Wisata ke Gili Labak sudah mulai dikenali wisatawan. Â Banyak sekali tulisan yang memuat keindahan, keunikan atau kesan mendalam terhadap pulau Gili Labak. Â Pulau kecil seluas sekitar 5 ha itu makin diminati wisatawan. Â Nama kabupaten Sumenep ikut populer dengan keberadaan wisata pulau Gili Labak.
![Gili Labak (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak45-5900ca4f8923bdda3803b4c6.jpg?t=o&v=770)
![peta (googlemap)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/peta-5900c3b523afbd0b3935ee5c.jpg?t=o&v=770)
![Dosen dan Mahasiswa Fak Hukum, Universitas Widyagama Malang (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak43-jpg-5900c892cb23bdd737eb5c8b.jpg?t=o&v=770)
![koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak33-5900c41ef37a617f49802007.jpg?t=o&v=770)
![koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak42-5900c79dcb23bdfe3ceb5c87.jpg?t=o&v=770)
Namun ada sisi kehidupan yang lebih indah dengan menginap di pulau Gili Labak. Â Pemandangan sore atau senja, malam, shubuh hingga pagi menampakkan hal yang lebih berkesan. Â Kami menikmatinya, ternyata sungguh luar biasa. Â Apa saja aktivitas itu?
- Keliling pulau. Â Pulau Gili Labak memang kecil, bahkan tidak nampak di googlemap. Â Panjang garis pantai atau keliling pulau hanya sekitar 1200 m. Tidak perlu kuatir letih untuk mengelilingi pulau. Â Medannya juga ringan. Â Namun jangan heran kalau wisatawan mau berlama-lama mengelilingi pulau ini karena pemandangannya menakjubkan. Â Sebentar-sebentar pasti akan mengabadikan kamera pada semua tempat, di air, pasir atau vegetasi.
![koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak46-5900ca2dcb23bda034eb5c8c.jpg?t=o&v=770)
![gililabak44-5900c97af07a61ec42a71cf5.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak44-5900c97af07a61ec42a71cf5.jpg?t=o&v=770)
- Main bola di pantai. Â Pantai pasir Gili Labak sangat bersih dan lembut. Â Langkah kaki terasa empuk di pasir meninggalkan bekas telapak yang lembut. Â Ini nyaman untuk berlarian atau bermain bola. Â Saat tubuh terjatuh pun, sangat lembut. Â Mahasiswa dengan membuka baju sangat menikmati olahraga ini.
![gililabak47-5900cb41f07a61c538a71cf7.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak47-5900cb41f07a61c538a71cf7.jpg?t=o&v=770)
- Berenang di pantai dan menikmati sunset. Â Setelah main bola, saatnya menyegarkan badan dengan berendam, berenang atau bermain air di pantai. Â Suasana senja menciptakan langit temaram yang indah. Â Terlebih air laut yang hampir tanpa ombak, menciptakan suasana tenang dan nyaman.
![koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak36-5900cbbe5097736d1be70eb5.jpg?t=o&v=770)
![koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak26-5900cb77509773651be70eb5.jpg?t=o&v=770)
![senja gili labak (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/selfi2-jpg-5900cd8ff07a61ba42a71cf5.jpg?t=o&v=770)
- Makan malam. Â Nah ini yang ditunggu. Â Setelah seharian tenaga terkuras dengan berbagai aktivitas, kami menikmati makan malam di udara terbuka malam hari. Â Listrik disel cukup terang memberi cahaya di sekitar gazebo pantai. Â Menu ikan bakar memberi semangat untuk menyantap hidangan malam. Â Menu makan di Gili Labak semuanya nikmat, selalu ada ikan dengan beragam masakan. Â Ibu Rini si pemilik warung nampaknya trampil memasak dan menguasai selera wisatawan.
![koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak30-jpg-5900cc248923bd393703b4c6.jpg?t=o&v=770)
- Berdiskusi dan bercanda di bawah kolong langit. Â Nah, asal tidak hujan, maka menghabiskan malam di udara terbuka sungguh nyaman. Â Udara malam memang tidak seberapa dingin, nyamuk juga pas liburan mungkin he..he. Â Para mahasiswa sebagian menghabiskan malam di gazebo, di hammock atau di udara terbuka. Â Sebelumnya kami agendakan untuk berdiskusi dengan pemilik warung dan tokoh lokal untuk bercerita perihal kehidupan di Gili Labak.
![diskusi malam hari (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak27-jpg-5900cc4f1fafbdab74a38f5a.jpg?t=o&v=770)
![sunrise (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak37-5900cc9df37a61e247802008.jpg?t=o&v=770)
![sunrise gili labak (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/26/gililabak28-5900ccfb8c7e617333ea10f8.jpg?t=o&v=770)
- Menikmati matahari terbit. Â Di pagi hari, ayam berkokok memanggil. Â Kami pun terbangun untuk bergegas menyongsong matahari. Â Berjalan sekejap sekitar 300 m, sudah bertemu pantai di bagian lain yang menghadap ufuk. Â Kami pun berjalan, sendirian, sendirian saja seperti sejak kemarin sore. Â Mendung menggelayut matahari sehingga sinarnya tertutup dan membias. Â Tetap saja indah. Â Langit kemerahan nampak eksotik dan menarik, menciptakan bayang dan siluet pagi hari.