Mohon tunggu...
Iyal Seprianto
Iyal Seprianto Mohon Tunggu... -

#politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi, Stadion Gelora Bung Karno Akan Jadi Saksi Sejarah

29 Mei 2015   15:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun 2000an ide Syariah dan Khilafah belum familiar di telinga publik sebagaimana sekarang, dan Hizbut Tahrir pun belum banyak di kenal orang. Disinilah titik awal pengenalan tubuh hizb sekaligus mengenalkan ide Islam yang di adopsi oleh hizb ke tengah umat secara terbuka (umum). Kampanye Syariah yang dilakukan hizb secara besar-besaran berhasil mencuri perhatian publik dan memaksa setiap orang untuk bertanya, sekaligus tanda dimulainya pergolakan pemikiran. Dalam perjalanannya tidak jarang penolakan, tuduhan miring, fitnah, caci maki harus dihadapi. Tapi penolakan tersebut merupakan dinamika tersendiri sekaligus sebuah keniscayaan dalam perjuangan. Banyaknya tantang tidak melemahkan semangat dakwah pejuang islam apalagi melunturkan ide yang mereka bawa, malah sebaliknya semakin mengokohkan opini Syariah. Jangka waktu sekian tahun hampir semua gerakan islam yang dulu menentang ide Syariah dengan izin Allah berbalik mendukung penerapan Syariah di indonesia, begitupun dengan masyarakat.

Tahun 2007, Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan Konferensi Khilafah Internasional (KKI) di Stadion Gelora Bung Karno. Ini kampanye pertama dan terbesar yang dilakukan oleh hizb sejak awal kemunculannya di indonesia. Tidak sedikit media nasional dan dunia menyoroti evant ini, bahkan mendapat respon dari George Bush (Mantan Presiden Amerika) ketika itu. Dan kembali publik harus bertanya ide apa lagi yang hizb bawa? Bagi sebagian orang ketika itu, ide "Khilafah" masih asing di telinga. Pergolakan pemikiran pun kembali terjadi, penolakan, tuduhan, fitnah, caci maki pun kembali terulang. Tapi sekali lagi respon tersebut tidak mampu melunturkan semangat juang dan semakin mengokohkah ide besar ini. Dari sekian yang menentang, sebanyak itu pula yang mendukung. Tidak sedikit gerakan yang dulunya mengatakan Syariah "Yes" Khilafah "No" akhirnya tercerahkan dan sekarang ikut menyuarakan keduanya Syariah dan Khilafah, Alhamdulillah.

Pasca KKI media mulai menutup diri dari aktivitas yang dilakukan hizb baik kecil maupun besar. Bahkan, tidak sedikit yang sengaja memanipulasi data dan fakta tentang aktivitas hizb, dan mulai gencar melakukan tuduhan-tuduhan miring kepada ide yang dibawa hizb. Tapi sekalipun media mulai menutup mata, tapi aktivitas hizb tetap tidak bisa dibendung, dukungan dari semua elemen masyarakat terus mengalir deras, baik ulama, pengusaha, intelektual, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Pada intinya hampir semua lapisan masyarakat mulai mengenal hizb dan mendukung ide Syariah dan Khilafah.

Tahun 2013, Hizbut Tahrir Indonesia kembali mengadakan evant besar untuk yang kedua kalinya di Stadion Gelora Bung Karno dalam acara "Muktamar Khilafah". Acara yang tak kalah besar dari sebelumnya (KKI) kemudian disiarkan oleh TVRI pada siaran tunda. Lagi orang-orang yang tidak senang dengan ide Syariah dan Khilafah terutama kalangan JIL kembali harus meradang. Mereka kemudian mengecam acara tersebut bahkan sampai melaporkan TVRI ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Sementara media sekular lainnya lebih banyak menyoroti sampah yang berserakan selesai acara ketimbang apa yang diserukan hizb. Sekali lagi, ide Syariah dan Khilafah menancap kokoh di benak publik, dan Hizbut Tahrir mengokohkan dirinya sebagai kekuatan politik indonesia ekstra parlementer.

Sekarang 2015, Gelora Bung Karno dan DKI kembali akan bergemuruh dengan suara takbir. Pada tanggal 30 Mei mendatang, Hizbut Tahrir Indonesia untuk ketiga kalinya mengadakan evant besar di Stadion Gelora Bung Karno dalam acara "Rapat dan Pawai Akbar". Belum terlaksana acara sebagaimana dimaksud, kalangan JIL sudah mulai gerah dengan wacana tersebut. Sejak awal mereka sudah melancarkan serangan dan tuduhan miring, bahkan sampai menggugat pihak stadion yang sengaja memberikan izin, dan terbaru mereka menggunakan tokoh salah satu ormas agar menggunakan pengaruhnya untuk bisa menciptakan ketegangan antara salah satu ormas terbesar di indonesia dengan hizb. Sementara media sekular jauh-jauh hari sudah bekerja mengalihkan perhatian publik dengan menggunakan segudang isu, dari kisruh parpol hingga beras plastik, dari ijazah palsu, OPM, hingga prostitusi artis. Segala cara dilakukan agar bisa menggagalkan acara ini atau paling kurang tidak dilirik oleh publik.

Tapi sekuat apapun tipu daya yang mereka buat, kita tetap yakin bahwa dengan izin Allah akan gagal dengan sendirinya. Teriakan takbir akan memecahkan gendang telinga mereka dan menggentarkan musuh-musuh Islam, insyaAllah... Mudah-mudahan acara puncak Rapat dan Pawai Akbar 1436 H bisa berjalan dengan lancar dan sukses, opini Syariah dan Khilafah semakin membahana, makin banyak yang tercerahkan, makin banyak yang mau ikut berjuang, membuka hati para Ahlul Quwwah, serta menyegerakan turunnya Nasrullah kepada Hizbut-Tahrir untuk menerapkan Syariah dalam Negara Khilafah. Aamiin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun