"... ojo kagetan, ojo gumunan, ojo dumeh lan ojo getunan" (nasehat orangtua)
Hari ini terasa sunyi, sepi. Â Saya pergi ke luar rumah, jalanan sepi sekali. Â Kata tetangga, benar, bahwa jalanan nampak sepi. Â Lebih sepi dari hari-hari libur. Â Hari ini (14 Februari 2024) sejak pagi semua orang sedang diam di rumah, sedang mempersiapkan untuk coblosan di TPS sekitar rumah masing-masing.
Kulihat WA atau group WA di HP, pagi tadi (hingga jam 13.00) banyak postingan ajakan untuk mencoblos, ajakan atau nasehat untuk memilih pemimpin; juga ada kata-kata bijak untuk memilih pemimpin yang baik. Â Salah satunya adalah Pintar milih, pilih yg pintar. Â Saya memutar otak memaknainya; mungkin maksudnya sebagai warga negara harus pandai-pandai memilih pemimpin.
Kemarin-kemarin itu, WA atau group WA begitu ramai, heboh untuk mendukung paslon tertentu. Â Semua group WA sangat semangat dan meyakinkan untuk mengajak, memberi argumentasi, atau memilih paslon tertentu yang mengusung perubahan, atau yang menegakkan dan menghidupkan demokrasi. Â Ada ajakan untuk memviralkan kemungkinan akan terjadi kecurangan, atau mewaspadai ketidak-netralan. Â Bahkan sebuah video Dirty Vote sangat terbuka menyajikan upaya-upaya kecurangan yang dilakukan saat pemilu.
Saat mendekati jam 15.00, suasana makin sepi, tidak ada suara lagi. Â Orang pada melihat HP masing-masing, melihat info live quick count dari TV atau youtube. Â Semua sedang berdebar menunggu hasil quick count. Â Dan.. ternyata, hasilnya di luar prediksi, sangat mengejutkan, sangat tidak diduga sebelumnya. Â Mulai jam 15.30 hingga jam 22.00 hasil quick count dari beberapa lembaga menunjukkan hasil konsisten, paslon 01 memeroleh suara 25%, 02 memperoleh 58%, dan 03 memperoleh 17%.
Hasil tersebut tentu sangat diluar dugaan. Â Secara umum, hasil peringkat paslon dari quick count tidak berbeda dengan hasil survei-survei sebelumnya, dengan urutan paslon 02, 01 dan 03. Â Namun yang membuat orang terkejut, perolehan quick count paslon 02 sebesar 58%, pastinya jauh melebih hasil survei yang dalam kisaran 45-52%. Â Sehingga para pakar atau pelaku quick count memastikan pilpres berjalan satu putaran. Â Saya pernah menulis perihal kekuatan quick count sebagai prediksi yang akurat, dan mampu mendekati hasil pemilu yang resmi dari KPU
Mungkin ini yang menyebabkan WA atau group WA begitu sepi dan terdiam. Â Semua pada berpikir, atau merenung, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Â Atau ini sedang humor saja..the secret to humor is surprise (Aristotle).
Mungkin juga kita sebagai manusia terlalu mengandalkan rasio. Â Padahal rasio manusia juga punya keterbatasan, lemah membaca pikiran orang lain, terbatas meraba masa depan.
Kita sedang mendapatkan ujian, berjuta-juta orang mungkin kecewa dengan hasil quick count pilpres/pemilu.  Mungkin banyak yang belum ikhlas menerima hasil itu; tetapi banyak juga yang bisa lapang dada menerimanya.  ,, terpilihnya pemimpin adalah kehendak Allah; Allah yang menghendaki seseorang penjadi pemimpin, dan Allah pula  yang menghendaki seseorang tidak menjadi pemimpin..
Malang. 14 Februari 2024
Tulisan sebelumnyaÂ
https://www.kompasiana.com/iwannugroho/54f6b813a33311265e8b4703/statistik-vs-politik-quick-count
https://www.kompasiana.com/iwannugroho/54f415e47455139e2b6c8617/jokowi-akankah-terus-mengejutkan
https://www.kompasiana.com/iwannugroho/54f684a6a3331179078b50c5/ayo-kerja-tinggalkan-urusan-pilpres
https://www.kompasiana.com/iwannugroho/5529181d6ea834c5428b45c3/merajut-nusantara
https://www.kompasiana.com/iwannugroho/54f418057455139f2b6c86fa/menyambut-indonesia-tersenyum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H