Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenang Bondan "Maknyus Zaman Old"

29 November 2017   13:37 Diperbarui: 29 November 2017   18:18 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah lho, siapa yang mati?

Penggalan cerita tadi dapat Anda baca di buku Bondan  fenomenon, bertajuk Bre X Mineral, Sebongkah Emas di Kaki Pelangi. 

Menurut saya, setelah Laporan  Perang Vietnam-nya  Bur Rusuanto, TEMPO, Buku Bre X, karya investigasi hebat di bidang ekonomi di Indonesia.  Buku dicetak berwarna hijau dan diembose tulisan emas itu pulalah agaknya  kemudian hari menjadi muasal Bondan mutung ke dunia menulis.

Bila Anda ingat, akibat buku BreX Mineral, ia  dijadikan  pesakitan, berpekara lebih dua tahun. Ia bulak-balik bersidang,  dipengadilankan oleh mantan Menteri Pertambangan, Alm IB Sudjana.

Di kemudian hari di saat kasusnya ditutup, Sudjana wafat, saya berkali-kali meminta Bondan menerbitkan bukunya  kembali, sudah lama ludes di pasaran.

Bondan bergeming.

Ia seakan larut masuk ke dunia baru: kuliner, secara kaffah. Mungkin karena bisnis adalah implementasi Rubrik Kiat acap ditulisnya, total football ia di sana, sampai suatu hari wajahnya menghiasi layar televisi lalu top dengan "Maknyus" itu.

Saya pun tidak pernah lagi berkomunikasi. 

Dari jauh saya menyimak Bondan maknyus sana-maknyus sini. 

Di dalam hati saya teringat akan kata-kata Amarzan, juga kalimat Budiman, tiga sosok mempengaruhi saya menulis terus, terus menulis.

Satu tokoh lagi itu, ya Bondan Winarno. Ia figur sangat produktif menulis, menjaga integritas kewartawanannya. Kiprah itu dibuktikannya dengan karya agung jurnalistik: buku hebat Bre X.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun