5. Polarisasi Opini
Generasi Z hidup dalam dunia yang penuh dengan polarisasi opini dan perbedaan pandangan. Dakwah perlu menemukan cara untuk menyampaikan pesan yang mengakomodasi beragam pandangan dan membawa pesan agama sebagai pemersatu, bukan pemisah.
6. Krisis Kepercayaan Terhadap Otoritas
Generasi Z cenderung skeptis terhadap otoritas tradisional. Dakwah perlu membangun kredibilitas dan kepercayaan melalui pendekatan yang lebih inklusif dan persuasif.
Strategi Menghadapi Tantangan
Kreativitas dalam Penyampaian Pesan: Menggunakan metode dan media yang kreatif dan menarik untuk menyampaikan pesan dakwah.
Adaptasi dengan Media Sosial: Memanfaatkan media sosial sebagai platform dakwah yang efektif dengan memahami tren dan gaya komunikasi yang digunakan oleh generasi Z.
Fokus pada Aspek Personal dan Spiritual: Menekankan pentingnya aspek personal dan spiritual dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Membangun Komunitas Inklusif: Menciptakan ruang dakwah yang inklusif, mengakui dan menghargai keragaman pandangan dan pengalaman.
Pemberdayaan Individual: Mendorong pemberdayaan individu untuk mengambil peran aktif dalam memahami dan menyebarkan ajaran agama.
Menggunakan Teknologi sebagai Sarana, Bukan Tujuan: Menyadari bahwa teknologi adalah sarana untuk menyampaikan pesan, bukan tujuan akhir, sehingga tetap fokus pada esensi dakwah.