Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Semua Berawal dari Membaca

26 Januari 2017   03:23 Diperbarui: 26 Januari 2017   14:30 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: chesterfield.ac.uk

Fenomena yang terjadi saat ini perlu menjadi renungan. Komunikasi negatif di media sosial sangat marak. Munculnya berita hoax, ungkapan bernada SARA, ajakan membenci, atau menyebar berita bohong; adalah akibat kurangnya pengendalian diri. Ini secara langsung atau tidak, adalah akibat dari kurangnya pengetahuan atau kurang membaca. 

Ini yang pernah dikatakan mantan presiden Suharto, ”Ojo Kagetan, Ojo Gumunan, Ojo Dumeh”.  Masyarakat saat ini mudah terkejut atau kagetan, karena seolah-olah baru mengetahui hal yang terjadi. Banyak orang bersikap heran atau nggumun, karena seperti melihat sesuatu yang aneh. Orang-orang bersikap sok berkuasa atau dumeh, karena seperti ada kesempatan atau aji mumpung.

Aksi-reaksi yang terjadi saat ini sudah pernah terjadi sebelumnya, tertulis dengan jelas dalam berbagai kitab. Saat ini, orang begitu mudah tersinggung, bersikap kasar, takut kurang dukungan, takut tidak populer; itu semua adalah atribut keduniaan, mementingkan ego semata. Macam-macam komunikasi negatif itu tidak sesuai dengan kitab-kitab perihal akhlak. Itu semua adalah perkara yang besar yang merendahkan martabat kemanusiaan, pernah terjadi pada jaman kebodohan.

Kalau saja mereka banyak membaca, memahami dengan jernih disertai pengendalian diri, tidak akan terjadi komunikasi negatif itu. Kalau masyarakat terbiasa membaca, pasti tidak sempat melakukan hal-hal yang tidak perlu. Mereka akan saling menghargai dan bekerja sama, sibuk menunjukkan kreativitas dan produktivitas. Banyak membaca membuat orang tawadu, berupaya menciptakan kesejukan dan kebahagiaan, menyejukkan dan membahagiakan, seperti masa-masa dulu; seperti negara-negara yang sudah maju. 

“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Bukhari)

Malang, 26 Januari 2016

Penulis buku:

  • Iwan Nugroho.  2013.  Budaya Akademik Dosen Profesional.  Era Adicitra Intermedia, Solo.  169p.  ISBN 978-979-8340-26-0
  • Iwan Nugroho.  2016.  Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak.  Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p.  ISBN 9786022296386 (NEW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun