Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sipil Menguap di "Jenderal Vs Jenderal"

13 April 2019   05:40 Diperbarui: 13 April 2019   06:08 3701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tadi malam UAS, dalam siaran live di teve one saya simak menjagokan Prabowo. Maka di mana perjalanan hidup mengalirkan hari-hari memohon bimbingan kebersihan hati dari Illahi, di 17 April 2019 nanti saya memilih Prabowo-Sandi. Saya menyimak spirit harapan umat diwakili UAS sangat-sangat besar, kepada Prabowo Jenderal Purnaiwran.

Mungkin dari perjalanan sejarah, kita harus menyadarkan hati ini sebagai warga siap-siap juga untuk kecewa.

Berjaga lebih baik dari pada terlalu besar harapn.

Toh, belum pernah ada kepemimpinan sipil hebat setelah reformasi ini berdiri, walaupun kita menggadangnya dengan bermimpi-mimpi.

Siapapun pemenang Pilpres,  tetaplah masih "Jenderal" vs "Jenderal" di lapangan, khususnya AD. Saya belum tentu benar, mari uji, faktual mereka secara hirarki berorganisasi paling top.

Sebagai catatan, sebagai warga sipil, saya pernah menjadi pembicara di Sesko TNI 2015 di Bandung. Hari di mana Jenderal Purn Kiki Syahnakri berdua saya pembicara. 

Notulennya tentu masih ada; bisa dicek di Sesko TNI, saya paparkan sehalaman BULKONAH, bulat kotak dan panah, mulai dari Pakto 1988, era BPPN, hingga berdirinya partai-partai; demokrasi kita bukan menjadi idiologi, tetapi terjerembat menjadi demokrasi industri. 

Dalam "jenderal" vs "jenderal" penumpang pengendali, pemegang tambun fulus-mulus, dan celakanya, dominan mereka terindikasi agaknya alpa dari Pancasila. Itu saja. Titik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun