Permasalahan dan Paradigma sosiologi komunikasi hingga saat ini memang sangat menjadi perhatian dari berbagai kalangan dalam 10 tahun terakhir, seperti yang dikatakan Burhan Bungin dalam bukunya Sosiologi Komunikasi bahwa Kajian sosiologi komunikasi adalah adalah perspektif yang cukup lama ada, namun baru akhir-akhir ini dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir di indonesia menjadi perhatian serius. Hal tersebut juga sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai macam terpaan teknologi dan media massa yang terus berkembang tanpa batas.
Pada dasarnya sosiologi komunikasi memperhatikan beberapa persoalan-persoalan penting mencakup interaksi komunikasi dalam masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Baik komunikasi secara langsung ataupun menggunakan teknologi komunikasi.
Merujuk pada pendapat Hassan Shadily, sosiologi adalah “ ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya) denagan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, dan agamanya, tingkah laku erta keseniannya atau agamanya yang meliputi segala segi kehidupannya. (1993:2). Hal tersebut dapat kita pahami dengan jelas bahwa keberadaan sosiologi sangat luas termasuk sikap suatu individu atau kelompok dalam kajiannya terhadap suatu teknologi dan media massa.
Ada beberapa permasalahan komunikasi saat ini yang terjadi yang berdampingan dengan adanya sebuah teknologi yang ada, yakni pemikiran dan arah komunikasi yang mengarah kepada logika-logika teknologi dan budayanya. Seringkali masyarakat sekarang terbentuk akibat adanya sebuah teknologi yang mapan dan tidak konvensional, artinya masyarakat cenderung melakukan sebuah masyarakat cyber. Masyarakat ini cenderung terbentuk akibat adanya teknologi dengan kesamaaan minat yang sama melalui teknologi tersebut.
Lalu bagaimana peran sosiologi komunikasi?Â
Peran sosiologi komunikasi merupakan peran sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yang menimbulkan saling pengaruh dan mempengaruhi yang berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan individu terhadap publik, selain itu peran sosiologi komunikasi juga mempertimbangkan perubahan sosial dimasyarakat dengan didorong oleh efek media sebagai konsekwensi sosial yang ditanggung masyarakat sebagai akibat perubahan yang didorong oleh media massa.
Kita ketahui bahwa dalam sebuah sosiologi adanya beberapa macam interaksi, baik asosiatif maupun disasosiatif. Asosiatif adalah sebuah proses yang menghasilan sebuah kesepakatan bersama dalam melakukan sesuatu dengan tujuan bersama, sedangkan disasosiatif adalah kebalikan dari asosiatif yang berakhir pada peroses perlawanan. Proses-proses inilah yang mampu membedakan antara proses manusia yang setuju dan tidak setuju, sehingga kita mampu melakukan sebuah analisis terhadap manusia-manusia yang pro terhadap suatu kebijakan dan kontra.
Adakah perubahan yang diakibatkan oleh sosiologi komunikasi saat ini?
Proses sosial yang dilakukan masyarakat selalu terjadi kapan dan dimana saja, tidak menutup kemungkinan bahwa kehidupan manusia yang berinteraksi selalu dinamis dan berubah-ubah. Begitu pula dengan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan masyarakat untuk meninggalkan budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur budaya dan sistem sosial yang baru.
Tidak hanya pada bentuk fisik saja kita mampu membedakan manusia melakukan sebuah perubahan sosial, melainkan pada perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, bahkan hingga perubahan budaya materi.
Fase-fase manusia hingga postmodern?
Hal yang paling menarik perhatian pada fase-fase manusia adalah terletak pada pola perilaku manusia postmodern. Menurut Prof. Dr. Burhan Bungin, postmodernisme merupakan terminologi untuk mewakili sesuatu penggeseran wacana di berbagai bidang, baik arsitektur, seni, dan sosiologi yang bereaksi terhadap wacana modernisme yang terlampau mendewakan rasionalitas sehingga mengeringkan kehidupan dari kehidupan batin manusia. Era postmodern ini diawali dari budaya Amerika dan sedikit menyentuh konsep sekulerisme, sehingga pada titik tertinggi fase manusia terletak pada postmodern karena letak manusia dianggap sebagai imajiner. Hal ini telah dikemukakan oleh Baud Rillard yang mengatakan bahwa dunia pada postmodern merupakan imajiner yang segala sesuatunya bersifat futuristik dan mimpi-mimpi.
Media dan Sosiologi Komunikasi
Perkembangan media dan komputerisasi melalui budaya literasi mempercepat perkembangan penggunaan media dan new media. Hal ini terlihat dari konvergensi media dengan salah satu contoh pabrik teknologi komunikasi yang hingga saat ini semakin banyak diperbaharui. Hal ini memicu media berkembang semakin cepat seperti pada televisi online dan media online sebagai anak dari new media (internet). Pada proses new media dalam buku ini menimbulkan sebuah cybercommunitysebagai masyarakat dunia global.
Pada proses sosial yang dialami olehcybercommunity (masyarakat maya) bersifat sementara dan menetap dalam waktu yang relatif lama. Pada proses cybercommunity yang sementara kita ketahui adalah orang-orang yang hanya sepintas bermain di dunia maya melalui browsing dan chatting lalu meniggalkannya. Sementara itu pada proses sosial yang menetap mereka cenderung memiliki akses yang cukup kuat dalam melakukan sebuah proses sosial pada media, seperti pemilik email, website, bahkan provider mereka memanfaatkan alamat rumah mereka sebagai rumah untuk berinteraksi.
Masalah Sosial dan Masa Depan pada Sosiologi Komunikasi
Para praktisi dan akademisi sempat meramalkan bahwa pada sosiologi komunikasi saat ini permasalahan terletak pada media massa. Orientasi dan substansional media massa saat ini sudah berkembang ke arah yang sudah tidak edukatif, informatif, dan entertainment yang sesungguhnya, sehingga ini menjadi cikal bakal perubahan sosiologi komunikasi baik secara maya maupun nyata. Saat ini mistisme dan tahayul menjadi salah satu mainstream diantara berbagai mainstream lain yang ada di media massa.Â
Hal ini sangat jauh terhadap pola-pola perilaku yang menekankan pada rasionalistik dan pemecahan pola fase postmodern. Sehingga pada perkembangan postmodern tidak secepat perpindahan pada fase transmisi terhadap fase modern. Efek buruk pada pemikiran kognitif merupakan suatu hal yang memperburuk pola pemikiran dan perilaku pada era new media saat ini.
Kajian-kajian berbagai aspek tentang berbagai macam perkembangan teknologi merubah ruang pemikiran dan konsep rasional, sehingga pada proses sosiologi komunikasi media massa harus memiliki sumbangsih terhadap sosiologi komunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh sub seperti pendidikan, hubungan luar negeri, public relations, dan lainnya. //IWAN SEPPRIADI-KOMUNIKASI 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H