Akhir bulan Juli 2016, saya berkesempatan melakukan perjalanan ke pulau Lombok, khususnya di Mataram dan sekitarnya. Â Persiapan perjalanan tidak ada hal-hal khusus, karena sudah dibantu teman-teman yang ada disana. Â Rombongan kami berjumlah tujuh orang, dan sebagian sudah pernah ke Lombok. Â Salah satu tujuan yang akan didatangi adalah pulau Gili Trawangan, tujuan wisata yang sudah sangat populer.
Mendengar Gili Trawangan berhubungan dengan wisata bahari. Â Keindahan lautnya sangat luar biasa. Â Itu masih dalam benak angan-angan saya, sebagaimana berita di dalam media sosial atau internet. Â Kali ini, hal itu akan kami buktikan.
Kami menyewa sebuah perahu motor berukuran panjang 5 meter. Â Perjalanan berperahu menuju pulau Gili Trawangan kurang lebih dua puluh menit. Saat itu, waktu sekitar jam 13.30, dengan angin berkekuatan sedang. Â Ombak saat itu cukup kuat, menghentak badan perahu, menghasilkan suara keras dan membuat tubuh berguncang. Â Mendekati pulau Gili Trawangan, nampak lautnya kebiruan dan sangat jernih. Â Pemandangan bawah laut nampak jelas, dengan ikan-ikan kecil. Â Mendekati dermaga apung di Gili Trawangan, nampak banyak perahu berlabuh, dengan puluhan wisatawan yang baru datang atau yang beranjak.
Kapal diawaki oleh dua orang, membawa kami melintasi ombak. Â Saya tidak begitu jelas kemana arah perahu ini. Â Kapal ini terasa longgar, karena seharusnya bisa memuat 20 orang. Â Karenanya kami bisa berpindah lokasi sambil menikmati indahnya perairan, sambil berfoto-foto. Â Kami dijelaskan oleh awak kapal, bahwa di sebelah kanan adalah pulau Gili Meno. Â Pulau yang terlihat relatif sepi ini, memiliki danau yang indah. Â Pulau Gili Meno dikunjungi banyak wisatawan asing, terutama untuk pasangan yang berbulan madu.
Saat tubuh menyentuh air laut, rasanya sejuk dan nyaman dan tidak dingin. Â Laut disini airnya begitu bersih dan jernih sehingga terlihat dengan jelas pemandangan bawah laut. Â Kedalaman air saat itu sekitar 1.5 meter. Â Terumbu karang nampak jelas, dan tumbuh baik. Â Ikan-ikan kecil berwarna mengitari terumbu menciptakan mosaik hamparan dasar laut. Â Sekitar 15 menit kami berenang menikmati laut itu.
Perahu kemudian beranjak lagi. Â Awak perahu menawarkan untuk melihat penyu. Â Belum sepuluh menit berjalan, perahu berhenti lagi di suatu tempat, masih di sekitar Gili Meno. Â Dini ada beberapa kapal juga sedang berjangkar menunggu wisatawan asing untuk snorkeling atau diving. Sementara kami masih ingin memulihkan tenaga. Â Tapi karena ini sangat unik, maka saya turun lagi. Â Air laut nampak lebih berombak, namun tetap nyaman.Â