Pada umumnya guru pelajaran Bahasa Inggris selalu mengajarkan siswa-siswanya dari tingkat dasar hingga menengah dalam menyusun kalimat dalam bahasa Pangeran Charles ini dalam peletakkan elemen dalam sebuah kalimat dengan pola rutin dan normal yaitu : Subject + Verb + Object/complement. Contohnya seperti (1)He goes to the office early morning (Dia pergi ke kantor pada dini hari) atau (2)She drove alone from Surabaya to Jakarta (Dia mengendarai mobil sendirian dari Surabaya ke Jakarta).
Dan kemudian juga diajarkan dalam membuat kalimat pertanyaan dimana susunan kata-katanya dibalik seperti dalam bentuk pertanyaan dari kalimat diatas dari kalimat pertama : Does he go to the office early morning? Dan kelimat kedua : Did she drive alone from Surabaya to Jakarta? Dari susunan ini ternyata secara tersirat dari kalimat ini yaitu untuk memberikan tekanan (emphasis) sehingga tidak aneh intonasi (intonation) kalimat pertanyaan selalu naik dibagian belakangnya, karena menginginkan jawaban atau respon pendengarnya.
Kalimat bersusun terbalik ini disebut inversion dalam Bahasa Inggris dan  tidak mutlak hanya digunakan dalam bentuk pertanyaan namun juga ada di beberapa kalimat lain. Tujuannya dengan menggunakan kalimat seperti ini bukan hanya untuk memberikan tekanan tapi bisa terlihat lebih resmi (formal) dan berbau sastra (literary) walau kadang-kadang digunakan untuk kepentingan humor pahit/satire, kesopanan dan juga kritikan. Coba kita lihat contoh lainnya berikut ini.  Â
Not only did he direct the movie but he also wrote the script. (tidak hanya dia mengarahkan film tersebut namun dia juga menulis skripnya). Melihat susunan kalimat ini terlihat ada penekanan bahwa subjek ini punya dua keahlian yang patut kita puji. Coba kita susun kalimat diatas dengan susunan kalimat seperti ini : He directed the movie, and he also wrote the script. Kesannya secara susunan kata, sudah benar tapi standar , tapi bagi yang membaca ada kesan rutinitas yang membosankan karena kurang penekanan seperti kalimat berita (statement) yang monoton dan stagnan.
Coba anda rasakan kalimat ini , mana yang menarik perhatian, "Here we go" atau "We go here"?atau juga yang seperti ini ,"Behind me is a volcano"Â atau "A volcano is behind me"? Terasa kan kalimat inversi ini punya kemampuan memindahkan (shifting) perhatian dari sesuatu yang biasa (normal) menjadi menarik (interesting). There was a pretty girl in front of me , coba kita balik In front of me was a pretty girl. Jelas kalimat kedua menimbulkan keingin-tahuan karena penulisnya mendisain lewat kalimat yang buat pembacanya penasaran.
Walau dalam keseharian pelajaran grammar ini biasanya dikhususkan bagi mereka yang bukan elementary dan bahkan intermediate students, karena ekspresi ini banyak dituliskan dan bukan dalam percakapan sehari-hari, namun bila anda menginginkan variasi penulisan dalam bahasa ini, sungguh kalimat inversi sangat-sangat bermanfaat.
1.Haven't we met before? Kalau diartikan Kita pernah ketemu ya? Akan sangat menarik untuk dapat perhatian ketimbang bertanya yang standar : I haven't met you before.
2.Should you have any questions , don't hesitate to contact me.  Kalimat ini terdengar sopan karena ada jarak (distance) antara yang mengucapkan dan yang jadi lawan bicara bila dibandingkan yang seperti yang biasa : If you have any questions, don't hesitate to contact me. Karena tanpa modal "should" terlihat kalimat ini terlalu langsung (direct), padahal biasanya keduanya belum saling kenal, jadi lebih sopan meletakkan modal "should" di depan subjek dan menggantikan kata sambung (conjunction), if.
3.Never have I seen such a superb final game! Tidak pernah saya saksikan pertandingan final yang sangat bagus itu. Kalau susunan yang biasa. terlihat datar-datar jadinya : I have never seen such a superb final game.
4.Question : Most spectators loved the character of Al Pacino in the movie of Scent of Woman. (Kebanyakan penonton mencintai karakter dari Al Pacino di film Scent of Woman) Answer : So do I ! (Saya juga suka)
Menjawab dengan susunan seperti So do I seperti sebuah pengakuan bahwa yang mengucapkan punya rasa suka dengan memberikan penekanan lewat kalimat inversi ini. Kalimat lain selain So do I juga bisa Me too.
5.Question : Sarah didn't enjoy eating at the restaurant. (Sarah tidak menikmati makan di restoran itu). Answer : Neither do IÂ (Saya juga tidak-maksudnya juga tidak menikmati), bisa juga dijawab dengan Me neither. Â Penggunaan kalimat inversi mempertegas "ketidak-sukaan" tersebut.
6.Aditya was happy at the party so was his fiancee  (Aditya senang di pesta begitu juga dengan tunangannya).  Kalau ditulis Aditya was happy at the party and his fiancee was too , terlihat biasa.
7.Indonesians are more superstitious than are Americans (Orang Indonesia lebih percaya takhyul dibandingkan orang Amerika). Kalimat ini terasa formal (resmi), bukan bahasa percakapan yang biasa terjadi.
8.Little did she know that her husband was a criminal.  (Dia tidak banyak tahu kalau suaminya seorang penjahat).Kalimat jenis ini banyak ada dalam tulisan dan jarang dalam pembicaraan karena terasa aneh (weird) kalau diucapkan.Â
9.Under no circumstances should you present in the BOD meeting this coming week. (Apapun keadaannya kamu harus hadir dalam rapat BOD minggu depan). Kalau tulisannya dibalik, You should present in the BOD meeting this coming week under no circumstances, terasa aneh.
10."You are disgusting" said Rahma (Kamu menjinjikkan kata Rahma) ini susunannya benar namun perhatikan yang ini "You are disgusting!", she said. Kalimat yang terakhir ini karena subjeknya adalah bentuk subject pronoun (kata ganti) jadi harus seperti ini, kalau ditulis seperti "You are disgusting!", said she , ini salah.    Â
Discipline is doing what needs to be done, even if you don't want to do it. (Sikap disiplin itu mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan walaupun anda tidak menginginkannya)
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H