Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Coban Talun, Kota Batu, Tujuan Wisata untuk Segala Usia

3 Juli 2017   16:16 Diperbarui: 5 Juli 2017   07:02 56764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansekap air terjun Coban Talun (Koleksi Pribadi)

Coban Talun adalah salah satu tujuan wisata di kota wisata Batu, Malang.  Posisinya hanya sekitar 3 km dari Selecta, tujuan wisata yang lebih dulu populer.  Menuju Coban Talun mudah dijangkau, dengan berkendaraan dari kota Batu hanya sekitar 10 menit. Coban Talun berlokasi di Desa Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada koordinat -7.800929, 112.516631, pada ketinggian 1300 m.

Peta Lokasi Coban Talun (googlemap)
Peta Lokasi Coban Talun (googlemap)
Jalan dari kota Batu ke Coban Talun sangat nyaman dan indah, dengan pemandangan pegunungan pada sisi barat gunung Arjuno.  Sepanjang jalan banyak obyek wisata berbasis apel atau bunga/tanaman hias dengan akomodasi penginapan dan kuliner.  Infrastruktur wisata telah dibangun oleh pemkot Batu dengan kondisi memadai, dan masyarakat mendukung layanan wisata ini.  Masyarakat, meski berbasis agraris, namun telah lama terlibat dan punya entrepreneurship dalam berwisata.

Pintu gerbang Wisata Coban Talun (koleksi pribadi)
Pintu gerbang Wisata Coban Talun (koleksi pribadi)
Lansekap air terjun Coban Talun (Koleksi Pribadi)
Lansekap air terjun Coban Talun (Koleksi Pribadi)
Nama coban Talun merujuk kepada suatu obyek wisata air terjun.  Ya.. disini ada air terjun yang arusnya cukup besar, yang merupakan hulu sungai Brantas.  Coban Talun dikelola oleh Perhutani, dan bekerja sama dengan pihak swasta yang menyediakan wahana-wahana yang menghibur wisatawan.  Obyek Coban Talun memadukan wisata alam dan wisata buatan, sehingga dapat melayani wisata untuk berbagai usia, minat atau kebutuhan.

Bagi pengunjung, tetaplah untuk melihat air terjun.  Begitu tiba di lokasi, jadikan air terjun sebagai obyek utama untuk dinikmati, setelah itu silakan menikmati wahana lain.  Mengapa? Karena keindahan alam air terjun tidak tergantikan. 

coban-talun14-595a02af177b615036c19c82.jpg
coban-talun14-595a02af177b615036c19c82.jpg
Jalur menuju Coban Talun (koleksi pribadi)
Jalur menuju Coban Talun (koleksi pribadi)
Dari lokasi parkir, pengunjung harus berjalan kaki menurun sejauh 1 km ke air terjun.  Pemandangan sepanjang jalanan sangat indah, lewat lereng bukit, panorama pegunungan eksotik dengan hutan pinus.  Suara satwa hutan yang khas berpadu dengan semilir angin, serta sayup suara air terjun; sangat nyaman untuk dinikmati.  Di setengah perjalanan, akan nampak derasnya air terjun yang mengalir ke lembah sungai.

Pengunjung tidak perlu kuatir letih atau capai, suasana alam yang sejuk dan nyaman akan menghibur.  Berjalan lah santai tidak terburu-buru, dan berhati-hati karena jalanan ada yang menurun terjal.  Anak berusia empat atau lima tahun pasti nyaman dengan lingkungan hutan yang bersahabat.  Anda yang berusia 50 - 60 tahun juga nyaman sambil berlatih jalan kaki, sambil momong melihat kegembiraan cucu.  Penulis banyak melihat pengunjung berusia paruh baya, ada yang suami istri, atau ibu beserta anak-anak dan cucunya.  Sekali lagi jaraknya hanya 1 km, tidak terlalu jauh.

coban-talun6-595a031c549773402bfe409c.jpg
coban-talun6-595a031c549773402bfe409c.jpg
Kuliah lapang di Coban Talun (koleksi pribadi)
Kuliah lapang di Coban Talun (koleksi pribadi)
Nah, begitu tiba di lokasi air terjun. Pengunjung pasti takjub dengan alam dan lembah sekitar air terjun.  Geologi coban Talun terbentuk oleh batuan beku melalui proses erupsi vulkanik. Debit air terjun berkisar 4000 hingga 1000 liter per detik, dari ketinggian sekitar 30 m, menciptakan kabut uap air dalam skala luas.  Hal ini dapat membahayakan pengunjung bila mendekat.  Batu-batu besar di dekat air terjun seolah menjadi monumen saksi tentang keagungan alam.

coban-talun18-595a0474577b613a52b5d136.jpg
coban-talun18-595a0474577b613a52b5d136.jpg
Wisata keluarga di Coban Talun (koleksi pribadi)
Wisata keluarga di Coban Talun (koleksi pribadi)
Pengunjung memanfaatkan lokasi yang cukup luas di sekitar air terjun untuk istirahat dan berbagai aktivitas.  Ada ruang cukup luas untuk sekedar duduk, istirahat sambil bercengkrama. Lokasi ini juga tepat untuk mengajak mahasiswa peraktek lapangan atau praktikum, seperti yang pernah saya lakukan.

Nah, bagi yang suka berfoto, khususnya anak-anak muda, banyak tempat bisa dipilih, mulai di aliran sungai, batu-batuan hingga ketinggian dekat air terjun; semuanya menarik dan luar biasa.  Pengunjung wajib waspada dan berhati-hati karena di beberapa tempat licin dan basah oleh tampias air terjun atau uap air.  

Selesai dari lokasi air terjun, pengunjung dapat memilih wahana hiburan.  Ada macam-macam wahana yang dapat dikunjungi, oleh orangtua, anak muda atau anak-anak balita.  Kalau ini sih tanpa tantangan fisik, lokasinya berdekatan di sekitar lokasi parkir.

Kebun bunga di Coban Talun (koleksi pribadi)
Kebun bunga di Coban Talun (koleksi pribadi)
Pengunjung yang suka bunga dapat mengunjungi kebun bunga.  Disini ada beragam bunga, dari jenis atau warna.  Tempat ini sangat indah untuk berfoto berlatar bunga atau kebun dengan berlatar pepohonan hutan.  Sering dijumpai pasangan atau model yang berfoto atau shooting video untuk prewedding atau media majalah.  Yang kurang dari taman bunga adalah tidak ada sentuhan edukasi perihal botani, edukasi biologi tropika, atau budidaya tanaman bunga atau hias.

coban-talun2-595a0599577b61f044b5d134.jpg
coban-talun2-595a0599577b61f044b5d134.jpg
Kampung Indian di Coban Talun (koleksi pribadi)
Kampung Indian di Coban Talun (koleksi pribadi)
Pengunjung dapat juga memilih wahana Apache.  Maksudnya wahana kampung dan budaya Indian dari suku Apache, yakni rumah Indian, kantin, beserta atribut kostum, topi dan pernik lainnya.  Namun wahana ini nampak berkesan kosmetik India saja, tanpa muatan edukasi lokal.  Kampung Indian ini justru terkesan tidak bersahabat dengan kondisi lokal, tidak cocok dengan alam tropis yang lembab dan basah.

coban-talun4-595a05f8577b61ee57b5d130.jpg
coban-talun4-595a05f8577b61ee57b5d130.jpg
coban-talun8-595a062aa723bdc0681d7ef0.jpg
coban-talun8-595a062aa723bdc0681d7ef0.jpg
Wahana Pagupon di Coban Talun (koleksi pribadi)
Wahana Pagupon di Coban Talun (koleksi pribadi)
Terakhir, adalah wahana rumah pagupon.  Pagupon adalah istilah bahasa Jawa, artinya sangkar burung merpati.  Disini seperti kampung pagupon, tersedia rumah-rumah berbentuk pagupon, yang disewakan untuk wisatawan.  Satu rumah pagupon terdiri satu kamar tidur dan kamar mandi.  Wahana disini dilengkapi kantin, mushola, rumah pohon, bunga, hammock dan taman bunga.  Pengunjung datang kesini kebanyakan hanya untuk sekedar berfoto.  Tidak ada makna edukasi pagupon yang diperoleh pengunjung.

coban-talun15-595a07e55497737e26fe409e.jpg
coban-talun15-595a07e55497737e26fe409e.jpg
Layanan motor ATV dan trail di Coban Talun (koleksi pribadi)
Layanan motor ATV dan trail di Coban Talun (koleksi pribadi)
Fasilitas wisata di Coban Talun antara lain mushola, kantin, balai serbaguna, dan ruang parkir yang laus.  Sebenarnya masih ada jasa rafting namun agak jauh lokasinya.  Suasana lingkungan wisata juga aman dan nyaman, selain karena faktor lingkungan yang sejuk dan dingin.  Pengunjung dapat menyewa motor trail atau ATV (motor roda empat), untuk berkeliling di sekitar lokasi. Tiket masuk di pintu gerbang Coban Talun sebesar sepuluh ribu rupiah per orang tidak termasuk pasrkir.  Sementara tiket masuk tiap wahana sebesar lima ribu rupiah per orang. 

Pihak Perhutani nampaknya kurang menyeleksi kehadiran pihak investor yang menyediakan wahana.  Kecuali obyek wisata air terjun, semua wahana hanya memberi kesan untuk berfoto, berkesan kosmetik  tanpa sentuhan edukasi.  Investor harusnya mengedepankan unsur lokal atau kreasi yang memuat lingkungan tropika, dengan sajian edukasi dan konservasi lingkungan.

Malang, 3 Juli 2017

Catatan: Semua foto adalah koleksi pribadi

Penulis menulis buku:   

  1. Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1   
  2. Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2  
  3. Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1  
  4. Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun