Tahukah kalau iuran yang kita bayarkan tidak hanya berharga bagi diri kita sendiri? Iuran yang kita bayar tiap bulan menjadi arti bagi jutaan orang, seperti tercantum dalam data di bawah ini:
Dari data di atas bisa kita lihat untuk tahun 2014, pemanfaatan fasilitas JKN mencapai 69% dari total jumlah peserta. Sementara di tahun 2015 bahkan mencapai 94%! Sebuah peningkatan yang cukup significant, baik dari sisi penambahan jumlah peserta maupun pemanfaatan fasilitas dan layanan kesehatan. Apakah ini hal yang bagus? Buat saya YA. Dari sisi kepesertaan, semakin banyak masyarakat dan perusahaan yang sadar akan pentingnya sebuah jaminan dan perlindungan kesehatan—meski sebagian perusahaan (yang belum melindungi karyawannya dengan fasilitas kesehatan) mungkin sedikit terpaksa karena unsur diwajibkan. Tapi percayalah, mencegah itu jauh lebih murah dibandingkan mengobati kalau terjadi sesuatu. Beberapa tahun lalu, sebelum mengikutsertakan karyawan pada program BPJS Kesehatan, perusahaan saya sempat kelimpungan saat dana pengelolaan kesehatan tersedot habis karena ada seorang karyawati yang menderita kanker stadium tinggi. Belum lagi kami harus mengalokasikan dana kesehatan untuk karyawan lain. Bagaimanapun, perusahaan dituntut untuk ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan seluruh karyawannya. Kita tidak bisa mengelak dari itu.
Dari sisi peningkatan total pemanfaatan, peserta semakin menyadari manfaat sebuah kartu kepesertaan bukan sekadar pengisi dompet belaka. Kalau memang sakit, mengapa tidak dimanfaatkan? Bukankah memang sudah seharusnya seperti itu? Masyarakat sudah semakin sadar untuk tidak menunda setiap keluhan kesehatan yang dirasa. Menunda bisa jadi malah akan memperburuk setiap gejala. Tidak ada yang dirugikan selain tubuh diri kita sendiri.
Satu yang pasti, unsur kepercayaan berdasarkan data di atas pun sudah jelas meningkat. Peserta percaya bahwa BPJS Kesehatan menjadi harapan untuk perlindungan kesehatan mereka. Kepercayaan inilah yang menjadi bekal utama untuk BPJS Kesehatan dalam menjalankan seluruh programnya. Kalau tidak dibarengi kepercayaan rakyat Indonesia, bagaimana bisa semuanya berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang sudah dicanangkan? Kepercayaan satu sama lain inilah salah satu makna lain dari prinsip gotong royong.
Ratusan juta orang membayar iuran kepesertaan setiap bulannya. Kalau tidak terserap untuk mensubsidi para peserta pasien, uangnya lari ke mana?
Tidak bisa dimungkiri tuntutan peserta dan masyarakat terhadap setiap layanan BPJS Kesehatan akan selalu tinggi. Pelayanan maksimal menjadi tolok ukur bagi setiap pasien; tidak saja pelayanan ahli medisnya, tindakan yang dilakukan, obat yang diberikan, tetapi juga sarana dan pra sarana yang diperlukan. Sedikit saja ada hal yang tidak berkenan, sumpah serapah kadang terdengar; “jadi ke mana iuran yang saya bayarkan selama ini?”
Jangan bayangkan pelayanan medis dan sarana prasarana di kota besar. Kalaupun tidak bisa dikatakan bagus dan lengkap, setidaknya sudah memenuhi standar minimal yang dibutuhkan. Tetapi, bagaimana dengan saudara-saudara kita di pelosok sana? Jangankan rumah sakit lengkap dengan tenaga medis yang sedia setiap saat, fasilitas minimal pun bahkan mungkin belum tersedia. Padahal, mereka juga membutuhkan pelayanan kesehatan yang sama.
“Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta” adalah janji BPJS Kesehatan seperti tercantum dalam 9 Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Saya percaya, BPJS Kesehatan bersama instansi terkait sudah mengambil banyak langkah untuk daerah-daerah yang membutuhkan, merentangkan sayap agar layanan dapat tersebar secara merata, dan sama baiknya. Menciptakan bangsa yang sehat bukan berarti hanya fokus pada mereka yang tinggal di perkotaan, bukan?
Ya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk melengkapi segala pelayanan bagi peserta di penjuru nusantara dengan mempergunakan alokasi pengelolaan dana yang ada. Obat-obatan serta sarana dan pra sarana tentu menjadi titik perhatian sehingga meminimalisir kendala yang terjadi di lapangan. Bukan hal itu untuk kebaikan peserta JKN juga?
Kalau kita melihat setiap program yang dilaksanakan BPJS Kesehatan (di mana pun), yang harus diingat adalah kita berada dibalik itu. Bangga harus, karena partisipasi kita melalui pola gotong royong yang diterapkan memungkinkan hal itu terjadi.