Mohon tunggu...
Irwan Kusumah
Irwan Kusumah Mohon Tunggu... -

Logika hanya mengantarkan kita dari A menuju B, Tapi imajinasi mengantarkan Kita dari A sampai tak terhingga...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suryana Sang Fotografer Keliling

1 Januari 2014   11:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kalian yang pernah jalan-jalan di sekitar halaman Masjid Raya Bandung, atau yang sering di sebut Masjid Agung. pastilah tak asing lagi dengan sosok pria setengah baya ini, yang kerap terlihat bersama kamera analog  Minolta tergantung di lehernya. Pria ini adalah Suryana (58), Suryana sudah menjadi seorang fotografer keliing di sekitaran halaman Masjid Agung selama 10 tahun.

Sebelum memutuskan untuk menjadi fotografer keliling di halaman Masjid Agung, Suryana juga pernah mencoba peruntungannya di Taman Lalu Lintas, dan tempat-tempat keramayan di Kota Bandung. namun di tempat itu Suryana tidak bertahan lama lantaran tempat itu terlalu jauh baginya.

Suryana adalah pria asal Majalaya dan masih tinggal di daerah itu, setiap hari Suryana harus bolak-balik Majalaya-Bandung untuk menjadi fotografer keliling di halaman Masjid Agung. Suryana Mulai berangkat dari Majalaya seusai sholat subuh dengan menggunakan bus, bus yang dia tumpangi juga tidak langsung mengatarkannya ke depan Masjid Agung melainkan hanya mengantarkannya ke depan Jalan Dewi Sartika atau yang lebih dikenal dengan nama ITC kebon kelapa, dari situ Suryana harus berjalan lagi hingga tempat di mana ia menjajakan jasanya. Jadi bisa di bilang Suryana mulai membuka jasanya dari pukul 07.30 wib hingga pukul 15.00 wib. Ketika ia hendak pulang, ia menyusuri jalan yang sama pula, yaitu kembali berjalan hingga depan ITC kebon kelapa untuk menaiki bus yang akan membawanya pulang ke Majalaya.

Kamera analog Minolta yang tergantung di leher Suryana ternyata sudah tidak terpakai lagi, semenjak 2 tahun silam kamera analog Minolta itu hanya dijadikan sebagai variasi yang menggantung di lehernya, karena sekarang Suryana sudah beralih ke kamera pocket Kodak c14. Ketika ditanya alasanya kenapa tidak memotret menggunakan kamera analognya lagi, Suryana menjawab “ ngangge kamera film ayena mah awis, meser rollna oge sabaraha teras nyetak na oge sesah, di bandung teh nu aya keneh nyetak film teh mung di taman sari” tutur Suryana menjawab sangat ramah. Terjemahannya “ pakai kamera film sekarang itu mahal, beli roll filmnya aja berapa terus nyetak fotonya juga sudah susah, di Bandung yang ada cuman di jalan taman sari”. Alasan itulah yang membuat Suryana beralih ke kamera digital.

Tapi tetap ada yang unik dari Suryana, bila kebanyakan fotografer keliling sekarang ini sudah membawa printernya sendiri agar memudahkan dalam proses cetak, namun Suryana tidak memiliki printer tersebut, ketika ada yang memakai jasanya untuk di potret, Suryana akan mencetaknya langsung tetapi ia mencetaknya di tempat studio foto yang ada di sekitaran Alun-Alun Bandung, dan Suryana akan meminta kliennya duduk sebentar untuk menunggu fotonya jadi di cetak. Sementara Suryana pergi untuk mencetak fotonya.

Ada 3 background andalan Suryana dalam memotret di sekitaran Masjid Agung ini, pertama adalah pintu masuk ke Masjid Agung yang bertuliskan Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, kedua adalah menara Masjid Agung, dan yang ketiga adalah air mancur yang ada di halaman Masjid. Pemakai jasa suryana untuk di potretpun bermacam-macam, namun kebanyakan yang di potret oleh suryana adalah jamaah-jamaah yang datang dari luar pulau jawa. Untuk harga yang di tawarkanpun relatif murah, untuk harga foto ukuran 4R di bandrol dengan harga Rp 10.000,- dan untuk foto ukuran 10R di bandrol dengan harga Rp 25.000,- cukup muruh untuk jasa dan hasil karya sang fotografi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun