Harapan dari Bangsa yang Merusak Demokrasinya Sendiri
Kami adalah bangsa yang merajut mimpi,
Namun seringkali merobek tenun sendiri,
Di tangan kami, demokrasi retak dan layu,
Diserang nafsu kuasa yang tak kenal malu.
Bangsa yang dulu berjuang di medan tempur,
Kini terjebak dalam lingkaran yang tak terukur,
Membangun istana dari janji dan dusta,
Menggadaikan kebenaran demi takhta.
Namun dalam keremangan yang kami ciptakan,
Masih ada cahaya yang tak pernah padam,
Sebuah harapan yang tak akan pernah pudar,
Bahwa bangsa ini bisa bangkit dan sadar.
Kami tahu, di balik setiap kehancuran,
Ada pelajaran yang harus dipahami dengan sabar,
Kami harus merangkul kebenaran,
Menjaga demokrasi dengan tangan yang bersih dan benar.
Meski kami telah melukai diri sendiri,
Masih ada waktu untuk sembuh dan berdiri,
Bangkit dari kehancuran yang kami buat,
Membangun kembali dengan niat yang kuat.
Harapan kami bukan sekadar mimpi,
Ia adalah janji kepada negeri ini,
Bahwa demokrasi akan kami pelihara,
Dengan kejujuran dan cinta yang tak pernah sirna.
Biarlah kesalahan menjadi pelajaran,
Dan dari reruntuhan, kami akan bangkit,
Menuju masa depan yang lebih cemerlang,
Di mana demokrasi tumbuh kokoh dan terang.
Rusaknya Demokrasi dan Harapan
Di tanah air yang dulu subur dan merdeka,
Angin kebebasan kini berhembus lesu,
Di antara pepohonan yang rimbun berdiri,
Ada bayang-bayang kekuasaan yang tumbuh.
Demokrasi yang dulu tegak berdiri,
Kini retak oleh ego dan ambisi,
Suara rakyat tak lagi murni,
Tenggelam dalam hiruk pikuk janji palsu.