Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jangan Mudah Copas di Medsos, Lebih Baik Menulis

16 Juli 2016   00:02 Diperbarui: 16 Juli 2016   00:06 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman beberapa kali melakukan kesalahan dalam menggunakan WA.  Ia telah melakukan copas, dan ternyata beritanya tidak benar atau tidak sah.  Mengapa? Pertama, karena beritanya HOAX. Kedua, beritanya kedaluarsa.  Ketiga, beritanya menggunakan link yang tidak jelas.  Ini bukan hanya satu dua kali kejadian.  Tetapi baiknya teman itu, ia segera meminta maaf.

Demikianlah, bagi yang terbiasa menggunakan FB atau WA, mungkin saja berita yang tersaji itu juga tidak benar dan tidak sah.  Oleh karena itu, perlu senantiasa melakukan cek dan ricek terhadap berita-berita di media sosial.  Sederhananya, sebaiknya jangan menggunakan media sosial (medsos) sebagai sumber informasi utama.  Menggunakan medsos harus bijak, jangan mudah mengikuti arus, dengan menyetujui, share, like, berkomentar atau mendukung sebuah berita medsos.  

Bagaimanakah berita itu dianggap benar dan sah.  Berita dianggap benar apabila kejadiannya benar-benar ada, tercatat/terdokumentasi, dapat dibuktikan dimana dan kapan kejadiannya, serta dapat dikonfirmasi.  Misalnya berita tentang pendakian gunung, maka kebenarannya dibuktikan melalui GPS, foto, atau video di puncak gunung.  Selama belum ada bukti tersebut, maka pendakian gunung dianggap tidak pernah ada.

Berita dianggap sah apabila berita itu disampaikan oleh sumber yang sah, kompeten (profesional) dan bertanggungjawab.  Sumber tersebut antara lain kantor berita, koran legal, kantor pemerintah, aparat hukum, Universitas, atau pakar.  Sumber tersebut umumnya memiliki dokumentasi dan pemberitaan, termasuk memiliki website resmi, dan dapat diakses publik.

Misalnya berita tentang gempa, yang mengumumkan adalah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (bmkg.go.id).  Berita tentang APBN, gurubesar ilmu ekonomi layak menjadi sumber berita.

Dalam dunia riset, akademik atau jusnalistik, kriteria benar dan sah ini sangat dipegang kuat.  Mahasiswa yang mengambil matakuliah metodologi penelitian mendalaminya saat menerima materi pengumpulan data, atau data sampling. Kriteria benar dan sah dapat memandu dan membantu kehidupan lebih baik.  Seyogyanya kita semua memahami dan menerapkannya.

Bagaimana seharusnya melakukan copas secara bijak

  1. Pilih berita yang aktual, kedaruratan atau terbaru.  Misalnya info tentang bencana alam, gempa, atau, kemacetan lalulintas, atau berita duka
  2. Berita yang positif, penghargaan atau mendukung silaturahim. Ucapan selamat ulangtahun, promosi, kelulusan, pernikahan.  Undangan silaturahim, selamatan, atau reuni juga hal positif
  3. Berita (dalam poin 1 dan 2) ditulis dalam bahasa informasi, singkat dan padat, jangan menggunakan persepsi
  4. Yang dicopas hanya alamat URL.  Ini bermaksud untuk lebih efisien, dan langsung dari sumber aslinya.  Jangan copas isi berita.  Mengapa? Ada peluang isi berita itu sudah (diketik) berubah dari aslinya, sengaja dikurangi, atau ditambah.  Apalagi kalau itu ada proses translate bahasa, maka dapat menimbulkan perbedaan persepsi atau penafsiran

Dalam memilih sumber dari media massa, hendaknya membatasi pada koran dan TV yang bereputasi, atau dari berita dotcom yang terpercaya.  Beberapa dari media massa itu bergabung dalam satu group.  Saya biasanya melakukan konfirmasi suatu berita melalui antaranews.com, kompas.com, republika.co.id, atau detik.com

Banyak sekali berita atau informasi tidak benar dan tidak sah yang dishare melalui medsos.  Berita itu umumnya sengaja direkayasa, menghasut (membenci), mempengaruhi, atau menjatuhkan pihak-pihak tertentu. Orang bijak selalu hati-hati dan mengkonfirmasi (tabayyun), sehingga tidak akan terpengaruh dengan berita yang meragukan atau menjelek-jelekkan. Karena itu, jangan melakukan copas terhadap berita atau hal berikut.

  1. Bersifat SARA, menyudutkan kelompok tertentu
  2. Menyebut merek dagang, promosi produk, persaingan produk, atau persaingan bisnis
  3. Berita politik, atau yang membela atau menyudutkan kepentingan politik tertentu
  4. Berita yang diberi bumbu/daya tarik, kalau melakukan re-share akan memperoleh imbalan, amal, atau sejenisnya
  5. Gambar, video, atau audio tertentu yang tidak jelas copyrightnya, vulgar, porno, sadisme

Melakukan copas sebenarnya juga tidak memberi pembelajaran. Namanya saja copy paste, pasti itu plagiasi, banyak peluang pelanggarannya, dan illegal.  Lebih celaka, mungkin yang mengopas juga tidak membaca. Bila berita itu tidak benar, maka yang melakukan copas juga terlibat penyebaran berita yang tidak benar. 

Dari pada copas lebih baik menulis.  Dengan menulis akan ada banyak pembelajaran, antara lain akan banyak membaca, senantiasa hati-hati dan konfirmasi, kuat dalam analisis, berpikir sistematis, trampil menulis, menjadi amal dan hidup sehat bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun