Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kaki Gemetar Saat Melintas Helena Sky Bridge

10 September 2018   22:00 Diperbarui: 11 September 2018   05:42 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)

Saya pun beranjak naik ke atas menara, naik tangga, berpindah naik tangga lain dan akhirnya tiba di puncak menara. Waoow lumayan tinggi, dengan lansekap pemandangan luas ke arah kota Maros. Kini tulisan HELENA SKY BRIDGE seolah sejajar dengan mata. Inilah saatnya berjalan di jembatan, dalam hati.

Tapi ternyata petugas menarik belt untuk dikaitkan dengan tali baja yang membentang sepanjang jembatan. Hhhmmm.. beruntung saya tidak lepas dari jangkauan petugas itu. Kalau lepas mungkin saya berjalan tanpa pengaman.

Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)
Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)
Sebelum berjalan sejenak saya mengamati sekitar. Saya baru mengerti, jembatan HELENA SKY BRIDGE dibangun di antara dua menara yang dibangun di atas batuan/atau bukit kecil. Antar menara itu dibentangkan tali baja sebagai penahan jembatan. Tidak hanya itu, bentang tali baja itu (dan menaranya) juga sebagai penahan diletakkannya jaring raksasa yang berada di bawah jembatan. Kini jelas sudah, bentang tali baja itu punya fungsi untuk rekreasi/adu nyali, sekaligus untuk penangkaran kupu.

Tempat berpijak kaki di jembatan adalah papan kayu. Papan kayu diikat tali sehingga membentuk sambungan papan. Papan ini sedikit fleksibel menahan baban berat badan. Meski sudah didisain aman, pengunjung harus waspada dan tenang ketika kaki menginjak kayu. 

Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)
Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)
 Saya pun berjalan pelan di atas jembatan, dengan dua tangan memegang tali baja.  Beberapa saat saya juga melepas tangan kanan untuk memainkan kamera, untuk mengabadikan momen langka ini. Pandangan kiri, kanan dan ke atas adalah udara bebas.  Sementara pandangan ke bawah adalah kanopi jaring raksasa. 

Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)
Helena Sky Bridge, Bantimurung (koleksi pribadi)
Konsentrasi  memegang tali baja, serta sibuk pengamati pemandangan, membuat saya lupa melihat pemandangan ke bawah. Padahal saya termasuk orang yang sedikit takut ketinggian itu terjadi hingga berjalan sekitar sekitar 30 meter. Sisa 10 m menuju ujung jembatan, seolah kesadaran memulih sepenuhnya, termasuk muncul rasa takut.  Saya pun sedikit grogi, kaki agak bergetar. Kaki berjalan seolah tidak seimbang.  

Beruntung ini terjadi tidak lama, karena seorang petugas muncul melihat saya sedikit ragu. Anehnya justru saya memberi kamera ke petugas itu. 

"Mbak, saya tolong difoto ya, yang bagus ya", sementara saya mundur balik ke jembatan  untuk menemukan pose  yang pas.

Perasaan lega bercampur senang, begitu petugas melepas belt pengaman.  Saya pun turun dari menara mengakhiri perjalanan ini. Rasanya ini pengalaman yang langka.

Malang, 10 September 2018

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun