Kristal cair dibentuk (koleksi pribadi)
Selanjutnya kami dibawa memasuki ruangan untuk membuat ukiran. Â Ruangan seluas 8 x 15 m persegi itu memuat mesin ukir sebanyak sepuluh hingga dua belas buah. Â Saat itu hanya ada dua orang yang bekerja, laki-laki dan perempuan berusia lebih dari 60 tahun. Â Mereka bekerja serius tanpa mengindahkan kedatangan kami. Â Mereka bekerja tanpa masker membuat pahatan/ukiran dengan alat sejenis gerinda. Â
finishing kristal (koleksi pribadi)
Menurut penjelasan pemandu, secara umum pabrik kristal Rückl dan industri sejenis menghadapi keterbatasan tenaga kerja.  Anak-anak muda tidak lagi tertarik bekerja di industri kristal, yang dianggap tidak bergengsi dibanding kerja di kota.  Setelah itu kami dibawa ke ruang pengemasan.  Sebagian besar produknya diekspor ke Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah menggunakan transportasi udara dengan kemasan yang aman.Â
produk kristal (koleksi pribadi)
Kunjungan diakhiri dengan belanja produk kristal. Â Kata beberapa kawan, harga kristal di pabrik ini rata-rata 60 persen lebih murah dibanding di Praha. Â Di etalase, sebagai contoh vas bunga berukir sederhana dengan tinggi sekitar 30 cm dan diameter 18 diberi harga sekitar 400 kron, atau sekitar 210 ribu. Â Lampu meja berukuran tinggi 35 cm dan diameter 20 cm berharga 2100 kron atau satu juta rupiah lebih. Â Menutup tulisan ini, seperti biasanya, orang-orang Indonesia sangat suka belanja.Â
Sumber bacaan: http://www.ruckl.cz/en/
Tulisan ini diperbaiki formatnya
Tulisan ini merupakan catatan perjalanan penulis pada tahun 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya