Mohon tunggu...
Iwan Zahar
Iwan Zahar Mohon Tunggu... -

Iwan Zahar, penulis buku 11 Kiat Jitu Fotoggrafer profensional, pernah mengajar fotografi di Univ Malaysia Kelantan, penulis buku Catatan Fotografer, bukufoto 12 KM dan 11 Kiat Jitu Fotografer Profesional. Pemenang beberapa lomba foto Internasional PX3, Cangkarukbukufoto. Eksebisi foto bersama fotografer Vietnam di Balai Soedjatmoko, Solo. Penulis jurnal ilmiah pembelajaran foto di jurnal SCOPUS dan IJOCA (Komik) Prof John Lent.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

G. R. Lambert Pioner Pemotretan "Budaya Setempat" di Era Penjajahan

10 Juli 2017   10:54 Diperbarui: 10 Juli 2017   17:00 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Fotografer #GRLambert  pernah buka studio di Singapore th 1860 an.  Dia memotret  ke seluruh tempat dari Singapore, Malaysia dan Indonesia.  Pada jaman itu daerah wilayah  bekas Majapahit itu seakan dibagi dua yaitu Hindia Belanda dan Inggris.  Kalau dilihat dari komposisi fotonya, GR lambert lebih bagus dari Woodbury yang bukan studio di Batavia.   GR Lambert lebih berani posing dalam foto studionya, terlihat wanita melayu dengan payung, wanita dayak yang membelakangi kamera,  anak cina dengan tuannya yang juga membelakangi kamera. Komposisi di foto studio terbaiknya mungkin foto keluarga india dengan strip di belakang sebelah kiri. 

Begitu pula dengan foto pemandangan di kota, teknik perspektif, teknik framing dengan kerangka pohon di botanical garden, bahkan beberapa teknik foto jalanan yang dibuatnya menarik seperti  buruh cina di depan toko cina (Singapore), foto jalanan di Penang Malaysia, dan juga di Kuala Lumpur.  Foto jalan Orchard, Tanjong Pagar, Penang dan daerah yang masih  dikenal dan tampak berbeda dengan saat ini. Komposisi menarik ada pada foto di pabrik rotan, cara posenya menarik dengan mengisi sampai tempat yang kosong.

Komposisi menarik lagi adalah variasi posisi antara gajah dengan orang yang duduk di Perak.  Pembuatan foto setajam-tajamnya terutama pada foto landscape, cityscape sebenarnya sudah dimulai sebelum kelompok  Ansel Adams dkk sekitar th 1920an.  Pada foto studio Lambert tidak membuat dengan foto setajam-tajamnya, sedikit bokeh pada latar belakang.   Selain masalah teknis fotografi, bisa terlihat juga kehidupan orang melayu, cina dan india pada saat penjajahan.  Ternyata Lambert juga memotret di Sumatra Utara, Kalimantan dan Irian jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun