Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Merah, Banyuwangi, Wisata Pantai yang Bersih

21 Februari 2014   04:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 4824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain lempar piring plastik (koleksi pribadi)

[caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="Pulau Merah (koleksi Pribadi)"] [/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="635" caption="Pulau Merah dapat ditempuh dengan berjalan kaki (koleksi Suprihana)"]

[/caption] Mendengar nama pulau Merah, memang masih asing di telinga.  Lokasi pulau Merah terletak di desa Sumberagung, kecamatan Pesanggaran, kabupaten Banyuwangi.  Pulau Merah terletak pada titik koordinat 8°36'18.4" LS dan 114°01'31.8"BT, berada di pesisir Samudra Hindia.  Lokasi Pulau Merah ini berada di sebelah barat dari pantai rajegwesi (TN Meru Betiri), dan timur TN Alas Purwo.  Pulau Merah dan sekitarnya merupakan kawasan lindung.  Tujuan wisata ini memang masih baru, baru berkembang dalam empat tahun.  Upaya pengembangan wisata Pulau Merah seyogyanya terintegrasi dengan kawasan konservasi TN Meru Betiri dan timur TN Alas Purwo. [caption id="" align="aligncenter" width="641" caption="Peta lokasi Pulau Merah (B) (googlemap, koleksi pribadi)"]
Peta lokasi Pulau Merah (B) (googlemap, koleksi pribadi)
Peta lokasi Pulau Merah (B) (googlemap, koleksi pribadi)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="Pulau Merah (googleearth, koleksi pribadi)"]
Pulau Merah (googleearth, koleksi pribadi)
Pulau Merah (googleearth, koleksi pribadi)
[/caption] Disebut pulau merah karena tanah di pulau ini berwarna merah.  Di beberapa bagian yang permukaannya terkelupas, nampak tanahnya (subsoil) kuning memerah.  Diduga tanahnya masuk kategori ordo ultisol atau oxisol, merupakan tanah yang berumur tua, atau mengalami oksidasi.  Pulau ini kurang lebih seluas 4 ha dan berbukit setinggi sekitar 200 m.  Pulau ini berjarak sekitar 300 m dari garis pantai dalam keadaan pasang.  Bila air surut, menuju pulau Merah, pengunjung dapat berjalan kaki.   Sebenarnya daya tarik Pulau Merah bukan saja pada pulaunya, tetapi juga wilayah pantai, ombak dan pesisir di sekitarnya.   Pantai landai dengan pasir putih yang bersih sepanjang 3 km memberikan pemandangan yang indah.  Ombak pantai sebagaimana pantai selatan pulau Jawa, adalah ombak samudra yang sangat kuat dan tinggi, sangat bagus untuk surfing.   Wisatawan asing biasa berkunjung di bulan-bulan Juli hingga September untuk surfing menikmati ombak di pantai pulau Merah ini.

Kebijakan pengembangan pariwisata pemerintah kabupaten Banyuwangi telah berkembang.  Pemerintah ingin memperoleh nilai tambah ekonomi dari sektor pariwisata dan penunjangnya.  Ada tiga program utama, yakni wisata alam, wisata budaya dan agrowisata; dan kemudian diperkuat dengan promosi dan festival wisata (http://banyuwangitourism.com/).  Secara geografi, kabupaten Banyuwangi adalah wilayah transit menuju Bali dan sebaliknya.  Posisi strategis ini juga didukung kekayaan alam dan budaya Banyuwangi yang memiliki nilai wisata, selain faktor kesiapan SDM dan warga masyarakat lokal. Banyuwangi memiliki kekayaan alam pegunungan, dataran, dan pesisir.  Ada tiga kawasan konservasi taman nasional di dekat Banyuwangi, yakni Baluran (sebenarnya masuk wilayah kabupaten Situbondo), Alas Purwo dan Meru Betiri.  Banyuwangi juga memiliki budaya Osing, budaya lokal penduduk asli Banyuwangi.  wilayah Banyuwangi dikenal sebagai wilayah yang subur dan produktif dalam menghasilkan produk pertanian, pangan dan olahannya.  Ini akan dapat diangkat dan dipromosikan melalui pariwisata.  Wilayah selatan Banyuwangi merupakan sentra produksi pertanian, dan didukung prasarana dan sarana transportasi yang memadai.

Pulau Merah berjarak sekitar 100 km dari kota Jember.   Menuju lokasi, pengunjung dapat melalui jalan nasional Jember – Banyuwangi.  Tepat di kecamatan Genteng, berbelok arah ke selatan dengan jalanan aspal yang sangat halus.  Sekitar 15 km dari Genteng, akan memasuki wilayah kecamatan Gambiran.  Dari sini, pengunjung kemudian memilih jalan ke arah pantai selatan menuju kecamatan Pesanggaran, dengan dipandu rambu-rambu yang sangat jelas menuju pulau Merah.  Pada arah yang sama, di kecamatan Pesanggaran sebenarnya ada petunjuk ke arah tujuan wisata yang lain, yakni Rajegwesi (masuk wilayah Taman Nasional Meru Betiri).  Jalanan kecamatan juga beraspal namun agak sempit.  Penulis bepergian menggunakan bis kecil dapat sampai pantai Pulau Merah dengan nyaman.  Perjalanan dari Genteng hingga pulau merah ditembuh sekitar 60 menit.  Jalanannya relatif datar, sehingga sangat nyaman untuk kegiatan bersepeda.  Kelompok pegiat sepeda sering memanfaatkan rute menuju pulau Merah sebagai area tour.

Begitu sampai di pantai, desa Sumberagung, nampak suasana yang rapi, bersih, dan nyaman.  Masuk ke lokasi wisata, pengunjung di kenakan tarif masuk sebesar 2500 rupiah.  Di sekitar pintu masuk nampak ada beberapa homestay sederhana.  Di lokasi wisata ini nampak sangat nyaman, pemandangannya ‘aman’.  Mengapa?  Umumnya di lokasi wisata, banyak orang-orang nongkrong, sebagian dari mereka kemudian berdiri “berebut” rejeki menyambut pengunjung wisata.  Disini tidak.  Orang-orang nampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.  Ini membuat pengunjung merasa nyaman, tidak terganggu, sehingga leluasa mengeksplorasi lokasi wisata.  Bagaimanapun, pengunjung adalah orang-orang yang relatif matang memahami wisata dan ingin meningkatkan pengetahuan wisatanya, selain untuk menemukan kepuasan berwisata.  Potret “masyarakat wisata” di pantai pulau Merah ini nampaknya sudah terbentuk, dan siap memberikan layanan wisata kepada pengunjung.

Penulis melihat sesuatu “sentuhan pengelolaan” wisata yang cukup baik.  Lahan parkir tersedia cukup luas, baik untuk bis, mobil atau motor, menempati area di tepi lokasi wisata.   Di sekitar tempat parkir juga tersedia warung-warung yang permanen atau semi permanen (berjumlah sekitar 40 warung) untuk melayani pengunjung.  Lahan parkir dan warung menempati area sekitar 4 - 5 ha.  Area ini dapat menjadi tempat istirahat atau aktivitas wisata di luar pantai.  Suasananya pun sangat sejuk dan rindang, ternaungi tanaman pantai (bakau) dan pepohonan. Di area ini juga tersedia bangunan gasebo (untuk duduk dan makan).  Pengunjung juga dapat membawa dan menggelar tikar untuk duduk dan bercengkerama.  Tersedia pula kamar mandi yang cukup bersih untuk keperluan bilas atau lainnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="Vegetasi Bakau sepanjang pantai (koleksi pribadi)"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="Layanan payung dan kursi panjang (koleksi pribadi)"]
Layanan payung dan kursi panjang
Layanan payung dan kursi panjang
[/caption] Tujuan utama wisata tentu saja adalah pantai.  Pantai berpasir putih landai memanjang sepanjang 3 km dari sekitar pulau Merah (di sebelah Timur) hingga ke arah barat.  Garis pantai berpasir putih dengan daratan ditandai dengan deretan tanaman bakau, membentuk pemandangan yang indah dan alami.  Tanaman bakau ini memiliki fungsi ekologi untuk melindungi dan mendukung fisik, kimia dan biologi daratan dan perairan.  Aktivitas layanan wisata di pantai ini cukup beragam.  Pengunjung dapat bermain lempar piring plastik berbentuk cakram.  Bagi yang ingin santai tiduran, sambil duduk atau membaca, pengunjung dapat menyewa payung dan kursi panjang seharga 20 ribu rupiah per jam.  Tentu saja, main pasir pantai, berenang atau sekedar berbasah ria dapat menjadi pilihan.  Lokasi pantai ini sangat cocok untuk wisata keluarga.  Di lokasi pantai ini juga ada petugas yang mengawasi pantai, sekaligus menjalankan fungsi rescue (life guard) khususnya terhadap pengunjung yang berenang.  Ada sebuah menara pandang setinggi sekitar 5 m dimana bertempat petugas life guard. [caption id="" align="aligncenter" width="626" caption="Menara pandang (koleksi pribadi)"]
Menara pandang (koleksi pribadi)
Menara pandang (koleksi pribadi)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="608" caption="Bermain lempar piring plastik (koleksi pribadi)"]
Bermain lempar piring plastik (koleksi pribadi)
Bermain lempar piring plastik (koleksi pribadi)
[/caption] Untuk keperluan menghilangkan lapar dan dahaga, warung-warung menyiapkan makanan dan minuman.  Makanan seperti bakso, pecel, soto, rawon, lalapan ayam, lele dapat ditemui di warung-warung permanen. Sedangkan di warung semi permanen di sekitar area parkir dapat ditemukan minuman-minuman soft drink, degan atau mi instan.  Pedagang keliling terkadang ditemui untuk menjual kacang rebus.  Umumnya warung makanan dan minuman tersebut ditata dan dikelola dengan rapi dan bersih sehingga membuat nyaman pengunjung. [caption id="" align="aligncenter" width="646" caption="Petugas rajin membersihkan sampah (koleksi pribadi)"]
Petugas rajin membersihkan sampah (koleksi pribadi)
Petugas rajin membersihkan sampah (koleksi pribadi)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="628" caption="Lingkungan pantai yang bersih (koleksi pribadi)"]
Lingkungan pantai yang bersih (koleksi pribadi)
Lingkungan pantai yang bersih (koleksi pribadi)
[/caption] Kelebihan pemandangan pantai berpasir putih pulau Merah terletak kebersihannya.  Penulis sempat mewawancarai seorang petugas kebersihan, katanya ada lima orang yang khusus bertugas memungut sampah di area wisata.  Mereka ini setiap waktu memungut, menyapu, dan mengumpulkan sampah, daun kering atau sisa kotoran yang ditinggalkan para penunjung.  Di berbagai tempat telah tersedia tong-tong sampah, yang sebagian berlabelkan (sumbangan dari) pihak swasta.  Selain itu masih ada petugas lain yang mengambil sampah dengan gerobak kuning untuk dibuang di tempat pembuangan akhir.

[caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="Pulau Merah berhadapan (kanan) dengan gunung Tumpang Pitu (kiri) (koleksi pribadi)"]

[/caption] Wisata pantai pulau Merah bukan tidak menghadapi permasalahan.  Seorang pemilik penyewaan payung menyatakan, bahwa lokasi ini berkembang bersamaan dengan proses dimulainya penampangan emas di bukit atau gunung Tumpang Pitu, yang berhadapan dengan pulau Merah.  Kabarnya, saat ini eksplorasi tambang belum dijalankan sepenuhnya.  Lokasi pertambangan ini akan memberikan ancaman konservasi di sekitar bukit Tumpang Pitu termasuk pantai pulau Merah, dalam aspek lingkungan dan budaya. Malang, 20 Februari 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun