Kami langsung dibawa berkeliling keluar lokasi Tebing Breksi, tanpa penjelasan ke mana tujuannya, pokoknya ikut saja. Saya duduk di sebelah driver, yang bernama pak Agus. Saya gunakan kesempatan ini untuk bertanya-tanya seputar wisata Tebing Breksi ini.
Lokasi ini dikelola oleh BUMdes yang mengintegrasikan potensi wisata di desa-desa sekitarnya. Paket wisata jeep ini selama sekitar satu jam, mengelilingi lima desa.
Setiap desa yang dilewati jeep menerima kontribusi manfaat sebesar 5000 rupiah yang disetorkan ke desa dua kali seminggu. Hal ini dikelola secara transparan, dan membuat desa-desa menerima manfaat wisata.
Ada sekitar 65 jeep terlibat melayani wisatawan dalam koordinasi BUMdes. Hari Sabtu, Minggu atau hari libur adalah puncak kunjungan wisatawan. Sedangkan di hari kerja, relatif sepi.
Pak Agus mengaku, ia antri dua hari untuk menjalankan jeep hari ini. Ia belum sepenuhnya mengandalkan pekerjaan sebagai driver jeep wisata di Tebing Breksi. Setiap Senin hingga Rabu, ia sudah ada job mengantarkan sayur mayur ke Jakarta.
Pelataran candi berukuran sekitar 40 x 40 m. Kami tidak lama disini, sekitar 5 - 10 menit hanya untuk berfoto. Pak Agus siap mengarahkan fose dan mengambil gambar tamunya. Tidak lama, datang 3 jeep lain untuk keperluan yang sama.
Mobil jeep membawa kami ke lokasi lain, dengan perjalanan yang lebih jauh dan naik. Tujuannya adalah ke Selo Langit dan Watu Payung.Â
Lokasi ini berada di puncak atau bibir bukit, dengan lembah dan panorama/lansekap alam yang membentang indah. Di sana sudah banyak pengunjung, ada lima mobil jeep.
Di lokasi ini ada beberapa spot untuk berfoto dengan latar lembah yang indah. Saya sempat berkenalan dengan wisatawan dari Jakarta, berusia sekitar 65 tahun, membawa keluarganya.