Menghadiri perhelatan penobatan juara Abang None (Abnon) wilayah Jakarta Utara 2022 memang terasa bangga dan terhormat karena ajang ini akhirnya bisa terlaksana setelah sempat absen 2 tahun karena pandemi. Ajang tahun 2021 ditiadakan, sementara pelaksanaan tahun 2020,proses seleksinya terselanggara namun acara penobatannya juga ditiadakan. Dan terasa memang malam Sabtu, 05 Agustus 2022, acara yang diadakan di Balai Samudra, Kelapa Gading ini seperti jadi malam reuni Abnon angkatan 2019 hingga 2022, karena tiga angkatan ini punya kesempatan untuk tampil di panggung, mengharukan dan mengesankan bagi semuanya, inshaa Allah.
Bicara tentang acaranya sendiri memang desain untuk mengemas apa dan bagaimana Jakarta Utara sudah terlihat di panggung off air visualnya seperti back ground kapal laut karena cuma Jakarta Utara yang punya laut dan pelabuhan dibandingkan wilayah lainnya di Propinsi DKI Jakarta, mungkin pesaingnya hanya wilayah Kepulauan Seribu saja yang juga punya pelabuhan dan pantai, tapi skalanya lebih kecil. Opening gimmicknya dengan menggunakan teropong pak Walikota (Walkot) Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, membuka acara ini, cukup menarik dan jenial.
Pada intinya derap pembangunan Jakarta Utara seperti yang saya rangkum dari pidato pembukaan Pak Walkot adalah harus seiring pembangunan fisik dan manusianya dan juga harus ada sinergi dalam keahlian dan kecerdasan para finalis terpilihnya yaitu antara intelektual, nasionalisme dan spiritual. Dan itu memang tercermin dari materi pertanyaan yang diajukan para dewan juri yang jumlah anggotanya nya cukup banyak dan berlatar belakang aneka disiplin ilmu.
Proses eliminasi dari total 30 peserta atau 15 pasang hingga menjadi 10 pasang lalu diperas lagi jadi 5 pasang dan terakhir 3 pasang memang harus dilakukan untuk menghemat waktu proses penjurian, karena bagaimananapun seperti di event lainnya, kepentingan pemirsa dan durasi acara harus diperhatikan. Dan akhirnya memang hanya 10 pasang peserta saja yang punya kesempatan memberikan wawasannya tentang pembangunan untuk wilayah Jakarta Utara dan DKI Jakarta.
Rata-rata para peserta memang menguasai Bahasa Inggris, dan ini harusnya “self-explanatory”, artinya nggak ada cerita Abnon Milineal nggak jago Bahasa Inggris. Hanya sayang ketika memberikan penjelasan dalam Bahasa Inggris, terutama di 5 besar , hampir semua peserta ketika ditanya dalam pertanyaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, tidak benar-benar memanfaatkan waktu yang ada , yaitu 1 menit (60 detik), rata-rata cuma setengahnya. Ya sudahlah mudah-mudahan bagi mereka yang terpilih untuk ajang propinsi, bisa lebih memanfaatkan waktu dan bisa mendemonstrasikan “skill” nya tersebut dengan lebih maksimal.
Sebagai catatan bagi para pemenang Abang dan None Jakarta, Wakil 1 dan Wakil 2 Wilayah Jakarta Utara harus benar-benar mempersiapkan diri untuk maju ke ajang propinsi, karena kelak para jurinya lebih berbobot dan berpengalaman, dan kebetulan Gubernur DKI saat ini, Pak Anies Baswedan, juga jago Bahasa Inggris. Coba bayangkan kalau dia punya duta pariwisata tidak selancar gaya beliau berbahasa Inggris, anda pasti tahu, anda harus lebih siap lagi.
Hal lain yang jadi catatan saya dibandingkan penobatan Abnon di tahun-tahun sebelum covid 19, semua peserta mengucapkan “Assalamualaikum” namun entah di ajang ini, nyaris tidak ada, kecuali hal ini saat Abang yang terpilih jadi juara dan saat ucapan perpisahan, padahal ciri khas Abnon yang saya kenal adalah dengan ucapan salam ini, yang khas Betawi. Memang jadi paradoks, nama-nama jalan di Jakarta diganti dengan tokoh Betawi tapi di ajang calon duta pariwisata DKI ini, malah tidak terlihat jelas ciri khasnya.
Namun hal ini bisa dimengerti sepertinya melihat komposisi peserta ajang ini yang banyak tidak pure asal DKI Jakarta karena banyak mungkin yang lahir di Jakarta tapi daerah asal orang tuanya dari propinsi lain dan menganut agama yang heterogen.
Yang menjadi catatan lain adalah semoga di ajang berikutnya kualitas sound off airnya bisa ditingkatkan sehingga penyanyi yang diundang bisa mendemonstrasikan keahlian menyanyinya tidak hanya untuk dirinya sendiri dan juga buat penonton di gedung-alias tidak asik sendiri.
Hal ini soal visualisasi saat finalis 5 besar menjawab pertanyaan dari dewan juri yang diwakilkan ke pak Walkot dan jajaran pejabat teras Jakarta Utara,seharusnya gambar “close up” peserta yang menjawab didisplay ke layar besar untuk konsumsi penonton, ketimbang melihat grafik durasi 60 detik ditampilkan, atau tetap tampilkan keduanya dengan porsi wajah finalisnya lebih besar daripada porsi gambar grafik durasinya.
Secara general penyelenggaraan dan lokasi pemilihan perhelatannya saya pikir, panitia penyelenggara cukup sukses dan memberikan kesan yang menyenangkan kepada semua pihak baik kepada yang mempunyai hajat, pendukung acara dan sponsor kegiatan ini yang cukup banyak dan bervariasi. Pokoknya Top Abnon Utara, dan semoga ada dari 6 wakil peserta Abnon Utara bisa salah satu dan mungkin salah dua jadi Juara Abnon Propinsi DKI Jakarta 2022, semoga.
Stop Press : Congrats untuk Muhammad Anbiya Akbar sebagai pemenang Abang Jakarta Utara dan Dinda Putri Damarasri (Dinda) sebagai pemenang None Jakarta Utara.
Daftar lengkap Pemenang Abang-None Wilayah Jakarta Utara 2022
1.Abang dan None Jakarta Utara : Muhammad Anbiya Akbar dan Dinda Putri Damarasri (Dinda)
2.Wakil 1 Abang dan None Jakarta Utara : Alvino Ibrahim dan Kenzy Abreka Br Sembiring
3.Wakil 2 Abang dan None Jakarta Utara : Jovin Christopher dan Dinda Maura Evania (Maura)
4.Harapan 1 Abang dan None Jakarta Utara : Kevin Abdillah dan Khanza Chairunnisa
5.Harapan 2 Abang dan None Jakarta Utara : Ilham Hakim Dirgantara (Dirga) dan Jessika Pakpahan
6.Abang dan None Favorit : Idham Shalahudin dan Haura Khalisa Syahputri (Niki)
Knowledge makes a man unfit to be a slave (Frederick Dauglas)- Pengetahuan yang dimiliki manusia membuatnya tidak cocok/layak jadi budak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H