Mohon tunggu...
Iyan Narendra
Iyan Narendra Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Enthusiast

A communication enthusiast, a geek and startup slaves all in one. Activating this account again after years because.. why not?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sukses Promosi Produk Tanpa Usaha dengan Konsep Product Market Fit dari Ninja Xpress dan Fellexandro Ruby

23 November 2023   11:30 Diperbarui: 23 November 2023   11:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman digital yang terus maju, promosi dengan cara sederhana atau bahkan no effort semakin penting bagi para pelaku UKM. Dengan teknologi dan media sosial yang berkembang pesat, kesempatan untuk mempromosikan produk atau layanan tanpa harus banyak berupaya semakin besar. Berdasarkan survei Suara UKM Negeri Vol. 1 dari Ninja Xpress, 32% UKM perlu melakukan promosi lebih sering agar bisa mendapatkan pelanggan. Melansir dari blog Ninja Xpress , Fellexandro Ruby, seorang pencipta konten dan pengusaha, memberikan tips promosi tanpa effort melalui konsep Product Market Fit.

Product Market Fit adalah sebuah konsep bahwa produk atau layanan dari sebuah perusahaan sesuai dengan kebutuhan pasar dan bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Mencapai Product Market Fit sangat penting bagi UKM agar bisa berkembang pesat, meningkatkan kesetiaan pelanggan, dan bersaing di pasar yang sibuk. UKM bisa membagi proses pengembangan produknya menjadi dua fase:

  1. Tahap Pre Product
    Di tahap ini, kita menilai apakah produk yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Saat mengembangkan produk, penting untuk membuat sampel atau uji coba produk terlebih dahulu, dan kemudian meminta pendapat dari konsumen. Caranya:
  • Temui langsung konsumenmu untuk tawarkan produk. Misalnya, Mentor Gue, usaha milik Fellexandro Ruby, mengunggah konten di platform seperti Youtube dan Spotify sebagai contoh produk, untuk melihat minat masyarakat.
  • Perhatikan antusiasme konsumen. Ketika memberikan sampel produk kepada konsumen, perhatikan pendapat mereka terhadap produk, baik dari segi fungsionalitas maupun tampilannya. Jika reaksi mereka positif, itu menandakan produk tersebut mungkin menjadi solusi yang cocok untuk mereka.
  • Ajak konsumen untuk membeli. Menurut Ruby, orang yang kurang tertarik dengan produk melihatnya seperti vitamin, yang bermanfaat tetapi bisa ditemukan di produk lain. Namun, bagi yang benar-benar tertarik, produk dianggap penting dan sangat bermanfaat.
  1. Tahap Post Product
    Setelah pengembangan, uji coba, dan penjualan, penting untuk mengevaluasi apakah produk sudah sesuai dengan Product Market Fit dan menemukan area yang perlu diperbaiki. Beberapa hal yang bisa dilakukan pada tahap ini:
  • Retention Rate. Ini mengukur jumlah penjualan setelah peluncuran produk dalam jangka waktu tertentu. Awalnya, penjualan bisa tinggi karena dibeli oleh keluarga, teman, atau yang mengenal bisnismu. Tapi, penting untuk melihat apakah ada penjualan yang stabil dari konsumen yang sudah pernah membeli. Caranya, bandingkan jumlah pembelian ulang dengan total pembeli dalam periode waktu tertentu.
  • Customer Lifetime Value. Nilai ini mengukur keuntungan dari seorang pelanggan selama mereka berhubungan dengan bisnis dalam jangka waktu tertentu. Ini memberi informasi tentang pendapatan bersih dari seorang pelanggan selama berhubungan dengan bisnis.
  • Cost Per Acquisition (CPA). Yaitu biaya untuk mendapatkan setiap konsumen melalui promosi. Misalnya, jika Anda menghabiskan 10 juta untuk promosi dan menarik 1,000 konsumen, biayanya 10 ribu rupiah per orang. Saat produk sudah diminati (Product Market Fit), biayanya cenderung rendah bahkan hampir nol.
  • Word of Mouth. Ketika konsumen memuji produk dan merekomendasikannya, bisnismu mendapat promosi dari mulut ke mulut. Ini bisa dilihat dari ulasan, komentar, dan peringkat di media sosial. Konsumen yang puas biasanya memberi testimoni yang jujur secara gratis.

Jadi gimana, siap untuk promosi tanpa effort dan sukses berbisnis?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun