Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi: "Harapan Meski Ada Perusakan Demokrasi dari Dalam"

25 Agustus 2024   21:07 Diperbarui: 25 Agustus 2024   21:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan dari Bangsa yang Merusak Demokrasinya Sendiri

Kami adalah bangsa yang merajut mimpi,
Namun seringkali merobek tenun sendiri,
Di tangan kami, demokrasi retak dan layu,
Diserang nafsu kuasa yang tak kenal malu.

Bangsa yang dulu berjuang di medan tempur,
Kini terjebak dalam lingkaran yang tak terukur,
Membangun istana dari janji dan dusta,
Menggadaikan kebenaran demi takhta.

Namun dalam keremangan yang kami ciptakan,
Masih ada cahaya yang tak pernah padam,
Sebuah harapan yang tak akan pernah pudar,
Bahwa bangsa ini bisa bangkit dan sadar.

Kami tahu, di balik setiap kehancuran,
Ada pelajaran yang harus dipahami dengan sabar,
Kami harus merangkul kebenaran,
Menjaga demokrasi dengan tangan yang bersih dan benar.

Meski kami telah melukai diri sendiri,
Masih ada waktu untuk sembuh dan berdiri,
Bangkit dari kehancuran yang kami buat,
Membangun kembali dengan niat yang kuat.

Harapan kami bukan sekadar mimpi,
Ia adalah janji kepada negeri ini,
Bahwa demokrasi akan kami pelihara,
Dengan kejujuran dan cinta yang tak pernah sirna.

Biarlah kesalahan menjadi pelajaran,
Dan dari reruntuhan, kami akan bangkit,
Menuju masa depan yang lebih cemerlang,
Di mana demokrasi tumbuh kokoh dan terang.

Rusaknya Demokrasi dan Harapan

Di tanah air yang dulu subur dan merdeka,
Angin kebebasan kini berhembus lesu,
Di antara pepohonan yang rimbun berdiri,
Ada bayang-bayang kekuasaan yang tumbuh.

Demokrasi yang dulu tegak berdiri,
Kini retak oleh ego dan ambisi,
Suara rakyat tak lagi murni,
Tenggelam dalam hiruk pikuk janji palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun