Mohon tunggu...
Ns.Iwansyah
Ns.Iwansyah Mohon Tunggu... -

Diam Ditindas Bangkit Melawan Mundur adalah penghianatan terhadap Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perawat yang Tak Diharapkan

20 Januari 2018   14:19 Diperbarui: 20 Januari 2018   15:14 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasian.com~Apalah arti sebuah pekerjaan dengan beban kerja yang berat hanya dibayar dengan gaji yang sedikit (Baca gaji perawat). Negara ini memang tidak adil,  ketidakadilan yang diterima oleh perawat merupakan bentuk perbudakan modern yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan.  Beban kerja perawat yang tidak seimbang. Hal ini sangat beresiko bagi kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat, karena apabila beban kerja tinggi maka untuk menerapkan MAKP metode tim akan kurang maksimal. 

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Metode Tim merupakan suatu kerangka yang dapat diyakini dapat menentukan kualitas pelayanan keperawatan dengan penataan pada tiga komponen utama meliputi jumlah tenaga keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan.

Kunci agar sistem MAKP metode tim dapat berjalan secara efektif adalah terletak pada kurangnya beban kerja yang dimiliki oleh perawat.Belum lagi dengan bahaya resiko kesehatan yang ditularkan seperti; HIV/AIDS,  Hepatitis dan beberapa penyakit yang membahayakan lainnya. 

Sangatlah miris nasib perawat di negeri ini (Indonesia),  kita di anak tirikan dinegeri sendiri dan diterima dengan baik di negeri orang lain (luar negeri) bahkan mereka digaji dengan gaji yang sangat tinggi berpuluhkali lipat dari pendapatan yang didapat di indonesia.  Oleh karena itu sebagian besar perawat di indonesia lebih memilih bekerja diluar negeri seperti;  Jepang,  Qatar,  Arab dll,  dibandingkan di indonesia. 

Apalagi di era sekarang ini dimana para politikus-politikus berdasi mengumbar-umbar janji bahwa mereka akan mensejahterakan tenaga kesehatan,  janji yang mereka (politikus)  sampaikan bukan hanya sekarang melainkan dari jaman ke-jaman sejak mereka mencalonkan diri menjadi anggota legislatif bahkan eksekutif.  

Tapi apa hasilnya NOL besar,  dan bahkan dulu ada salah-satu wali kota yang di undang untuk menjadi narasumber di kegiatan Bedah Bukunya ketua PPNI Kota Makassar yaitu Abdul Haris, Wali Kota tersebut menyampaikan dengan tegas akan memperhatikan kesejahteraan perawat khususnya masalah gaji dll. Namun pada kenyataanya sampai sekarang masa berakhir jabatannya sebagai Walikota janji tersebut belum terealisasi. Apakah anda masih percaya janji para politisi? 

Itu semua sebagai bahan renungan bagi kita semua bahwa jangan terlalu percaya akan janji-janji mereka politisi Jaman sekarang apalagi mereka dari kalangan non keperawatan. Penulis berharap kedepannya akan ada teman-teman perawat yang ikut serta untuk bergabung dalam ranah politik demi memperjuangkan nasib profesi perawat yang dari dulu sampai sekarang belum juga hidup dalam kesejahteraan. 

Kita butuh para politisi-politisi perawat sebagai jembatan menuju kesejahteraan perawat,  yaitu mereka (politisi perawat) yang memiliki jiwa pembelaan terhadap profesi perawat,  mereka yang memiliki dedikasi yang tinggi untuk memperjuangkan nasib perawat khususnya gaji yang diterima yang seharusnya berbanding lurus dengan beban kerja perawat dan resiko bagi kesehatan yang mereka dapat. Ketika kesejahteraan perawat diperhatikan maka mereka (perawat)  tidak akan pernah pergi keluar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun