Mohon tunggu...
Iwan Suwandy
Iwan Suwandy Mohon Tunggu... -

Dokter,Master Hospital Administration ,pensiunan POLRI pangkat terakhir kombespol, setelah pensiun saya membuat internet blog yang lama hhtp//www uniquecollection.wordpress.com dan karena sudah penuh blog baru hhtp//www.iwansuwandy.wordpress.com. hobi saya bertualangan keliling dunia dan mengumpulkan koleksi unik yang ditemukan saat pertualangan tersebut. saya sudah menawarkan kerjasma dengan gramedia dan kompas untuk menerbitkan buku elektronik cyber e-book tetapi belum ada kontak,mungkin dengan jadi anggota kompasiana dapat direalisasikan.Sampai saat ini saya sudah add diblog tersebut 400 artikel yang terkait dengan negara di Asia Timur khususnya, merupakan sejarah negara terseut dengan ilustrasi koleksi unik, Tentang koleksi unik baca artikel di blog tersebut berjudul Studi Kepustakaan Nilai Investasi Koleksi Unik dan jenis serta harga koleksi unik dan koleksi langka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Seniorku Alm Dr Chandra, Komisaris Utama Blue Bird Group

12 Oktober 2010   04:37 Diperbarui: 28 September 2020   09:16 3360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini saat membaca Harian Kompas, aku sangat terkejut membaca berita bahwa seniorku Brigjen Pol (P) Dr H. KRH Chandra Suharto, MBA. SpJP. bin Djokosoetono, satu angkatan di Kesehatan Polri di atas penulis, telah meninggalkan kita semua.

Almarhum saat terakhir adalah Komisaris Utama Blue Bird Group. Marilah kita berdoa semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT dan dibukakan pintu ampunan yang seluas-luasnya serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, amin.

Penulis serta teman-teman keluarga besar Purnawirawan Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri mengucapkan belasungkawa dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan. Segala jasa-jasa beliau selama bertugas di Rumah sakit Pusat Polri RS Sukanto akan kami kenang selalu.

Menurut berita di Harian Kompas hari ini, almarhum meninggal tanggal 11 Oktober, pada usia 67 tahun, pukul 9.30 waktu setempat di Rumah sakit UMC St. Radboud, Nijmegen, Belanda.

Untuk mengenang almarhum, penulis akan meberikan bebrapa informasi dan kesan-kesan tentang almarhum.

1. Almarhum adalah lulusan wajib Militer dari Korps Polri di Lanuma Panasan Solo tahun 1972, satu angkatan di atas penulis. Setelah tamat pendidikan almarhum bertugas di PS Polri Pusat Kramatjati Jakarta.

Kalau tidak keliru, sampai pensiun beliau telah melanjutkan pendidikan spesialisasi jantung dan pembuluh darah di FKUI.

2. Pada waktu pertama kali ketemu tahun 1994, di Dokkes Mabes Polri di Kebayoran Baru, almarhum berkomentar, "Dr Iwan kamu dari mana saja? Tiba-tiba muncul dan melejit di Mabes Polri."

Memang kami belum pernah bertemu, sebab hampir selama 21 tahun penulis bertugas di daerah Sumatera dan Kalimantan Barat, selalu di front terdepan.

Hanya setelah menyelesai pendidikan S2 administrasi rumah sakit, ditarik ke Mabes Polri untuk menyusun perencanaan pembangunan Dokkes Polri di bagian pembinaan sistem, kemudian memimpin Lab. Dokpol dan terakhir merencanakan dan membina pembangunan dukungan kesehatan terhadap operasional Polri.

3. Ada beberapa kisah yang lucu sehubungan dengan profil dan penampilan sama antara penulis dan almarhum, juga saat itu berpangkat sama Kombespol. 

Keluarga besar Polri sering keliru dan selalu menyapa penulis sebagai Dr. Chandra, walaupun penampilannya tidak persis sama. Mungkin karena postur tubuh hampir sama. Hal sama juga dengan maestro bulutangkis kita Rudy Hartono.

Apakah memang mirip Rudy, silakan pembaca yang menilai sebab penulis sendiri belum pernah bertemu dengannya. Tapi sudah beberapa orang keliru yang menyapa penulis sebagai Rudy.

4. Saya masih ingat saat perayaan ulang tahun Ibunda almarhum, NY Djokosoentono, pendiri Blue Bird Group di alula PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) Kebayoran Baru. Saat itu barulah penulis mengetahui bahwa almarhum adalah putra pendiri Blue Bird Group.

Ayahnya adalah almarhum Prof Djokosoetono, dekan Fakultas Hukum UI pertama, dan guru besar PTIK. Pantaslah acara tersebut digelar di sana.

5. Penulis dan keluarga selalu memanfaatkan taksi Blue Bird karena sistem dan pengemudinya sangat disiplin, terus selalu memakai argo, tidak sama dengan taksi lain. Penulis menunggu dengan sabar di Bandara Soekarno-Hatta maupun di stasiun kereta api agar dapat naik taksi Blue Birds, banyak yang rela antrean cukup lama.

Sumber: investor.id
Sumber: investor.id
6. Almarhum sangat sederhana hidupnya dan selalu membantu teman-temannya. Banyak dokter Polri yang hampir pensiun dibantu dengan penjualan mobil bekas taksi Blue Bird dengan harga sangat murah, agar dapat dikembangkan jadi taksi di daerah, seperti di Surabaya.

Penulis sendiri tidak punya kesenangan bisnis taksi sehingga tak pernah membeli taksi bekas tersebut.

Begitu membaca berita duka ini, penulis jadi mengenang beberapa teman senior dan satu angkatan di wamil yang telah mendahului kita. Ada 2 orang, satu angkatan dari TNI AD, yaitu Alm. Kol. TNI AD CKM Dr Dikot Harahap, terakhir sebagai Kakesdam Lampung.

Almarhum adalah ketua korps Siswa WAMIL ABRI Lanuma Pansan Solo angkatan tahun 1973, yang memiliki portur paling hebat, tapi Tuhan menentukan yang lain.

Kedua, Alm. Brigjen TNI CKM Dr Paul, terakhir sebagai KA RUKTIK AD Gatot Subroto Jakarta. Posturnya kurang atletis, tapi jago main pingpong. Walaupun pernah taruhan dengan penulis, ia kalah karena tak tahu penulis juara tenis meja Sumatera Tengah.

Almarhum melejit kariernya setelah menyelesaikan pendidikan spesialisasi anaestesi dan menjadi dokter pribadi keluarga besar Pak Harto. Penulis beberapa kali bertemu dengan almarhum sebelum ia menjadi jendral.

Ada pula kolega yang mendahului kita setelah purnawirawan. Alm. Kombespol Dr. Christanto TH, senior yang jabatannya digantikan oleh penulis. Meninggal karena ditabrak mobil yang supirnya lagi mabuk di pagi hari saat almarhum olah raga sepeda. Sungguh tragis.

Almarhum orangnya sehat dan sangat bersemangat, jasa dan idenya terhadap pengembangan laboratorium identifikasi DNA selalu dikenang, sebab setelah dikembangkan penulis jadi suatu fasilitas yang sangat bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.

Ada sejumlah nama lain seperti senior penulis Alm. Kombel Pol (P) Edison Silaen, Dr Nangoy dan junior penulis Kombes Pol (P) Drg Doebroto, dan beberapa teman lain.

Sehubungan dengan banyak teman-teman penulis yang telah mendahului kita pada usia yang relatif belum terlalu tua, maka penulis mengambil sikap menghentikan segala kegiatan yang terkait dengan profesi, agar dapat hidup lebih santai dan tidak mengalami stress akibat kerja aktif dan berat saat ini.

Penulis memutuskan pindah ke profesi yang lebih menyenangkan yaitu jadi petualangan keliling dunia, sambil mengumpulkan koleksi unik yang informatif, lalu menyusun tulisan tentang pertualangan tersebut dengan illustrasi koleksi terkait.

Lalu nantinya dihubungkan dengan sejarah wilayah di mana koleksi ditemui, tampilkan di tiga web blog internet, dan sebagian tulisan dikirim ke Kompasiana untuk belajar menulis yang lebih baik. Selesai.

@hak cipta Dr iwan suwandy 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun