Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Observatorium Taipei 101

28 Agustus 2017   09:03 Diperbarui: 28 Agustus 2017   10:47 6595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lantai 91 observatorium outdoor (koleksi pribadi)

lantai 91 observatorium outdoor (koleksi pribadi)
lantai 91 observatorium outdoor (koleksi pribadi)
Pengunjung bisa turun dengan tangga ke lantai 88 untuk melihat wind damper. Ini adalah sebuah bola pendulum seberat 800 ton berbentuk bola baja berwarna kuning berdiameter sekitar 8 m menggantung pada empat tali baja, dibawahnya ditahan oleh konstruksi besi bersuspensi. 

Salah satu jembatan dilihat dari di observatorium (koleksi pribadi)
Salah satu jembatan dilihat dari di observatorium (koleksi pribadi)
Pendulum dipasang untuk menstabilkan bangunan menara ini terhadap goyangan akibat gempa bumi atau angin topan.  Typhoon di pesisir benua Asia Timur jauh sering terjadi dan sangat kuat.  Kebetulan saat ini di Taiwan, Cina Selatan dan Hongkong kena dampak badai Hato dan Pakhar.  Di ruang pendulum ini dapat disaksikan video kejadian gerakan bola pendulum saat terjadi typhoon tahun 2015.

bola pendulum di lantai 88 (koleksi pribadi)
bola pendulum di lantai 88 (koleksi pribadi)
Pengunjung bisa naik tangga ke lantai 91 untuk melihat outdoor.  Disini bisa merasakan udara bebas untuk melihat pemandangan.  Namun akses ini dibatasi dan hanya dibuka saat cuaca tidak berangin.  Saya sempat naik kesini, dan area pandang memang sangat terbatas oleh pagar setinggi 160 cm.  Ini adalah upaya menjamin keselamatan pengunjung.

Bangunan menara Taipei 101 dan observatorium ini adalah wujud nyata teknologi tinggi.  Bangunan dan infrastruktur di dalamnya menggunakan teknologi terbaru. Bangunan memiliki jaringan fiber optik dan hubungan internet dengan kecepatan 1 gigabyte per detik. Teknologi kecepatan lift adalah paling canggih.  Hal ini menyediakan bagi peminat atau pakar arsitertur, tata kota, ilmu lingkungan, elektro, sipil, iklim  sebagai tempat belajar atau praktikum yang luar biasa.

Hong Kong, 28 Agustus 2017

Ditulis dalam suasana hujan dan mendung akibat pengaruh typhoon Pakhar.

Penulis menulis buku:

  • Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1
  • Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2 
  • Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1 
  • Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun