Mohon tunggu...
Iwok Abqary
Iwok Abqary Mohon Tunggu... lainnya -

Just an ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Money

Menitipkan Asa Melalui Bumiputera

14 Oktober 2016   10:08 Diperbarui: 14 Oktober 2016   10:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayar premi tepat waktu adalah salah satu penunjang kelangsung dana pendidikan anak [dok.pri]

Saya mengenal Bumiputera sejak 14 tahun lalu, saat menghadapi kelahiran anak pertama dan mulai merasa bahwa tanggung jawab saya akan bertambah sesaat lagi. Memiliki buah hati tentu sangat menyenangkan dan jadi bagian yang sangat ditunggu-tunggu. Tetapi dibalik itu, tersimpan sebuah amanah berat yang harus dilaksanakan; mempersiapkan masa depan mereka sebaik-baiknya.

Bukannya tidak bersyukur, bekerja di perusahaan swasta di kota kecil seringkali membuat saya tidak tenang. Penghasilan pas-pasan tanpa jaminan pensiun membuat saya sering berpikir was-was. Selain harus memikirkan nasib masa tua saya, saya juga dituntut untuk memikirkan apa jadinya dengan anak-anak saya. Apakah saya bisa membahagiakan mereka kelak? Apakah saya bisa menyekolahkan mereka dan mengantarnya meraih cita-cita yang diinginkannya? Tak ada orangtua yang menginginkan masa depan buruk untuk anaknya. Demikian pula saya, menginginkan masa depan yang lebih baik dan hidup yang lebih sejahtera bagi mereka.

Menabung mungkin bisa menjadi solusi. Tapi melihat saldo minimal di rekening tabungan  membuat saya kembali pesimis. Dapatkah saya mengisi saldo tabungan secara rutin dan mempertahankannya dari keinginan untuk menariknya karena tuntutan kebutuhan yang selalu datang setiap saat?  Dengan kartu ATM di tangan, godaan itu pasti akan sangat besar. Bagaimana dana tabungan anak akan bertambah kalau harus digerogoti perlahan-lahan.

Saat itulah saya mulai melirik asuransi. Bukannya tidak mengenal asuransi dan manfaatnya sebelumnya, tapi kondisi keuangan yang ada seringkali menjegal keinginan untuk menjadi salah satu nasabahnya. Tapi kali ini keinginan saya sangat kuat. Saya harus menggantungkan dana pendidikan dan masa depan anak saya pada sebuah lembar polis asuransi. Nabung paksa, istilah saya.

Tapi di asuransi mana? Beberapa penjelasan marketer asuransi yang saya hubungi hanya bisa membuat saya mengelus dada. Dana premi minimal yang mereka tawarkan membuat saya harus berpikir ulang. Oke, hasil dan nilai akhir yang digambarkan memang menggiurkan, ratusan juta yang bisa memastikan anak bisa sekolah dan kuliah dengan nyaman. Dana pertanggungan selalu berbanding lurus dengan premi yang harus dibayarkan, karena itu kan duit-duit kita juga yang sudah dikumpulkan dan akhirnya dikembangkan hingga menghasilkan keuntunan berlipat. Tapi saya harus sadar diri, ini bukan untuk kelas saya. Dana yang bisa saya sisihkan tidak sebesar itu.

Saat saya bertemu dengan agen Bumiputera, saya sudah tidak antusias lagi. Saya berpikir semua asuransi akan berpola sama, menawarkan keuntungan tinggi dengan premi yang tak kalah tinggi. Pun saya pun tidak ingin berpanjang lebar, karena saya yakin semua asuransi memberikan tujuan akhir yang sama baiknya. Saya hanya bilang, “saya hanya punya anggaran sekian, apakah Bumiputera bisa mengelolanya untuk dana pendidikan anak saya?” Yang membuat saya terkejut, agen Bumiputera tersebut langsung menjawab tanpa ragu, “Bisa!”  

Pada akhirnya, saya tidak mempermasalahkan dana ratusan juta yang tidak akan pernah saya peroleh. Dana pertanggungan saya sangat jauh lebih kecil dari angka itu. Buat saya tidak masalah, karena apa yang akan saya peroleh adalah angka yang sangat pantas untuk premi yang saya bayarkan. Dan, bukankah memang normalnya demikian?

Menyisihkan dana—meskipun mungkin tidak seberapa bagi sebagian orang—tentu jadi hal membanggakan buat saya. Sejak menandatangani polis asuransi pendidikan yang dikelola oleh Bumiputera, itu menjadi salah satu komitmen yang harus saya jaga dan laksanakan tanpa putus. Inilah salah satu penopang kelangsungan pendidikan dan masa depan anak-anak saya kelak. Sesedikit apapun uang yang saya sisihkan dari sekarang, tentu akan besar manfaatnya pada saat dibutuhkan nanti. Setidaknya saya tidak perlu sesak nafas saat kelak anak membutuhkan dana bagi pendidikannya, karena dana asuransi akan menjadi suntikan nafas bagi saya.

Bagaimanapun, pendidikan sudah tidak bisa diabaikan lagi. Pendidikan menjadi salah satu tonggak yang akan mendukung terhadap kesejahteraan dan kelangsungan masa depan anak. Tak heran kalau salah satu yang ditargetkan oleh setiap orangtua adalah anak harus memiliki pendidikan jauh lebih tinggi dibanding pendidikan yang dienyam orangtuanya. Pendidikan seolah gerbang bagi setiap kesempatan dan kesuksesan yang terbentang di luar sana, tinggal menyesuaikan dengan bidang dan minat masing-masing anak.  Semakin tinggi pendidikan yang diraih, semakin tinggi pula kesempatan untuk bersaing mendapatkan tempat-tempat terbaik.

Nilai akademis memang bukan satu-satunya faktor keberhasilan seseorang. Namun, pendidikan akademis adalah salah satu penunjang seseorang menapaki jalan ke arah masa depan. Jadi, menuntut ilmu setinggi-tingginya adalah sebuah keharusan. Ilmu yang tinggi dan wawasan yang luas membuat jalan itu akan semakin lebar terbentang. Bukankah itu yang kita inginkan?

Pada awalnya, saya tidak melihat Bumiputera sebagai sosok dibalik polis yang saya pegang. Dari awal saya hanya mencari perusahaan asuransi yang mau menerima dana terbatas saya, terlepas dari bendera apapun itu. Tapi ternyata, saya berada di tempat yang tepat. Bumiputera ternyata perusahaan yang sangat dipercaya. Berdiri sejak tahun 1912 dan bertahan sampai sekarang tentu bukan perkara gampang. Pengalaman sudah membuktikan kalau Bumiputera justru semakin berkembang dan mengokohkan diri sebagai perusahaan asuransi nasional terbesar yang pantas diandalkan sebagai mitra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun