Saat itu salah satu kru merasa kegerahan yang lantas kemudian mandi keramas padahal sudah ada larangan sebelumnya. Yang terjadi kemudian, baru saja selesai mandi mendadak di lobi hotel terdengar suara gaduh minta tolong, setelah dicek ternyata kepala produksi kecelakaan ditabrak montor sehingga mengalami patah tulang. Kejadian kesialan tersebut terjadi begitu saja, sesaat setelah larangan dilanggar.
Kejadian aneh yang sama juga dialami Ada Band saat manggung di daerah tersebut juga. Mereka manggung dengan jumlah penonton sekitar 14 ribu orang, padahal jumlah tiket yang terjual hanya sekitar tujuh hingga delapan juta orang saja.
Selain itu saat manggung juga mereka melihat penonton yang pasif tak seperti pada umumnya.Â
Penonton biasanya berteriak dan ikut bernyanyi, sedangkan mereka diam, pasif dan justru terlihat aneh. Hal yang sama juga terjadi ketika manggung selesai dan mereka ingin kembali, mereka lihat penonton yang justru sudah meninggalkan stadion. Padahal kalau dilogika harusnya masih ada karena pintu stadion untuk akses keluar masuk itu hanya ada satu saja.
Begitulah sedikit cerita tentang kejadian mistis di pulau Kalimantan. Sebagai orang yang sudah lama merantau di Kalimantan, tentu masih banyak lagi pengalaman pribadi ataupun kejadian sekitar yang mungkin akan terdengar aneh jika penulis sampaikan. Tapi tidak bisa dituliskan karena satu atau dua hal. Mungkin suatu saat jika sekiranya sudah siap.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut, adalah untuk kita yang seharusnya menghargai budaya ataupun adat di manapun tempat yang kita singgahi. Benar kitanya ungkapan, "Di mana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung". Karena setiap tempat itu masing-masing mempunyai aturannya sendiri. Jika kita di daerah tertentu, wajib bagi kita mengikuti aturan yang ada di daerah tersebut.
Pulau Kalimantan dengan luas daerahnya 743.330 km2, dan dengan jumlah penduduknya sekitar 16 juta jiwa ini, merupakan pulau yang indah dengan penduduk yang sangat ramah tamah. Karena pesonanya, setiap dari kita yang sudah pernah menapakinya, pasti suatu saat akan kembali lagi ke sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H