Wafatnya sahabat saya Arry Syafriady (Arry Syaff) pada Sabtu dini hari (12 November 2020/27 Rabiulakhir 1442 H) di rumah sakit sungguh mengagetkan.Â
Arry adalah teman yang terakhir bertemu tahun 2015 sepertinya tidak punya penyakit rawan dan membahayakan. Dia tetap ceria dan serius dengan pekerjaan dan profesinya sebagai vokalis utama Cockpit, yang sering memainkan lagu-lagu lawas dari Grup progressive rock dari Inggris, Genesis dan juga menjadi pengacara (lawyer) untuk urusan hak cipta.
Pertama kenal Arry tahun 1996, saat kita bergabung dengan sebuah PH , PT CMP Entertainment, yang memproduksi beberapa acara non drama/light entertainment seperti kuis dan disana saya produser dan dia asisten produser, juga bergabung teman-teman lain di PT ini yang punya latar belakang televisi.Â
Arry yang pernah bekerja di televisi TPI (skrg MNC TV) punya latar belakang bermusik yang kental, sehingga dia banyak terlibat dalam pembuatan jingle OBB (Opening Billboard) sebagai opening tune sebuah acara sebagai latar belakang animasi atau graphic design dari acara tersebut. Arry ada di belakang pembuatan musik kuis Cocok, Berburu Emas, Sapu Bersih dan Tantangan 1 Milyar, beberapa produksi dari CMP saat itu.
Selepas tahun 98 dan masuk ke krisis moneter, banyak perusahaan gulung tikar,seperti PH kami itu juga, namun saya dan Arry terus berkomunikasi dan sempat mengajukan beberapa proposal acara ke televisi dan radio saat itu. Jaman  akhir 90an, ternyata lagi booming musik-musik lawas termasuk repertoire dari Genesis, dan disitulah Arry muncul bersama Cockpit band.Â
Senang rasanya bisa melihat dia latihan dengan rekan-rekannya dari Cockpit band di studionya di jalan Panglima Polim, seperti Bang Yaya Muktio (penabuh drum Gong 2000, almarhum Bang Odink Nasution, Bang Raidy Noor, Bang Ronny Harahap dan saat itu masih sekolah, anaknya Bang Yaya, Rama Muktio sebagai tandem ayahnya sebagai penggebuk drum Cockpit.
Seru menghadiri tour of concert dari grup ini, dan Arry semangat sekali menyanyikan lagu-lagu Genesis yang sulit seperti Supper’s Ready, In the Cage, Firth of Fifth dan lain-lain.Â
Tempat konsernya pun karena banyak cafe dulu , pernah di Bengkel cafe, Fashion cafe, Gondola cafe, Warung Kemang, Champions Cafe dan lain-lain. Kebetulan saat itu masih ada radio M97 FM yang jadi salah satu radio milik Prambors yang sering memutar lagu-lagu rock klasik , sehingga iklan konser promo band itu sejalan dengan misi radio yang sudah almarhum ini, jadi sering diputar. Â
Keseharian Arry juga sederhana, saya sering ke rumahnya di Utan Kayu, bahkan kalau kemalaman jadi tidur di rumahnya, sekadar nunggu waktu subuh. Â
Lucunya memang Arry saat itu memang kuat sekali begadangnya, sehingga target dia sebelum hari mulai terang, dia akan tidur, makanya dia nunggu waktu subuh, sholat dan baru tidur. Sehingga saat itu tertidur hingga siang, dan saya harus pulang saya pamit dengan keluarganya, terutama ibunya, sedangkan ayahnya sdh pergi kerja.Â
Arry sejak kecil sudah jadi anak yatim namun dia santun dengan ibu sambungnya dan keluarganya yang lain. Saking dekatnya kita dulu pernah sama-sama ke Sumedang, kota kampung ayahnya.