Wisata gunung Kelud sangat populer. Â Wisata ini mirip dengan wisata Merapi. Â Dua gunung ini dikenal sangat aktif, dan sering erupsi. Â Erupsi Gunung Kelud terjadi dalam siklus lima belas tahunan, dengan tingkat eksplosif dahsyat. Â Letusan terakhir tahun 2014, sempat melumpuhkan perekonomian di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, dengan ditutupnya bandara utama di Surabaya, Malang, Denpasar, Yogyakarta dan Semarang akibat debu erupsi.
Saya pernah tinggal di dusun Djengkol (1, posisi geografi -7.866699, 112.148637), desa Plosokidul, kecamatan Plosoklaten, kabupaten Kediri, mulai tahun 1992 hingga 2006. Â Desa kami berjarak sekitar 25 km ke arah puncak gunung Kelud.
Daerah ini sangat sejuk dan subur, layak untuk tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultur. Â Ini telah menjadi perhatian sejak penjajahan Belanda dulu. Â Belanda sudah membangun infrastruktur di Gunung Kelud untuk keperluan mengurangi dampak erupsi, membangun industri gula, kebun tebu, kopi, cengkeh dan nanas. Â Jadi sebenarnya, potensi ini sudah tergali sejak dulu, termasuk untuk wisata.
Dusun Djengkol (koleksi pribadi)
http://www.kompasiana.com/yassarlina/tempat-indah-bernama-jengkol_552fb7706ea83401248b4579
Kini, Gunung Kelud menjadi tujuan wisata yang makin populer. Â Semua pihak bersama-sama mengembangkan tujuan wisata tersebut, khususnya pemerintah kabupaten Kediri dan masyarakat. Â Dahulu wisata Kelud juga sudah populer, hanya saja tidak seperti sekarang; dimana teknologi IT dan gadget ikut mempromosikan tempat-tempat destinasi wisata. Â
Akses ke Puncak Gunung Kelud lebih mudah dicapai dari kota Kediri ke arah Wates, kemudian ke kecamatan Ngancar. Â Pengunjung dari Surabaya, mengambil arah Jombang, Pare ke Wates. Â Pengunjung dari Malang, mengambil arah ke Pare, kemudian ke Wates. Â Wates adalah kota kecamatan, di banyak persimpangan atau sudut jalan, petunjuk menuju arah Wisata Gunung Kelud banyak ditemukan. Â Jalan dari Wates ke arah Ngancar beraspal halus, dan cukup lebar.
Area parkir di puncak Kelud, sebelum meletus tahun 2007 dan 2014 (https://ganzimaru.files.wordpress.com)
Pada tahun 2000an, infrastruktur wisata gunung Kelud sudah memadai. Â Akses jalan sudah sampai dekat puncak, dan tersedia lahan parkir yang luas (posisi geografi -7.937329, 112.297170), dan berbagai fasilitasnya. Â Pengunjung dapat menggunakan motor, mobil, atau (olahraga) sepeda gunung. Â Pengunjung berjalan kaki dari lapangan parkir melewati terowongan dan langsung berada di tepi danau kawah.
Kini kondisinya berubah, erupsi tahun 2014 telah merusak jalan dan infrastruktur lain di sekitar puncak Kelud. Â Mobil pengunjung bisa mendekat hanya sekitar 2 km dari puncak, disini tersedia lahan parkir untuk sekitar 35 mobil kecil (posisi geografi -7.935525, 112.284212). Â Pengunjung selanjutnya dapat menyewa ojek motor untuk naik lagi sejauh 500 m, selebihnya harus berjalan kaki ke puncak. Â Untuk anak-anak muda penyuka petualang, perlu mencoba jalur trekking ini.
Parkir mobil Gunung Kelud (koleksi pribadi)
Awal minggu ini (2 Januari 2017), saya jalan-jalan ke Gunung Kelud. Â Pengunjungnya ramai sekali, memanfaatkan liburan tahun baru. Â Saat ini masih musim penghujan. Â Suasananya benar-benar segar khas pegunungan. Â Pemandangan di sekitar lahan parkir, atau tempat ojek motor, atau naik lebih tinggi lagi, semuanya indah, sejuk dan menghijau. Â Â Ada keinginan naik dengan berjalan kaki, namun kondisi alam sudah mendung dan gelap. Â Lansekap alam menakjubkan, bisa melihat dataran rendah kabupaten Kediri di bawahnya. Â Â
Puncak Gunung Kelud (koleksi pribadi)
Namun, berdasarkan pengalaman saat musim kemarau, kondisi wilayah sekitar gunung Kelud kering dan berdebu. Â Tanahnya berpasir dan berdebu (masuk golongan tanah Entisol, menurut Soil Taxonomy). Â Karena itu, potensi erosinya juga tinggi untuk terbwa air hujan.
Aktivitas pengunjung wisata di sekitar puncak gunung Kelud itu, kebanyakan berfoto, khususnya di sepanjang jalan beraspal. Â Setting atau background foto sangat beragam, semuanya menampilkan keelokan sisi-sisi gunung Kelud, dan panorama alamnya. Â Tersedia mobil offroad mini, untuk menarik anak-anak berfoto disini. Â Sudah ada jasa layanan foto langsung jadi, dengan layanan yang ramah dan trampil, menggunakan kamera DSLR. Â Hasil cetakannya pun bagus.Â
Berbagai aktivitas di sekitar puncak Kelud: teropong (atas), layanan foto (tengah), musik bambu (bawah) (koleksi pribadi)
Ada yang agak unik, yaitu pengamen musik bambu. Â Musik bambu mengiringi suasana alam dengan lagu irama dan vokal karawitan. Â Jarang sekali ada pertunjukan musik seperti ini. Â Disediakan kotak uang untuk pengunjung yang mau membagi rejeki kepada seniman langka ini. Â Di tempat lain, sajian musik pengamen ini dibuat lebih formal. Â Pengamennya berpakaian artistik dan rapi, dan menerima ajakan berfoto dari pengunjung. Â Ini pasti berdampak promosi bagi musik bambu dan memberikan kesejahteraan lebih bagi artisnya.
Akomodasi dan fasilitas wisata di sekitar puncak Kelud tersedia memadai. Â Warung makan dan minum di area parkir tersedia banyak, menyajikan makan, minum atau jajanan. Â Jumlah ojek motor lebih dari lima puluh unit, dengan harga lima belas ribu menuju dekat puncak pulang-pergi. Sewa ojek dikelola dengan nyaman, dengan antrian, pengunjung tidak perlu berebut.
Jalan bermedan magnet, Gunung Kelud (koleksi pribadi)
Di dekat puncak Kelud, di bawah lokasi parkir mobil sekitar 1 km, ada jalan yang bergaris seperti putih sepanjang sekitar 150 m (posisi geografi -7.937007, 112.271956). Â Jalan diberi gapura kecil berwarna, bertuliskan jalan misterius. Â Inilah jalan yang bermagnet, yang dapat menarik mobil untuk berjalan sendiri ke arah turun (ke arah Wates). Â Ini mirip jabal magnet di sekitar kota Madinah. Â Mobil kami berkali-kali maju dan mundur, dan berputar untuk membuktikan gaya tarik itu. Â Dan memang, dengan transmisi gigi nol, atau mesin di matikan, mobil bergerak dengan kecepatan sekitar 15 km per jam.
patung Lembusuro, gunung kelud (koleksi pribadi)
Pengunjung wisata Gunung Kelud masih bisa menikmati obyek lainnya. Â Sebuah perusahaan perkebunan membangun semacam rest area dan pusat kuliner dilengkapi
taman bunga, diberi nama
Taman Agro Margomulyo (posisi geografi -7.931195, 112.264052). Â Di taman, diberikan suatu penanda patung besar manusia berkepala sapi, yang disebut Lembu Suro.
Lembu berarti sapi, Suro adalah buaya, menandakan orang yang kuat. Â Perusahaan pengembangnya ini sudah lama mengelola komoditi cengkeh, kopi dan nanas. Â Posisi rest area ini berada di tepi jalan, sekitar 1 km di bawah jalan misterius. Kuliner yang disajikan juga beragam dengan disain dan lingkungan yang nyaman. Â
Taman Bunga Margomulyo, Gunung Kelud (koleksi pribadi)
Mungkin karena masih baru dibangun, koleksinya bunga belum lengkap. Â Namun taman bunga cukup menghibur pengunjung wisata Gunung Kelud. Â
Bunga berwarna kuning, ungu dan putih cukup menghibur dan mata sedap memandang. Â Ada juga kebun nanas dan bunga matahari. Â Disini orang tua, anak muda, atau balita memanfaatkannya untuk berfoto.
Lokasi pos masuk wisata Gunung Kelud (koleksi pribadi)
Fasilitas wisata lainnya cukup memadai. Â Sebelum memasuki pos masuk wisata Gunung Kelud (posisi geografi -7.926474, 112.236028), tersedia beberapa homestay atau restoran yang disediakan oleh penduduk. Â Biro atau travel wisata telah menggunakannya sebagai bagian paket perjalanannya. Â Di sekitar pos masuk juga ada gedung teater dan museum gunung Kelud. Â Pengunjung juga dapat berbelanja buah nanas disini, tersedia nanas lokal dan nanas madu khas gunung Kelud.
Malang, 5 Januari 2017
Penulis bukuÂ
- Iwan Nugroho. Â 2011. Â Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Â Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. Â ISBN 978-602-9033-31-1
- Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. Â 2012. Â Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Â Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta (ISBN 979-3330-90-2)Â
- Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. Â 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. Â ISBN 978-602-1680-13-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya