Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyaksikan Penyu di Perairan Gili Trawangan

12 Agustus 2016   14:25 Diperbarui: 12 Agustus 2016   20:23 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berenang snorkeling (koleksi pribadi)

Kapal menunggu wisatawan diving atau snorkeling (koleksi pribadi)
Kapal menunggu wisatawan diving atau snorkeling (koleksi pribadi)
Saya berenang menuju ke arah penyu, ditemani awak perahu.  Beberapa orang sudah disana.  Saya melihat kondisi bawah air cukup terang dan jelas. Benar, nampak ada seekor penyu berukuran kurang lebih 80 hingga 90 cm di dasar laut, pada kedalaman sekitar tiga meter. Penyu berwarna antara coklat kehijauan, di tengah terumbu karang yang subur.  Indah sekali pemandangan disini, mempesona dan luar biasa ciptaan Allah ini.  Saya berenang mendekat lagi ke penyu. Penyu nampak diam, dan berjalan lambat, seolah waspada dengan kehadiran para wisatawan. Saya sudah mengambil beberapa foto penyu tersebut. Disana juga ada para diver menikmati pemandangan lain di kejauhan, mungkin disini habitat penyu yang sering dilihat oleh para nelayan.

Penyu Gili Trawangan (koleksi pribadi)
Penyu Gili Trawangan (koleksi pribadi)
Awak perahu tahu bahwa saya tidak begitu trampil berenang, karena itu ia mendekat.  “Saya akan menyelam dan mengambil foto penyu dari jarak dekat”, katanya.  Saya setuju saja, sambil terengah-engah menahan gelombang laut dan menyerahkan kamera kepadanya.  Sementara ia turun ke dasar laut, saya kembali naik perahu. Kondisi laut ini mirip tempat sebelumnya, dengan arus lebih kuat.  Bagi saya, meski dengan bantuan pelampung dan snorkeling, berenang di laut sangatlah tidak mudah.  Berenang ke berbagai arah memerlukan energi yang besar dan melelahkan.

Suasana sore hari di Gili Air (koleksi pribadi)
Suasana sore hari di Gili Air (koleksi pribadi)
Sore hari di Gili Air (koleksi pribadi)
Sore hari di Gili Air (koleksi pribadi)
Perjalanan berikutnya adalah menuju pulau Gili Air.  Begitu tiba di pulau, kami menuju suatu restoran untuk makan sambil melepas lelah.  Menu soto ayam dan teh panas cukup memulihkan tenaga kami. Sekitar satu jam kami beristirahat di Gili Air. Saya juga sempat berbincang banyak dengan pemilik restoran, tentang kondisi dan perkembangan wisata.  Pulau ini kondisinya sederhana, seperti desa, namun mampu melayani kebutuhan wisatawan asing.  Jalanan desa masih berlantai tanah, dengan restoran sederhana, toko, warung, serta homestay di sekitarnya.  Terlihat para wisatawan lalu lalang, dengan berjalan kaki, atau bersepeda.  Suasananya sangat nyaman. 

Senja menuju Gili Trawangan (koleksi pribadi)
Senja menuju Gili Trawangan (koleksi pribadi)
Sekitar jam 17.00 kami meninggalkan Gili Air, untuk kembali ke Gili Trawangan.  Pemandangan senja hari itu sangat indah, dengan angin laut sejuk, dan ombak lembut.  Langit kemerahan diufuk barat menyambut arah perahu.  Pikiran menerawang serasa bersyukur menikmati karunia alam ini.  Allahu Akbar.  Begitu tiba di Gili Trawangan, kami langsung melanjutkan berperahu ke pulau Lombok.  Perahu yang sama seperti kami berangkat di siang hari.

Malang, 12 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun