militer Rusia di Ukraina yang jelas gila, bodoh dan tidak manusiawi ini, sehingga saya akan menggunakan pemikiran sandi perang kreatif dalam membahas tentang Perang di Ukraina dan Rusia yang mungkin akan sangat membingungkan bagi semua orang dengan berbagai logika berikut, bagaimana mungkin selalu menyerang integritas wilayah Rusia bahkan menginvasi Kursk Oblast dan Belgorod, termasuk serangan ke pusat instalasi militer dan pusat pabrik FPV drone dan depot rudal balistik ataupun persenjataan lainnya? Padahal invasi Rusia terus mengalami kemajuan sedikit demi sedikit? Apakah usaha penghancuran semua depot persenjataan dan sumber pendanaan perang Rusia dimaksudkan untuk melenyapkan sehabis habisnya semua kemungkinan kemampuan Rusia untuk menginvasi Ukraina dan Eropa di masa depan? Bahkan bisa diperluas dengan kemungkinan melenyapkan kekuasaan Rusia dalam menguasai Syria dan Afrika oleh pasukan elit Ukraina? Apakah juga caranya dengan menghabisi tentara Rusia sebanyak banyaknya dalam situasi perang bagaikan meat grinder juga? Apakah logikanya adalah menghabisi Rusia dulu baru mengusir Rusia dari semua perbatasan Ukraina? Dan apakah semua ahli sipil dan militer Rusia tidak menyadari akan dihapuskannya status adidaya militer mereka?
Saya punya pikiran enikmatik yang berkecamuk tentang peperangan agresiPerang Ukraina-Rusia: Strategi yang Membingungkan Dunia dan Tujuan Penghancuran Kekuatan Rusia
Perang antara Ukraina dan Rusia yang dimulai sejak 2022 terus berkembang menjadi konflik yang memusingkan dunia. Di satu sisi, Rusia tampaknya berusaha memperkuat kendalinya di wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki. Namun di sisi lain, Ukraina justru berhasil melancarkan serangan dalam-dalam ke wilayah Rusia, seperti Belgorod dan Kursk Oblast, yang memunculkan pertanyaan tentang strategi perang yang digunakan. Bagaimana bisa Ukraina menyerang wilayah inti Rusia ketika invasi Rusia sendiri di Ukraina mengalami kemajuan yang lambat?
Serangan Balasan dan Upaya Menghancurkan Logistik Rusia
Salah satu kunci dari keberhasilan Ukraina terletak pada serangan udara dan drone yang terkoordinasi untuk menghancurkan depot amunisi dan logistik militer Rusia. Misalnya, ledakan yang terjadi di depot amunisi di wilayah Kamenny, Distrik Tikhoretsky, di Krasnodar, Rusia, pada bulan September 2024 merupakan salah satu dari serangkaian serangan drone yang menghancurkan pasokan persenjataan Rusia. Meskipun Rusia mengklaim telah menangkis dua drone, jatuhnya puing-puing menyebabkan kebakaran yang menyebar ke bahan-bahan eksplosif di depot tersebut .
Serangan ini bukan insiden yang terisolasi. Depot amunisi lainnya di Oktyabrsky, Tver, juga terkena serangan serupa, menimbulkan ledakan yang begitu kuat hingga tercatat sebagai gempa kecil . Ukraina tampaknya berhasil melakukan serangan jauh ke dalam wilayah Rusia, memukul infrastruktur vital yang mendukung mesin perang Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa Ukraina tidak hanya bertahan dari invasi, tetapi juga aktif menghancurkan kemampuan militer Rusia secara sistematis.
Menghabisi Tentara Rusia dalam "Meat Grinder"
Salah satu hipotesis yang menarik perhatian adalah bahwa Ukraina berusaha menempatkan Rusia dalam posisi yang tidak hanya kehilangan infrastruktur vitalnya, tetapi juga kehilangan tentara dalam jumlah besar. Pendekatan ini disebut sebagai strategi meat grinder, di mana Ukraina secara aktif memaksa Rusia untuk terlibat dalam pertempuran yang mahal secara manusia dan material. Setiap serangan ke wilayah Rusia, seperti di Kursk Oblast, bukan hanya untuk melukai moral, tetapi juga untuk memaksa Rusia mempertahankan wilayah yang luas dengan kekuatan yang tidak memadai.
Menurut laporan dari Institute for the Study of War (ISW), Rusia sebenarnya sudah mengetahui kemungkinan invasi Ukraina ke Kursk Oblast sejak pertengahan 2024. Namun, meskipun ada peringatan dari komandan lokal dan dokumen yang meminta tambahan latihan dan pertahanan, tidak ada tindakan pencegahan yang memadai . Hasilnya, ketika Ukraina menyerang Kursk Oblast, mereka berhasil mengejutkan pasukan Rusia yang tidak siap. Operasi ini juga menonjolkan penggunaan taktik inovatif oleh Ukraina yang melibatkan integrasi sistem tak berawak dengan operasi darat, sesuatu yang tidak dapat dideteksi secara efektif oleh Rusia.
Mempermalukan semua Milisi Komersial di Afrika dan di Syria,
Ukraina telah beberapa kali mengirim pasukan elitnya untuk menyabotase operasi milisi militer Rusia di luar negeri, baik di Afrika seperti Sudan dan juga di Syria seperti di daerah eksplorasi penguasaan ladang minyak Suriah yang dikuasai Wagner PMC (Private Military Contractor atau kontraktor militer swasta). Beberapa kali muncul berita penambangan emas Wagner dirusak orang afrika dengan foto 10 orang Afrika dan seorang Eropa yang membentangkan bendera Ukraina. Juga di Suriah sama juga mempermalukan Rusia dengan foto selfie bersama warga Syria menangkap Wagner dengan pengibaran bendera Ukraina. Betapa malunya Wagner dan Rusia diolok olok di media sosial. Padahal maksudnya untuk membuktikan bahwa Ukraina berhasil mencegah pengumpulan emas atau minyak untuk mendanai peperangan Rusia di Ukraina. Sepertinya Ukraina ini tidak akan pernah berhenti hanya di perbatasan negaranya dan tidak segan segan berperilaku seperti Rusia yang menguber sampai ke akar permasalahannya. Berarti ada peringatan untuk semua negara yang membantu Rusia karena Ukraina ini dulunya juga merupakan satu negara Soviet yang mempunyai standar sekolah pendidikan strategi militer yang sama. Dengan demikian mereka juga belajar bagaimana cara Rusia menginvasi ke negara lain, artinya mereka mengetahui lebih baik tentang strategi Rusia ketimbang orang luar negri ataupun NATO. Sehingga perang bak main catur Grand Master Karpov dan Kasparov mereka juga mengerti, apalagi mereka sekarang juga menempuh pendidikan militer di negara NATO, sehingga kemampuan main perang bak catur lebih memiliki wawasan yang berjangka panjang, yaitu menghabiskan semua bidak catur Rusia dan akhirnya menang skak ster jangka panjangnya. Maka model mempreteli pion catur di Afrika dan Suriah ini bisa dianalogikan dengan menghabiskan semua pion.
Menghabisi Putin dikala Lemah
Ukraina telah meminta ijin Biden untuk membunuh Putin dengan sudah menyiapkan pasukan penembak jitu ke Moskow dan ke daerah daerah yang akan didatangi Putin kalau sedang galau. Jadi ada pola kelakuan Putin yang diprediksi Ukraina. Seperti perilaku stress karena infrastruktur pokok Rusia hancur atau karena daerah Kursk Oblast telah di invasi Ukraina, maka Putin akan segera pergi ke Chechnya atau ke Ulan Bator untuk refreshing menghilangkan kekalutan otaknya. Jadi sudah dirancang pembunuhan satu orang: Putin untuk menyelamatkan semua penang korban perang sia sia dengan membeberkan rencana menyerang depot rudal balistik terbesar di Toropets yang dilakukan 3 hari lalu 19/9/2024 ataupun depot rudal untuk perang Ukraina di Kamenny, di distrik Tikhoretsky, tepatnya di bagian selatan Krasnodar Oblast kemarin sore 20/9/2024. Tetapi Biden menolak menyetujui rencana pembunuhan Putin ini, karena mempertimbangkan strategi pelemahan Rusia belum tuntas dan kemungkinan untuk menginvasi Ukraina masih bisa terjadi lagi dimasa depan, atau penggantinya kemungkinan diperhitungkan akan meneruskan invasi Ukraina, sehingga bukan menjadi solusi yang mumpuni sama sekali. Maka atas permintaan Biden supaya Zelenski tetap membiarkan Putin hidup dan dapat merasakan pil pahit seorang diktator pengobar perang yang penuh kekejian.
Penghancuran Infrastruktur untuk Menyusutkan Kapasitas Perang Rusia
Secara umum, serangan Ukraina terhadap depot amunisi dan infrastruktur Rusia bisa dilihat sebagai upaya untuk melumpuhkan kapasitas perang Rusia di masa depan, tidak hanya di Ukraina tetapi juga di Eropa. Serangan-serangan ini secara perlahan menghabisi cadangan senjata dan logistik Rusia yang sangat penting. Jika depot amunisi Rusia hancur satu per satu, hal ini secara langsung akan menurunkan kemampuan mereka untuk melanjutkan perang, apalagi untuk menginvasi lebih jauh.
Dalam konteks ini, serangan Ukraina bisa dipahami sebagai bagian dari strategi pemusnahan total terhadap potensi agresi Rusia di masa depan. Jika Rusia kehilangan kemampuan untuk mempertahankan pasokan amunisi dan logistiknya, maka negara ini tidak akan mampu melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina maupun negara-negara lain di Eropa Timur.
Logika Dibalik Strategi Ukraina: Menghancurkan Dulu, Baru Mengusir
Serangan dalam wilayah Rusia ini mungkin juga memiliki logika strategis lain yang lebih luas. Alih-alih hanya berfokus untuk mengusir Rusia dari Ukraina, Ukraina tampaknya memiliki pendekatan dua tahap. Tahap pertama adalah menghancurkan kemampuan Rusia untuk berperang dengan cara menghancurkan infrastruktur militer, depot amunisi, dan membunuh tentara sebanyak mungkin. Baru setelah kapasitas perang Rusia melemah secara signifikan, Ukraina dapat berfokus pada tahap kedua, yaitu mengusir Rusia dari semua wilayah yang diduduki.
Dalam hal ini, penyerangan langsung ke wilayah Rusia bertujuan untuk menekan Rusia dari dalam, menyebabkan ketidakstabilan di dalam negeri, dan sekaligus memaksa Rusia untuk mempertahankan wilayah yang jauh dari garis depan. Hal ini membuat Rusia mengalihkan sumber daya militernya dari invasi di Ukraina, sehingga memperlambat kemajuan mereka.
Dampak bagi Status Militer Rusia
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah para ahli sipil dan militer Rusia tidak menyadari bahwa semua ini akan berujung pada penghapusan status Rusia sebagai kekuatan militer global? Serangan yang terus-menerus ke depot amunisi dan logistik militer menunjukkan bahwa Rusia perlahan tetapi pasti kehilangan kendali atas infrastruktur militernya sendiri. Jika tren ini terus berlanjut, status Rusia sebagai kekuatan militer global akan semakin terancam. Tidak hanya Rusia akan kehilangan pengaruh geopolitik di Eropa, tetapi negara ini juga akan menghadapi risiko disintegrasi internal karena ketidakstabilan yang diakibatkan oleh serangan ke wilayahnya.
Kesimpulan
Perang Ukraina-Rusia kini telah melampaui sekadar konflik teritorial. Ukraina tampaknya menjalankan strategi multi-tahap yang bertujuan menghancurkan kemampuan Rusia untuk berperang, baik di Ukraina maupun di Eropa. Dengan memukul depot amunisi dan logistik militer Rusia jauh di dalam wilayah mereka, Ukraina berusaha melumpuhkan mesin perang Rusia dari dalam. Strategi ini bukan hanya untuk memenangkan perang saat ini, tetapi untuk memastikan bahwa Rusia tidak dapat mengancam keamanan Eropa di masa depan. Dalam proses ini, status Rusia sebagai kekuatan militer global mungkin perlahan terhapus, dan dunia menyaksikan salah satu pergeseran geopolitik terbesar di abad ke-21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H