Mohon tunggu...
I Wayan Bagiarta
I Wayan Bagiarta Mohon Tunggu... Insinyur - IWayB

Mari Gemakan Indonesia JUJUR

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sabit dan Amukan Sapi

3 November 2020   20:40 Diperbarui: 3 November 2020   20:47 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang masih teringat sampai sekarang, saat teman-teman kami yang lain belajar untuk ujian catur wulanan, bapak masih minta saya, kakak dan  sepupu untuk  memetik cengkeh di kebun.

Saya menyadari kenapa seperti itu,karena bapak saya belum paham,mungkin juga karena beliau tidak tahuada ujian dan saya tidak memberitahunya.Kedua orang tua kami bukanlah orang yang punya pendidikan tinggi,beliau sekolah SR dan berhenti ditengah jalan alias tidak lulus karena kondisi yang ada.Namun beliau berusaha agar kami bisa sekolah yang lebih baik dari beliau berdua dan tentu agar lebih maju.

Tetapi semua itu merupakan pelajaran yang berharga dan menjadi alat terapi bagi saya saat ini.Hikmah yang saya dapatkan bahwa begitu susahnya orang tua mencari uang agar bisa menyekolahkan anaknya dan beliau beraharap kami kelak bisa berhasil dan bisa membantu orang lain.

Dan harapan itu saya selalu ingat dan tetap berusaha disertai doa sampai saat ini.Di tahun kedua kami sekolah seperti biasa di pagi hari,kegiatan yang biasanya saya lakukan di pagi hari berganti jadi di siang sampai sore hari.

Misalnya saja menyabit,mencangkul di kebun atau kalau musim cengkeh memetik bunganya .Sampai waktunya saya menginjak kelas tiga ditahun 1986,tahun dimana saya dan teman-teman akan mengakhiri sekolah di SMP.

Hari demi hari berlalu dan tiba saatnya menghadapi ujian nasional yang saat itu sudah memakai metoda memilih dan essai atau menjawab dengan uraian. Atas anugerah Tuhan nilai ebtanas murni (NEM) nilainya cukup baik,matematika hampir mendapat nilai sepuluh,tepatnya sembilan koma delapan dua dan total nilai NEM saya tidak jelek-jelek amat dan boleh dibilang di atas rata-rata.

Setelah lulus SMP saatnya melanjutkan ke SMA dan untuk pertama kalinya saya harus merantau dan berpisah dengan embah dan keluarga.

Untuk cerita perjalanan kehidupan selanjutnnya akan saya tulis di segment berikutnya,semoga dengan sedikit sharing ini bisa melihat kehidupan dari sisi lain terutama hal-hal positif yang bisa dipetik, untuk hal yang kurang baik mohon agar dibuang jauh-jauh.

Setiap jaman ada keunikan dan ada sejarahnya masing-masing.Jasmerah kata Bung Karno..jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Salam Bahagia dan Damai Selalu

IWayB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun