisiepo adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Papua. Lahir di Biak, sebuah pulau di Papua, pada 10 Oktober 1921, Frans sejak muda sudah menunjukkan bakat kepemimpinan yang luar biasa.

Frans Kaisiepo mungkin nggak berasal dari keluarga yang kaya raya, tapi dia punya visi yang besar untuk masa depan Papua. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, Frans langsung tertarik dengan gagasan tersebut. Dia percaya bahwa Papua seharusnya menjadi bagian dari Indonesia yang baru merdeka. Nah, semangat nasionalismenya ini membawa Frans ke panggung politik yang lebih besar. Pada tahun 1946, Frans Kaisiepo ikut serta dalam Konferensi Malino di Sulawesi Selatan.

Konferensi Malino ini penting banget, loh. Di sana, pemerintah Belanda dan perwakilan dari beberapa daerah di luar Jawa membahas masa depan wilayah-wilayah tersebut pasca-Perang Dunia II. Frans Kaisiepo dengan tegas menyuarakan bahwa Papua harus bergabung dengan Indonesia. Ini bukan keputusan yang mudah, karena saat itu banyak pemimpin Papua yang masih merasa nyaman dengan pemerintahan Belanda. Tapi Frans berani mengambil sikap yang berbeda, dan itu membutuhkan keberanian yang luar biasa.

Setelah Papua bergabung dengan Indonesia pada tahun 1969, Frans Kaisiepo diangkat sebagai gubernur Papua pertama. Waktu menjabat sebagai gubernur, Frans banyak melakukan perubahan di Papua. Dia fokus pada pembangunan infrastruktur dan pendidikan di wilayah tersebut. Frans juga berusaha memastikan bahwa suara rakyat Papua didengar di pemerintahan pusat. Jasa-jasanya nggak hanya terasa di masa itu, tapi juga terus dikenang hingga hari ini. Nggak salah kalau Frans Kaisiepo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dan diabadikan dalam uang pecahan 10.000 rupiah.

3. Marthinus Joseph Rumagesan

Sekarang, mari kita berkenalan dengan Marthinus Joseph Rumagesan, seorang tokoh yang berasal dari Sorong, Papua Barat. Marthinus ini punya gelar "raja kecil," tapi jangan bayangin dia hidup di istana megah atau dikelilingi harta. Gelar itu lebih menunjukkan posisinya sebagai pemimpin di wilayah Sorong. Walaupun hanya "raja kecil," pengaruh Marthinus sangat besar bagi masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun