Ada satu motif di batang keris  berupa tempelen emas berwujud Kodok, dari ukuran kuku kelingking hingga titik spidol. Agaknya sosok keris itu  tiada duanya. Dan Nyalla bukan saja mengoleksinya, tetapi  juga pernah menerbitkan buku hard cover, luks, tentang Keris dan koleksinya, berjudul The Power of Iron.
"Setiap benda itu adalah unsur yang terdiri dari molekul. Semua molekul bisa mengandung unsur positif juga bisa negatif. Tergantung pada situasi dan kondisinya. Kembali ke Al Quran, dijelaskan bahwa alam dan isinya berzikir kepada Allah. Pohon, tumbuhan, gunung, bahkan batu sekalipun. Artinya ada gerakan molekul di dalamnya."
Begitu alinea pertama Nyalla menulis di buku ihwal Keris itu.
Tidak berlebihan bila mengambil rujukan satu topik, Keris,  saya mengatakan sosok Nyalla bila punya perhatian terhadap satu hal ia  total football mendalaminya. Begitu juga dalam bisnis dan setiap langkahnya, termasuk ibadah.
Maka kini dengan terpilih dirinya menjadi anggota Dewan Pertimbangan  Daerah (DPD) RI, bahkan masuk ke dalam lima besar perolehan suara seluruh Indonesia, bagi saya memberi harapan.  Harapan perubahan, harap kepada DPD lebih bertaring.
Di tengah sikon politik kita terasa kurang kondusif belakangan, momen  menggerakkan ekonomi daerah, baik dari sisi peluang investasi di tambang mineral, hultikultura dan  pariwisata, lebih dari itu memberdayakan kembali  kearifan lokal  dengan menegakkan kembali hukum adat, menjadi momentum kini.
Saya punya portofolio  menggadang figur dengan  mengandalkan intuisi dan praktisi komunikasi; dari seseorang bisa menjadi Walikota, Bupati, Gubernur  bahkan hingga Presiden.
Upaya menggadang-gadang itu,  sebagai jalan pencarian atau ikhtiar  meningkatnya mutu peradaban. Khusus Nyalla, sudah mengecam asam-garam dan pahit kehidupan, rasanya tak berlebihan ia tanpa digurui paham membawa ke mana DPD RI ke depan.Â
Dengan lain kata, saya dan agaknya  "alam" berdoa baginya menjadi Ketua DPD RI.  Toh siapa tahu dari sekian banyak pencarian figur pemimpin, Nyalla paham arti memimpin seutuhnya. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H