Mohon tunggu...
Iyan Jibroil
Iyan Jibroil Mohon Tunggu... karyawan swasta -

jika hidup ini tak selaras dengan mimpi, maka janganlah berhenti, teruslah berlari karena hidup tak mengenal kompromi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gina (6) : Sang Penari Angkasa

30 Januari 2015   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

“Alhamdulillah……!! Astaghfirullah…” ucap Gina selesai shalat, lalu ia pun tersungkur kembali dalam sujudnya dan lebur dalam doa-doanya. “Ya Allah…..Ya Rabbi…..! Ya Rahman…..Ya Rahim…..! Ya Ghaffar…! Ya Razzak….! Ya Khabir…! Ya ‘Alim….! Ya Jabbar…..! Ya Qahhar…! Ya Dzal Jalaali Wal Ikram…! Innaka ‘Ala Kulli Syai’in Qadir….!” Ucap Gina. Ia hanya bisa membaca asmaul husna, dan ia pun lupa apa yang akan ia minta.

Gina pun bangkit, dari sujudnya setelah Ia mendengar suara alamr di handphonenya. 04.00 WIB, “Subhnallah…, Kok sudah subuh”, ujar Gina, ia kemudian mengingat kembali malam itu, ia masih ingat betul ketika dirinya berada di depan jendela, saat itu masih pukul 00.30 WIB. “Cepat banget malam ini,” katanya kemudian. Lalu Gina pun bangkit kembali ke jendela dan melihat rembulan, tapi rembulan tak tampak lagi.

Lalu Gina keluar menuju kamar ayahnya. “Ayah…..! bangun sudah subuh…” kata Gina. “Ayah sudah bangun, ayo kita shalat” jawab Ayah Gina yang langsung membuka pintu kamarnya. Keduanya pun langsung menuju kamar shalat yang ada di rumah tersebut.

“Ayah…..!, Gina mau minta maaf, atas semua kesalahan-kesalahan Gina, baik sikap, kata-kata, atau prilaku yang membuat ayah merasa kecewa atau sakit hati terhadap Gina, hari ini ayah….! Hari ini, Gina benar-benar meminta ridha dari Ayah..!” ucap Gina selesai shalat kepada ayahnya.

“Anakku…..! Sudah menjadi kewajiban orang tua memaafkan, meridhai, dan mendoakan anak-anak mereka, namun sudah sepantasnya orang tua merasakan kebahagiaan yang sangat besar ketika mereka mendapati anak-anaknya yang meminta itu, ayah hari ini benar-benar senang melihat kamu melakukan itu,” jawab ayahnya sembari menahan air mata, ia pun langsung mencium kening Gina. Dan Gina membalasnya dengan mencium kedua kaki ayahnya, lalu kemudian ia tidur di pangkuan ayahnya.

“Menurut ayah, apakah Gina orang yang baik?” tanya Gina.

“Itu sepertinya bukan pertanyaanmu anakku, itu terlalu polos itu kau tanyakan?” jawab ayahnya, “Tapi ayah lebih tertarik untuk tahu kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya ayah Gina.

“Gina tidak tahu pasti ayah, tadi malam Gina banyak bepikir dan merasakan sesuatu yang berbeda, rasanya Gina ingin sekali menjadi orang terbaik di hadapan Allah. Gina ingin menjadi yang terbaik di semua posisi Gina di dunia ini di hadapan Allah, Gina ingin jadi anak yang baik ayah, tapi kan ayah tahu, anak yang baik adalah anak yang patuh pada orang tuanya,” jelas Gina.

“Kamu selama ini sudah sangat membanggakan bagi ayah, Almarhumah ibumu juga pernah berkata kalau kamu itu adalah anak ayah yang sangat ingin dimiliki oleh orang lain,” ucapnya.

“Ibu….! Aku merindukanmu” ucap Gina, “ Tapi apakah aku selama ini sudah menjadi anak yang patuh ayah?” tanya Gina kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun