Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Jalur Lingkar Selatan dari Sendangbiru ke Balekambang

18 Juli 2016   06:57 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 9530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempatan jalan Balekambang (koleksi pribadi)

Betapa senangnya warga Kabupaten Malang dan sekitarnya, termasuk wisatawan. Mengapa? Karena kini jalur lintas selatan (JLS) antara Pantai Balekambang dan pantai Sendangbiru sudah tersambung. Jalan beraspal halus mulus, dan luar biasa indah pemandangannya. Dua pantai itu adalah tempat tujuan wisata yang sudah berkembang. Sebelum ini, antara keduanya belum connecting menyeluruh. Padahal, jarak antara dua pantai itu hanya sekitar 24 km.

JLS berukuran lebar 7 hingga 8 m, dengan mutu jalan yang bagus. Jalan ini menembus hutan konservasi, lahan pertanian, termasuk memotong bukit dan melintasi pegunungan kapur selatan. Jalan ini mirip dengan JLS Pacitan ke Panggul. Di beberapa tempat, jalan melewati pesisir sehingga menawarkan pemandangan pantai dan lautan India yang indah. Jalan yang berkelok, yang naik dan turun, jembatan, berpadu dengan vegetasi di tepi jalan, serta perbukitan, membuat mata sangat betah untuk menikmati lukisan dan lansekap alam. Jalan ini kabarnya baru selesai satu bulan. Begitu mendengar kabar tersebut, penulis buru-buru ingin melihat ke sana pada minggu kemarin (14 Juli 2016).

Perempatan jalan Balekambang (koleksi pribadi)
Perempatan jalan Balekambang (koleksi pribadi)
JLS di Kabupaten Malang belum seluruhnya selesai. JLS di sebelah barat Balekambang masih berupa jalan tanah dan berbatu, namun dapat diakses oleh wisatawan menuju Pantai Kondang Merak. Sementara JLS di sebelah Timur Sendangbiru, kondisinya hampir sama. 

Memang pengembangan JLS agak komplek dan banyak kendala. Alasannya bukan sekedar kendala pembiayaan. Namun, wilayah sekitarnya merupakan kawasan konservasi, memiliki fungsi ekologi, flora dan fauna yang khas. JLS berpeluang mengganggu konservasi ekosistem alami di sana. Hal ini memerlukan perhitungan yang cermat perihal manfaat dan cost termasuk dalam aspek sosial dan lingkungan.

JLS melewati bukit dan pantai (koleksi pribadi)
JLS melewati bukit dan pantai (koleksi pribadi)
Dengan tersambungnya dua pantai itu, potensi sosial ekonomi wilayah menjadi terealisasi. Meski hanya 24 km, di dalamnya ada jasa-jasa lingkungan yang luar biasa indahnya. Seolah-olah ini seperti ada pasar kaget, yang menghadirkan produk baru, nan indah dan menarik dalam jumlah yang sangat banyak, yang belum pernah ada di tempat lain. Wajar, akhirnya semua orang berminat datang ke pasar kaget dan memperoleh kesan mendalam.

Jembatan bajulmati (bawah) dan sungai dekat Balekambang (atas) (koleksi pribadi)
Jembatan bajulmati (bawah) dan sungai dekat Balekambang (atas) (koleksi pribadi)
Secara geografis, JLS dari Pantai Balekambang ke Sendangbiru dan sebaliknya membentuk suatu area kantong, mirip kaos kaki, yang siap menerima interaksi aktivitas sosial ekonomi. Kantong itu juga memiliki daya tampung dan daya dukung yang harus dipelihara kelestarian lingkungannya. Daya dukung lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif suatu kegiatan. Daya tampung lingkungan hidup untuk melindungi dan menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya. 

Pedagang kecil bermunculan (koleksi pribadi)
Pedagang kecil bermunculan (koleksi pribadi)
Sudah ada sepuluh pantai yang siap menerima dan memanjakan wisatawan. Pantai yang sudah populer sebelumnya antara lain Sendangbiru, Goa Cina, Bajul Mati, dan Balekambang. Sementara pantai yang baru dikenal dengan selesainya JLS ini adalah Pantai Tiga Warna, Ungapan, Jolangkung, Bengkung, Ngudel, dan Nganteb. 

Berkembangnya JLS dan wisata pantai dapat menarik arus orang, barang dan jasa dari luar wilayah. Di area wisata pantai berkembang jasa parkir, warung makanan minuman, toko-toko, camping, mandi/WC, dan penginapan/homestay. Sementara di pinggir JLS dapat ditemukan aktivitas ekonomi bakul cimol, sempol, cilok, mobil warung makan, hingga warung permanen lalapan atau ikan bakar.

Wisata pantai baru (koleksi pribadi)
Wisata pantai baru (koleksi pribadi)
Malang Selatan memiliki potensi besar dalam komoditi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan; dan semuanya siap untuk mendukung jasa wisata lingkungan dan penunjangnya. Penduduk setempat, atau pelaku wisata sangat antusias berperan lebih banyak. Entrepreneur baru bermunculan. Ada seorang mantan perangkat desa, berinvestasi cukup banyak untuk mendirikan warung permanen di Pantai Ngudel. Juga ada, warung ikan bakar di Goa Cina membuka cabang di lokasi lainnya. Ini akan berpengaruh kepada peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan pembangunan wilayah.

Begitu nyamannya jalan JLS baru itu, dapat terjadi kemungkinan-kemungkinan berikut:

  • Masuknya penduduk luar wilayah mengais rejeki dalam bidang wisata dan penunjangnya. Hal ini akan menciptakan peningkatan kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, dan permasalahan sosial
  • Terjadi kemacetan lalu lintas di jalur lama, yakni Malang-Balekambang dan Malang-Sendangbiru. Jalan lama hanya selebar 4-5 m tidak akan mampu menampung lalu lintas wisatawan ke pantai khususnya di hari libur.
  • Terjadi perubahan arah dan beban lalu lintas pada jalur lama. Jalur Malang-Sendangbiru memiliki medan lebih sulit dan berisiko, seperti lebih berkelok, rawan longsor dan jurang; dibanding Malang-Balekambang. Karenanya, jalur Malang-Balekambang lebih dipilih banyak orang dan menjadi lebih padat. Bahkan orang akan lebih suka pergi ke Sendangbiru, melalui Malang-Balekambang, dan Balekambang-Sendangbiru, dan arah sebaliknya saat pulang.

Pembaca, buruan mengunjungi dan menikmati keindahan JLS Balekambang-Sendangbiru, dan siap-siap macet di hari libur.

Malang, 18 Juli 2016

Catatan: kecuali peta, semua foto adalah koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun