Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Aktif sebagai Kepala SD Islam Al-Ghozali Purwakarta dan mahasiswa Pasca Sarjana S2 Manajemen Pendidikan UIN SGD Bandung, serta aktif sebagai praktisi Pengajar Praktek program guru penggerak Kemdikbudristek angkatan 5 Kab. Purwakarta Jawa Barat

Konten favorit saya adalah pendidikan, sosial, psikologi, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Guru Penggerak untuk Kualitas Pendidikan? Mungkin (kah)?

2 Oktober 2023   09:47 Diperbarui: 2 Oktober 2023   09:48 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

              Guru Penggerak tidak hanya berpikir tentang status pengembangan karir dirinya baik secara keilmuan maupun administratif kepegawaian tapi juga bertanggung jawab dalam mengembangkan orang lain, membantu menata manajemen dan pengembangan sekolah yang berpihak pada siswa.

Peran Guru Penggerak dalam upaya membangun budaya positif sekolah dapat dimulai misalnya dengan mengganti tata tertib sekolah yang tidak berpihak pada siswa dan terkesan penuh paksaan dan tekanan dengan membuat kesepakatan tertulis bersama siswa di kelasnya dan menjadi sebuah keyakinan kelas yang produknya dihasilkan oleh siswa itu sendiri dengan bimbingan guru, sehingga siswa akan merasa memiliki dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk melaksanakan semua item aturan yang sudah disepakati dan diyakini bersama tersebut. Inilah yang nantinya akan diharapkan akan melahirkan motivasi intrinsik (dorongan dari dalam diri).

Untuk mengawal keyakinan kelas yang sudah dibuat kemudian didesain, ditandatangani seluruh siswa dan ditempel di dinding kelas sebagai sebuah “piagam kelas” harus ditindak lanjuti oleh guru sang pemimpin pembelajaran dengan posisi kontrol sebagai fasilitator/manajer di kelasnya untuk melakukan tindakan problem solving (pemecahan masalah) dengan tindakan restitusi, yaitu memperbaiki kesalahan dengan mengembalikan harga dirinya dan kembali pada kelompoknya dengan percaya diri.

Upaya lain berikutnya selain menciptakan pembelajaran yang bermakna sesuai kebutuhan siswa dan memberi ruang eksplorasi minat bakat siswa lewat kegiatan ekskul adalah melaksanakan praktik baik yang sudah direncanakan sebelumnya untuk mewujudkan visi dan misi yang sudah ditetapkan. Titik fokus semua aktifitas praktik baik haruslah berpihak pada siswa. Keterlibatan siswa dalam menemukan ide hingga dilibatkan dalam kepanitiaan kegiatan akan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang mandiri, gotong royong, menghargai perbedaan, berpikir kritis, dan kreatif.

Disinilah Guru penggerak memegang peran yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan sebuah prakarsa perubahan menuju paradigma baru pendidikan di sekolah yang menurut hemat penulis adalah sebuah transformasi revolusioner saat ini, karena dari sinilah awal sebuah gerakan yang akan mampu menggerakan ekosistem sekolah menuju terciptanya budaya positif sekolah dan sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat menuntun potensi siswa sesuai qadrat alam dan zamannya melalui pembelajaran yang berdiferensiasi (sesuai kebutuhan siswa).

 

Tantangan dan Solusi

              Setiap perjuangan pasti ada pengorbanan. Tidak ada tujuan yang ingin dicapai kecuali disana ada tantangan yang harus dihadapi. Itulah dinamika yang akan terjadi di sekolah tempat para Guru Penggerak mengabdi. Tantangan yang sering dihadapi biasanya lebih kepada kurang sejalannya visi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan pimpinan, masih adanya gep sosial emosional antara guru senior (lama) dengan guru junior (muda), serta kendala sarana prasarana yang belum memadai.

Oleh karena itu sudah saatnya bagi Guru Penggerak memandang tantangan tersebut adalah sebuah obat pahit yang harus dihadapi, ditelan, dan dicerna, sehingga dapat berubah menjadi nutrisi dan antibody. Fokus pada visi yang sudah ditetapkan dan membangun komunikasi dan ruang kolaboratif yang baik serta dapat mengontrol sosial emosional baik dengan rekan sejawat, pemangku kebijakan sekolah, orang tua siswa, serta komunitas pendidikan akan melahirkan strategi solusi yang efektif agar tujuan membangun budaya positif sekolah dan Profile Pelajar Pancasila dapat terwujud.

Semestinya Guru penggerak adalah “Agent of Changes” (agen perubahan) yang akan membawa warna dan wajah baru pendidikan di Indonesia karena membawa prinsip berawal dari tergerak, lalu bergerak lewat aksi nyata, dan akhirnya dapat menggerakan ekosistem sekolah. Itulah makna inisiatif yang berubah menjadi inspiratif. Jika itu dilakukan maka terwujudlah trilogi pendidikan Ki Hajar Dewantara “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”, yaitu di depan menjadi teladan, di tengah menjadi penyemangat dan motivasi, di belakang menjadi pendorong untuk mandiri dan maju mencapai tujuan tertingginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun