Potensi kekayaan alam kabupaten Malang memang luar biasa. Hal ini memberikan potensi bagi wisata alam, khususnya dari wilayah pegunungannya. Wilayah kabupaten Malang menjadi hulu bagi sungai-sungai kecil, yang kemudian menyatu menjadi sungai Brantas. Sungai-sungai kecil di hulu, dengan fisiografinya, banyak menciptakan air terjun yang unik, eksotik dan indah.
Salah satunya adalah Coban Tengah, yang masuk wilayah di desa Pandesari, kecamatan Pujon, kabupaten Malang, terletak di koordinat -7.891653, 112.475420. Â Coban tengah terletak di atas wana wisata Coban Rondo yang sudah lebih dulu dikenal.
Saya berkesempatan berkunjung ke Coban Tengah, pertengahan bulan Mei 2017, dalam rangka studi lapang ekowisata bersama 20 mahasiswa prodi S2 lingkungan program pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. Â
Jalan menuju Coban Tengah adalah sejalan dengan wana wisata Coban Rondo. Â Keduanya dalam satu pengelolaan oleh Perhutani. Setelah masuk pintu gerbang Coban, kurang lebih sekitar 500 m ada pertigaan, Â masuk ke kiri dengan rambu arah yang jelas. Â Dari sini, jalan ke arah Coban Tengah sejauh 2 km belum beraspal, masih berupa tanah, yang licin di musim penghujan. Â Pengunjung sebaiknya naik motor atau trail dengan melewati jalanan selebar 3 m dikelilingi vegetasi pepohonan hutan pinus.
Jalanan tidak kurang empat kali menyeberangi sungai kecil. Â Pengunjung sebaiknya melepas sepatu atau sandal saat kaki menyentuh air sungai. Seandainya jatuh pun tak apa, karena airnya mengalir lembut dan hanya sebatas betis. Di situlah pengunjung saling tertawa dan bercanda. Suasana yang nyaman ini dapat mengakrabkan dan menciptakan persahabatan.
Suara air sungai mengalir terdengar berpadu dengan sayup-sayup suara air terjun. Â Kiranya air terjun Coban Tengah sudah dekat. Lima puluh meter di depan, nampak air terjun dengan sebuah penanda bertuliskan huruf artistik, Coban Tengah; seolah dengan ramahnya menyambut siapa saja yang datang. Gambar ini yang banyak muncul di internet.
Ruang area sekitar air terjun tidaklah luas, hanya sekitar 300 m persegi, sementara genangan air seluas 150 m persegi. Hal ini diperkirakan hanya memuat sekitar 100 pengunjung, lebih dari itu maka Coban Tengah akan nampak penuh sesak.
Malang, 4 Juli 2017
Catatan: Semua foto adalah koleksi pribadi
Penulis menulis buku: Â
- Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1 Â
- Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2Â
- Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1Â
- Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H