Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semarak Karnaval di Malang

22 September 2019   23:17 Diperbarui: 23 September 2019   05:03 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi warga kota Malang, kabupaten Malang atau kota Batu, kegiatan karnaval menjadi wadah kreasi atau atraksi yang rutin setiap tahun.

Saya sudah lebih 35 tahun tinggal di Malang, merasakan hingar bingar atau hebohnya, ada suka dan ada dukanya. Karnaval atau kegiatan sejenis, saya juga ditemui di daerah lainnya, tapi rasanya tidak seheboh di kota Malang.

Karnaval itu berlangsung bisa berkenaan dengan momen 17 Agustusan, kegiatan bersih desa (bulan Muharam atau Suro), HUT kota atau kabupaten, atau lainnya. Karnaval berlangsung mulai jam 12 hingga 17.30, atau bahkan lebih. Tahun ini, karnawal kolosal atau serempak dilakukan di setiap kecamatan (jadwal terlampir di akhir tulisan).

Momentum ini terkadang membuat tidak nyaman bagi warga lain, atau pendatang. Mengapa? Karena fenomena macet dimana-mana akan terjadi. Wilayah Malang sebagai destinasi wisata, sebagian transportasinya pasti terganggu, macet dan lumpuh. Banyak keluhan dari wisatawan.

Saya juga pernah menghadapi hal ini. Jalan-jalan kecamatan hingga jalan utama kota pasti penuh dengan keramaian.

Hari ini (minggu, 22 September 2019), saya kebetulan di rumah saja. Karnaval di wilayah desa Mulyoagung, kecamatan Dau, kabupaten Malang; tepat di depan pemukiman kami.

Saya coba menikmati hal ini, hitung-hitung hiburan sambil berwisata karnaval. Saya pun bergabung dengan pengunjung lain, ketemu dengan pak RT, tetangga dan warga lainnya.

Seperti apa tampilan karnaval? Perserta karnaval sangat beragam, laki perempuan, muda tua. Setiap kelompok peserta karnaval berjumlah hingga 30 orang, jadi memang ramai dan heboh.

Mereka menampilkan kostum tradisional, kontemporer, hingga nasional. Peserta karnaval berjalan pelan, ada juga peserta yang menari. Khusus peserta yang menari selalu diiringi mobil sound system yang musiknya berdentam-dentam.

Ibu-ibu peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Ibu-ibu peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Ibu-ibu peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Ibu-ibu peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Ibu-ibu peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Ibu-ibu peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Yang menarik adalah tampilnya ibu-ibu berkostum merah yang menari. Kelompok peserta ini menamakan diri emak-emak bergoyang. Kostumnya dominan gaun merah, dengan kain hitam di lengan dan topi khas klasik bak mahkota. Mereka serempak menari mengikuti mobil sound di depannya.  Terkadang ibu penari menghentikan langkahnya ketika disapa oleh pengunjung. Mereka juga sengaja berpose saat ada yang memfoto.

Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Anak-anak peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Peserta anak-anak juga menarik perhatian. Mereka menggunakan kostum kontemporer, bertema bunga atau tanaman. Mereka meski nampak lelah ditengah terik matahari, namun menikmati karnaval.

Anak-anak didampingi ibunya ketika mereka perlu membetulkan kostum atau minta minum. Anak-anak sering berhenti melayani pengunjung yang ingin berfoto bersama.  Saya coba menghitung biaya kostum anak-anak ini, mungkin sedikitnya 500 ribu rupiah untuk "mendadani" setiap anak. Woww.. mahal juga.

peserta Karnaval Malang berkostum Indian (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Indian (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Indian (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Indian (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Indian (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Indian (dokumentasi pribadi)
Nah.. ini ada Indian ikut juga karnaval. Peserta kostum Indian ini berjumlah sekitar 30 orang berjalan dengan menari. Kostum yang berwarna coklat ini cenderung tampil gagah dan sangar. Peserta kostum Indian ini juga ada anak-anak, ini yang menarik perhatian pengunjung.

Mereka menari serempak dengan gerak kaki yang licah dan berputar, dan harmonis. Kostum Indian ini tergolong eksklusif, berbahan kualitas bagus, mulai dari kaki, baju, hingga tutup kepala berhias bulu unggas. Kurang lebih satu kostum per orang bisa mencapai satu juta rupiah.

peserta Karnaval Malang berkostum Reog (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Reog (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Reog (dokumentasi pribadi)
peserta Karnaval Malang berkostum Reog (dokumentasi pribadi)
Ada juga tampilan reog Ponorogo. Peserta karnaval reog berjumlah lebih dari 30 orang, terdiri dua reog besar, lima pasang peserta berkostum banteng (mirip barongsai), tiga orang berkostum kucing atau harimau, dan banyak orang memakai tali pecut.

Peserta kelompok Reog bernama Macan Putih ini.. seperti biasanya didampingi oleh seorang pawang karena selalu ada peserta yang "kerasukan".

Siswa peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Siswa peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Siswa peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Siswa peserta Karnaval Malang (dokumentasi pribadi)
Nah.. kelompok peserta yang satu ini tentu penting. Simbol kebhinekaan ragam budaya secara simbolik disatukan oleh siswa-siswa yang berjalan rapi dan kompak membawa bendera merah putih. Mereka adalah siswa SMP yang ada di wilayah kecamatan Dau, kabupaten Malang.

Itu adalah sedikit cuplikan karnaval Malang. Betapa mereka serius sekali mempersiapkan diri, membuat kostum khusus, berlatih menari dan baris-berbaris, menyewa sound system, belum lagi berjalan kaki berpanas-panasan di tengah terik matahari. Keluarga mereka juga ikut sibuk karnaval. 

Itu semua adalah bentuk pengorbanan, spontanitas dan kreativitas warga Malang. Karnaval ini sudah berlangsung dari tahun-ke tahun, berlangsung aman dan nyaman. Bagaimana karnaval di kota pembaca?

Malang, 22 September 2019

Jadwal #Pembaharuan Dan #Aktual Karnaval Malang Raya Tahun 2019

-Bulan September-

  1. 20 September - Ds. Petungsewu - Kec. Tumpang
  2. 21 September - Kel. Temas - Kota Batu
  3. 21 September - Ds. Bekur - Kec. Pagak
  4. 21 September - Ds. Sukolilo - Kec. Wajak
  5. 22 September - Ds. Karanganyar - Kec. Poncokusumo
  6. 22 September - Ds. Jedong - Kec. Wagir
  7. 22 September - Ds. Ngadirejo - Kec. Kromengan
  8. 22 September - Kel. Cemorokandang - Kota Malang
  9. 22 September - Ds. Pandanrejo - Kec. Wagir
  10. 22 September - Kel. Pendem - Kota Batu
  11. 22 September - Dsn. Umbulrejo - Kec. Dampit
  12. 22 September - Ds. Bugis - Kec. Pakis
  13. 22 September - Ds. Mulyoagung - Kec. Dau
  14. 22 September - Ds. Kemiri - Kec. Kepanjen
  15. 22 September - Ds. Talangagung - Kec. Kepanjen
  16. 24 September - Ds. Benjor - Kec. Tumpang
  17. 28 September - Kirab Budaya Hari Jadi Kab. Malang - Jalibar Kota Kepanjen
  18. 28 September - Ds. Pakiskembar - Kec. Pakis
  19. 28 September - Ds. Petungsewu - Kec. Wagir
  20. 29 September - Ds. Codo - Kec. Wagir
  21. 29 September - Ds. Pandanajeng - Kec. Tumpang
  22. 29 September - Ds. Gedangan (Gondowangi) - Kec. Wagir
  23. 29 September - Kel. Madyopuro - Kota Malang
  24. 29 September - Kel. Polowijen - Kota Malang
  25. 29 September - Ds. Blayu - Kec. Wajak
  26. 29 September - Ds. Sekarpuro - Kec. Pakis

-Bulan Oktober-

  1. 05 Oktober - Ds. Ngebruk - Kec. Poncokusumo
  2. 06 Oktober - Ds. Ngingit - Kec. Tumpang
  3. 06 Oktober - Ds. Sukoanyar - Kec. Pakis
  4. 06 Oktober - Ds. Petungsewu - Kec. Wagir
  5. 06 Oktober - Ds. Krebet Senggrong - Kec. Bululawang
  6. 12 Oktober - Ds. Sumbersuko - Kec. Tajinan
  7. 13 Oktober - Ds. Jeru - Kec. Tumpang
  8. 13 Oktober - Ds. Gunungsari - Kec. Tajinan
  9. 13 Oktober - Ds. Kidangbang - Kec. Wajak
  10. 19 Oktober - Ds. Harjokuncaran - Kec. Sumawe
  11. 20 Oktober - Ds. Tangkilsari - Kec. Tajinan
  12. 27 Oktober - Ds. Wadung - Kec. Pakisaji
  13. 27 Oktober - Ds. Jatisari - Kec. Tajinan

*)Jadwal Masih tentative/Sewaktu Waktu bisa berubah sesuai ketentuan Panitia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun