Taman Nasional (TN) Baluran mungkin tidak setenar Bromo, Pasir Putih, atau pantai Plengkung, apalagi Bali.Padahal TN Baluran sudah dekat dengan tujuan wisata tersebut.Selama ini TN Baluran hanya dilewati para pelaku wisata yang melewati jalan nasional antara Situbondo – Banyuwangi, kurang lebih sepanjang 20 km di ujung Timur pulau Jawa.Padahal potensi wisata, khususnya wisata alam di TN Baluran sangat luar biasa.Sudah saatnya, keindahan alam di tempat ini dilihat dan dinikmati.
[caption id="attachment_297039" align="aligncenter" width="610" caption="Peta menuju lokasi TN Baluran (A) dari Surabaya (B), Banyuwangi (C) dan Denpasar (D) (googlemap)"][/caption] TN Baluran menempati titik koordinat 7°50'10.3"LS dan 114°24'19.4"BT.Luas TN Baluran sekitar25 ribu ha, terdiri pegunungan, daratan dan pesisir pantai.Sesuai dengan peruntukkannya, berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999, wilayah taman nasional terdiri beberapa zona, yakni zona inti seluas 12 ribu Ha, zona rimba 5537 ha (terdiri perairan1063 Ha dan daratan 4574 Ha), zona pemanfaatan intensif 800 Ha, dan zona pemanfaatan khusus 5780 Ha, dan zona rehabilitasi 783 Ha(Wikipedia).TN Baluran merupakan kawasan konservasi dimana tumbuh berkembang banteng, kerbau, kijang, rusa, burung, ajag (anjing hutan) dan satwa tropika lainnya, dalam ragam vegetasi hutan musim, hutan permanen (evergreen) dan savana.Vegetasi savana mendominasi kawasan sekitar 40 persen dari total luas taman nasional.Vegetasi di wilayah pantainya meliputi bakau dan kelompok mangrove.Potensi alam tersebut telah dikenali oleh para peneliti ekologi dan biologi atau aktivis lingkungan.Orang awam perlu mengenali keindahan alam tersebut, untuk memahami konservasi lingkungan, pendidikan sekaligus untuk mensyukuri ciptaan Tuhan.
Little Africa
Penulis berkesempatan mengunjungi TN Baluran pada tanggal 8 Februari 2014, dalam rangkaian field trip Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang.Menuju (pintu masuk) TN Baluran, dapat dicapai dari Surabaya berjarak 253 km, dari Banyuwangi berjarak 37 km, atau dari dari Denpasar sejauh 160 km.Pengunjung dikenakan tarif masuk sebesar 2500 rupiah per orang, untuk mobil 6000 rupiah sekali masuk.Pertama kali masuk, pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan hutan musim.Jalanan terbuat dari aspal kasar namun cukup rata dan nyaman sambil menikmati keindahan hutan musim sepanjang sekitar 5 km. Kira-kira pada km ke 6 hingga 9 pemandangan beralih ke vegetasi hutan evergreen, dimana tutupan vegetasi lebih rapat ditandai dengan tanaman keluarga palmae.Pohon-pohon membentuk kanopi tebal dan tinggi sehingga membentuk naungan di atas jalan.Hutan evergreen terjadi karena berada di wilayah cekungan dimana air tanah dapat dijangkau oleh akar-akar pepohonan dan tumbuh subur.Sepanjang perjalanan suasana sangat sepi, hanya sesekali bertemu dengan pengunjung lainnya.Semakin masuk hutan, suasananya semakin terpencil dan tertutup.Sesudah km 9, pemandangan beralih menjadi vegetasi padang rumput atau savana.Lokasi di area savana ini diberi nama Bekol, dimana terdapat fasilitas taman nasional berupa kantor, penginapan, dan menara pandang.Dari Bekol ini pengunjung dapat meneruskan perjalanan kurang lebih 3.4 km menuju pantai Bama.
[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Pintu masuk TN Baluran (koleksi pribadi)"][/caption] Padang savana memberikan pemandangan yang terbuka dan indah.Terlihat gunung Baluran (ketinggian 1250 m) dengan jelas, puncaknya seolah-olah menjulang kontras dengan dataran savana.Disinilah kemudian para pengunjung memanfaatkan kamera untuk merekam fenomena yang indah ini.Selain gunung Baluran, yang sering menjadi latar pengambilan foto adalah jejeran tengkorak kerbau liar di depan kantor Bekol.Kerbau liar tersebut mati karena kekurangan air.Itu sebabnya, di beberapa tempat di tepi jalan di sekitar savana disediakan air melalui pipa untuk kebutuhan hewan-hewan tersebut.Ini juga menjadi keuntunganuntuk monitoring satwa sekaligus dapat dengan mudah dilihat oleh wisatawan.
[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Foto bersama rombongan FP Univ Widyagama Malang (Koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="588" caption="Padang savana, Bekol (koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="Pemandangan Gunung Baluran (koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="569" caption="Tengkorak kerbau liar, Bekol (koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="617" caption="Satwa rusa (koleksi Pupung)"]
Pantai Bama yang indah
Dari savana di Bekol menuju pantai Bama berjarak sekitar 3.4 km.Di sekitar jalanan menuju ke arah pantai, vegetasi pepohonan mendominasi.Di sekitar pohon dapat disaksikan sekelompok satwa rusa.Semakin mendekati pantai, satwa kera ditemukan makin banyak, ditemukan di jalanan dan di segala penjuru arah.Pintu masuk ditandai dengan tembok gapura bertuliskan ‘WELCOME TO BAMA BEACH’.
[caption id="" align="aligncenter" width="587" caption="Gerbang masuk pantai Bama (koleksi pribadi)"]
Sejak awal masuk dari pintu gerbang TN Baluran, suasananya memang sepi. Karenanya pengunjung perlu mempersiapkan segalanya secara cermat, terlebih bila ingin menginap.Kami berombongan sebanyak 22 orang, telah memberitahukan kepada petugas 10 hari sebelumnya tentang kunjungan ini, termasuk pesan penginapan, konsumsi dan layanan wisata.Karenanya kehadiran kami telah ditata dan disiapkan sebelumnya.
Komplek lokasi wisata Pantai Bama memiliki fasilitas cukup lengkap dan memadai.Ada dua bangunan kantor disertai gudang dan mushola.Ada juga kamar mandi umum untuk bilas bagi pengunjung.Ada dua bangunan penginapan (atau mess) dengan kualitas baik untuk melayani wisatawan.Ada juga bangunan kantin yang rapi dan bersih.Tersedia lapangan parkir berpaving yang juga berfungsi sebagai halaman kantor, seluas 0.5 ha.Bis berukuran sedang bisa masuk ke lokasi parkir ini.Terdapat dua pohon tinggi dimana ditemukan jembatan tali setinggi 5 m, untuk permainan atau outbond.
[caption id="" align="aligncenter" width="653" caption="Kantin di pantai Bama (koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="571" caption="Lapangan parkir pantai Bama (koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="535" caption="Satwa kera di pantai Bama (Koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="587" caption="Matahari terbit, di pantai Bama (koleksi pribadi)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Vegetasi mangrove Pantai Bama (koleksi Pupung)"]
Susur mangrove adalah menikmati tepian pantai sepanjang mangrove.Ini dilakukan sambil berkano, atau langsung masuk nyebur di laut.Benar! Kita langsung nyebur ke laut dan berjalan kaki menginjak tanah di dasar pantai dengan kedalaman hingga 80 cm.Susur magrove dilakukan sepanjang kira-kira 400 m, didampingi pemandu petugas TN Baluran.Awal nyebur laut, memang ada kekuatiran dan ketakutan tertentu.Suhu dingin air laut tidak akan membuat tubuh menggigil, karena tubuh bergerak terus. Kini mangrove benar-benar ada dihadapan mata, dapat disentuh dan dirasakan.Disinilah tampak kerapatan hutan mangrove, habitat bagi sumber kehidupan perairan.Terkadang ditemui benih-benih ikan tongkol seukuran 5 cm bergerombol.Penulis mengakhiri susur mangrove selama kurang lebih 1 jam itu di suatu dermaga buatan.Dari sini kemudian penulis naik dan berjalan kaki menikmati hutan mangrove dari darat kembali ke pantai asal.Saking rapatnya, vegetasi magrove ini membentuk kanopi tinggi sehingga membentuk tutupan dari sinar matahari pagi.Kami seperti berjalan di dalam ruangan hutan magrove. Kabarnya mangrove di TN Baluran termasuk masih alami, dan ada pohon yang memiliki berdiameter ukuran 2 m.
[caption id="" align="aligncenter" width="573" caption="Berkano dan snorkling, Pantai Bama (koleksi Pupung)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="Melihat pemandangan bawah laut dari kaca di perahu (Koleksi Pupung)"]
[caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="bersnorkling (koleksi Pupung)"]
Tujuh orang akhirnya turun ke laut, yakni penulis, Sui, Tri Wardhani, Sabar, Dedi, Frida, dan Firman, didampingi pemandu pak Bambang.Purnawan DN (Walhi Jatim), atau Pupung, tetap tinggal di boat untuk menunaikan tugas pengambilan gambar. Beberapa kawan agak kesulitan menyesuaikan snorkle karena baru pertama kali, meski mahir berenang.Namun beberapa saat berikutnya sudah berenang mengamati hamparan bawah laut.Suasana makin ramai, karena tiga kawan yang berkano ikut bergabung menikmati kegembiraan ini.Berbeda dengan penglihatan melalui kaca di boat, dengan snorkling tubuh kita seolah menyatu dan berkomunikasi dengan kehidupan bawah laut.Tangan bisa meraih ikan-ikan di antara terumbu karang yang beraneka ragam bentuk.
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Anemon laut (www.gadis.co.id)"]
Pak Bambang memanggil kami, mengajak ke suatu arah untuk melihat anemon laut.Penulis segera ikuti, dan menyaksikan anemon itu berlama-lama. Rasanya tidak ingin beranjak dari situ.Anemon laut bukanlah dari jenis tumbuhan, tetapi merupakan jenis hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti tumbuhan (Wikipedia). Anemon berwarna ungu kebiruan itu bergerak-gerak seolah memanggil ikan berwarna merah di sekitarnya.Dua makhluk itu seolah menari dan berdansa memamerkan paduan warna yang serasi dan indah.Subhanallah!Penulis menjulurkan tangan meraih ikan merah itu tetapi tidak mampu menjangkaunya.Kawan-kawan lain juga ikut menikmati keindahan ini.
Kami menikmati snorkling cukup lama.Bila capai, kami berdiri berpijak dihamparan pasir yang dangkal.Disini kami juga mengatur membetulkan letak snorkle.Kami juga membantu teman yang tidak bisa berenang, membesarkan hati, untuk terjun ke laut.Pak Bambang memandu dan membimbing kami dengan sabar.Disinilah suasana makin ramai karena saling mencoba menenangkan dari kepanikan atau ketakutan.Suatu bentuk solidaritas yang nyata, menyatunya kehidupan antar manusia dengan alam. Perasaan ingin bersama-sama merenungkan dan mensyukuri ciptaan Allah (Tafakkaru fi khalqillah).Kegiatan snorkling diulang kembali untuk kawan yang belum berkesempatan karena terbatasnya kapasitas boat (hanya 10 orang).Penulis kembali ikut kloter kedua ini untuk mengajak dan membesarkan hati agar semua orang dapat merenungkan, menikmati dan mensyukuri ciptaan Allah.Belakangan setelah kembali ke Malang, seorang kawan menunjukkan penyesalannya karena tidak ikut berenang.
Pemandangan bawah laut antara pantai Bama dengan Poncomoyo (TN Meru Betiri) dan Waha (TN Wakatobi) memang tidak dapat dibandingkan.Pantai Bama kondisinya lebih alami karena masuk dalam kawasan konservasi yang terjaga secara ketat dan relatif terpisah dari kegiatan ekonomi masyarakat.Sementara di dua tempat tersebut, aktivitas ekonomi perikanan masyarakat dan kehidupan nelayan berjalan bersama-sama dengan kegiatan konservasi.Nuansa manfaat konservasi dan pendidikan ekologi pantai Bama lebih kuat.Sementara di Poncomoyo (TN Meru Betiri) dan Waha (TN Wakatobi) ada misi menghasilkan kesejahteraan bagi penduduk di sekitarnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Keindahan pantai Bama dan gunung Baluran (koleksi Pupung)"]
Malang, 23 Februari 2014.
Baca tulisan sebelumnya
- Pulau Merah, Banyuwangi, Wisata Pantai yang Bersih
- Menikmati Kuliner Halal Thailand
- Spiritual dan Ilmu, Kunci Kehidupan
- Mencegah Korupsi: Mendefinisikan Kecukupan dan Kepedulian