Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bukti Features Keandalan Jet Tempur F16 dari Patriot

29 Agustus 2024   02:30 Diperbarui: 29 Agustus 2024   03:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

F16 Mampu Hadapi Serangan Rusia Dibanding Patriot dan Sistem Anti-Drone APV Jerman

Dalam konflik yang semakin memanas 27/8/2024 antara Ukraina dan Rusia, dimana Rusia telah melancarkan serangan udara besar-besaran ke segala penjuru target infrastruktur dan sipil di Ukraina, melibatkan berbagai macam persenjataan canggih. Di antara ancaman paling berbahaya adalah rudal jelajah yang diluncurkan oleh pesawat pengebom Tu-95MS dan kapal laut Rusia, serta drone Shahed buatan Iran. Dalam menghadapi ancaman ini, Ukraina kini menggunakan  jet tempur F16 buatan Amerika Serikat, yang sebulan lalu telah diterima oleh Ukraina, sejumlah 60 pesawat. Dan pesawat jet tempur ini sudah membuktikan keandalan kelincahan dan fungsi senjata andalan bawaan pesawat baru ini, padahal masih kinclong dan in-rayen atau inrijden istilah kendaraan bermotor yang kurang dari 1000 KM, kalau tidak bekas dengan garansi bengkel.

F16 telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam menangkis serangan rudal dan drone Rusia. Berbeda dengan sistem rudal Patriot yang lebih berfokus pada pertahanan darat dan memiliki keterbatasan statis di lokasi dengan keterbatasan skop dalam mendeteksi target yang tampak di radar monitor dari sudut pandang di darat. Sedangkan pesawat jet F16 dapat terbang tinggi untuk mendeteksi rudal dan drone yang terbang atau bergerak dibawahnya dari sudut pandang langit ke 7, sehingga semua yang bergerak di bawahnya akan masuk skop deteksi radarnya. Disamping itu F16 dapat juga secara dinamis atau fleksibel mengejar mendekati drone atau rudal Rusia dan menembak jatuh target yang terbang rendah seperti rudal jelajah dan drone. Disamping F16 lebih unggul karena dilengkapi dengan radar canggih yang mampu mendeteksi target di ketinggian rendah dengan akurasi tinggi. Kemampuan ini sangat penting mengingat rudal jelajah Rusia sering terbang rendah menggunakan fitur geografis seperti lembah dan sungai untuk menghindari deteksi radar. Kalau dibanding dengan drone tanpa awak yang secanggih dan secepat F16, pesawat ini lebih menuruti pilot ketimbang remote pilot atau hackers yang mungkin malah dapat mengambil alih drone sekelas f16.

Selain itu, F16 dilengkapi dengan pod penargetan yang memperkuat kemampuan pesawat untuk mengunci target yang sulit, termasuk drone dan rudal yang bergerak cepat. Setelah target terdeteksi, F16 dapat menghancurkan mereka dengan rudal udara-ke-udara AIM-9 Sidewinder atau menggunakan meriam Vulcan M61A 20mm bawaan, yang sangat efektif dalam pertempuran udara jarak dekat.

Sementara itu, sistem anti-drone APV buatan Jerman, meskipun efektif dalam menghadapi ancaman drone, tidak memiliki fleksibilitas dan mobilitas yang sama dengan F16 dalam operasi tempur skala besar. APV terbatas pada peran pertahanan statis dan lebih lambat dalam merespons ancaman yang bergerak cepat, seperti rudal jelajah yang bisa datang dari berbagai arah dan ketinggian, sebagai blind spotnya atau area diluar skop.

Modifikasi untuk Peningkatan Kemampuan F16 dari Swedia dan Italia. F-16 Fighting Falcon telah mengalami berbagai peningkatan dan modifikasi selama bertahun-tahun, mengintegrasikan teknologi dari berbagai negara, termasuk Italia dan Swedia, yang telah berkontribusi secara signifikan pada keandalan dan kemampuan pesawat ini.

Kontribusi Italia: Melalui program Peace Caesar, Angkatan Udara Italia mengoperasikan jet F-16A Block 15 ADF yang ditingkatkan dengan modifikasi "Falcon Up" dan "Falcon 2020". Peningkatan ini tidak hanya memperkuat integritas struktural pesawat tetapi juga memperbarui sistem avioniknya, menjadikannya lebih andal dan siap untuk tugas-tugas pertahanan udara. Selain itu, F-16 Italia berperan sebagai solusi sementara untuk mengisi kekosongan pertahanan udara hingga skadron Eurofighter Typhoon sepenuhnya operasional, menunjukkan fleksibilitas dan keandalan F-16 dalam berbagai kondisi operasional.

Kontribusi Swedia: Teknologi radar canggih dari Swedia telah berperan penting dalam pengembangan sistem radar yang digunakan pada beberapa varian F-16. Dengan kemampuan deteksi dan pelacakan yang lebih baik, radar ini meningkatkan efektivitas F-16 dalam mengidentifikasi dan menanggapi ancaman. Selain itu, teknologi Swedia juga telah berkontribusi pada sistem peperangan elektronik F-16, yang meningkatkan kemampuan pesawat untuk menghadapi berbagai ancaman dan meningkatkan daya tahannya di medan perang.

Kolaborasi internasional ini telah membuat F-16 menjadi jet tempur yang lebih serbaguna dan tangguh. Inovasi dari Italia dan Swedia memastikan bahwa F-16 terus menjadi salah satu pesawat tempur paling handal dan efektif di dunia, mampu menghadapi berbagai tantangan di medan tempur modern.

Dengan adanya F16, kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan rudal dan drone Rusia telah meningkat secara signifikan. Meski hasil awal menunjukkan efektivitas yang menjanjikan, Ukraina masih membutuhkan lebih banyak F16 dan pilot yang terlatih, yang sekarang ini masih kesulitan mendapatkan pilotnya, untuk menghadapi skala ancaman yang semakin besar. Selain itu, keberadaan F16 juga memberikan sinyal kuat kepada Rusia bahwa Ukraina kini memiliki kemampuan udara yang lebih baik dan dapat merespons setiap ancaman dengan lebih efektif dibandingkan sebelumnya.

F16 tidak hanya menawarkan keunggulan teknis dan taktis dalam melawan ancaman udara Rusia, tetapi juga memperkuat pertahanan Ukraina secara keseluruhan, menjadikannya pilihan yang lebih unggul dibandingkan dengan sistem statis rudal Patriot dan APV anti-drone dari Jerman. Bahkan sistem statis rudal ini tidak mudah lari kalau menjadi target peledakan.

Kesimpulan: Dengan kemampuan deteksi radar yang canggih dan kelincahan manuver di udara, F-16 terbukti lebih unggul dalam menghadapi ancaman rudal dan drone Rusia dibandingkan dengan sistem pertahanan statis seperti rudal Patriot dan APV anti-drone Jerman. Keberadaan F-16 memperkuat pertahanan udara Ukraina secara signifikan, memberikan fleksibilitas dan efektivitas yang lebih besar dalam merespons serangan Rusia yang semakin kompleks dan intensif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun