Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zakrevsky Minta Militer Rusia Memberontak pada Putin

19 Agustus 2024   04:55 Diperbarui: 19 Agustus 2024   05:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam peningkatan perbedaan pendapat yang dramatis, Georgy Zakrevsky, pemimpin Paladin PMC, milisi tentara bayaran swasta Rusia yang mirip dengan Grup Wagner PMC yang sempat terkenal dengan pemimpinnya yang viral Yevgeny Prigozhin tetapi sekarang sudah dibubarkan, kini secara terbuka sudah berani menyerukan militer untuk menggulingkan Vladimir Putin. Zakrevsky, dalam pernyataan video yang seberani atau meniru Prigozhin, menganggap Putin bertanggung jawab atas kegagalan militer Rusia di Ukraina dan kemunduran negara tersebut secara lebih luas. 

Bedanya Prigozhin hanya terbatas, beraninya melawan jenderal militer Zoigu dan Gerasimov dan berupaya untuk menghabisi atau menangkap kedua pemimpin militer saja, tidak berani melawan Putin. Meski Putin bukan tujuan eksekusinya tetapi Prigozhin tetap saja dianggap melawan Putin dan segera dilenyapkan di atas pesawat yang sedang terbang. 

Kita tunggu saja apakah Putin akan bereaksi sama dengan sebelumnya dengan mengeksekusi lawannya seperti kebiasaan semua diktator otoriter pada umumnya. Permintaan Zakrevsky atas mundurnya Putin dilakukan dengan berapi-api, yang jelas jelas mengkritik ketidakmampuan Kremlin melindungi wilayah Rusia dari serangan dan menyoroti kerusakan mental, telah beredar luas di kalangan tentara, sehingga menandai ancaman serius terhadap otoritas Putin.

Meningkatnya ketegangan terjadi di tengah berbagai macam kondisi yang serba menyulitkan negara, dan militer Rusia khususnya dalam menghadapi kemajuan invasi Ukraina yang signifikan sejauh 1300 kilometer persegi dan rencananya tidak sampai seminggu akan menguasai lebih dari 2000 kilometer persegi lebih setelah tinggal meruntuhkan jembatan kecil di sebelah barat provinsi Kursk. Sedangkan 2 jembatan penghubung Rusia dengan daerah Kursk dan Sumy sudah putus terkena roket JDAM yang secara presisi meledakkan jembatan yang baru berumur setahun itu. 

Tekanan yang bertubi tubi dari semua ledakan yang tidak pernah berhenti pada infrastruktur perang Rusia dari sumber pendanaannya berupa kilang minyak, juga pangkalan udara, pangkalan angkatan laut sampai pengusiran AL Rusia dari laut Baltik dan laut hitam, dan juga pabrik senjata. Gempuran segala macam tank presisi sumbangan tiap negara NATO dan FPV drone pada target militer di daerah penjajahan Rusia di Ukraina mempersulit untuk direlokasikan atau ditarik untuk diperbantukan di Kursk. 

Tentunya kepemimpinan Putin menjadi sangat dipertaruhkan kalau satu persatu mulai melawan sang Diktator Otoriter. Ditambah kenangan akan kegagalan pemberontakan Wagner yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin masih melekat dan menginspirasi pemberontakan lainnya, dan tentangan Zakrevsky justru semakin meningkatkan rasa frustrasi di dalam jajaran militer, memperjelas bahwa ketidakmampuan atau keputusasaan dan ketidakpuasan di kalangan militer Rusia terus membara. 

Keputusasaan Ini terlihat jelas dari banyaknya pembelotan dan masalahnya jumlah 2000 orang yang menyerahkan diri hanya dalam waktu 2 minggu pada tentara Ukraina yang rupanya memberi mereka perlakuan manusiawi yang lebih baik daripada waktu mereka menjadi tentara Rusia. Militer Rusia masih menggunakan model militer jaman dulu, sedangkan Ukraina sudah menerapkan model barat yang lebih manusiawi termasuk dalam memperlakukan tawanan militernya, dalam perang militer fatalistik maupun perang kemanusiaan di media sosial.

Seruan Zakrevsky untuk melakukan pemberontakan menandakan potensi kehancuran struktur kekuasaan yang telah lama mendukung Putin, sehingga meningkatkan kekhawatiran ketidakstabilan di jantung Kremlin. Tuduhannya mengenai kemerosotan ekonomi, ketidakmampuan militer, dan keruntuhan masyarakat memberikan gambaran suram tentang Rusia di bawah pemerintahan Putin. Perkembangan ini diawasi dengan ketat, karena ini mungkin merupakan awal dari tantangan yang lebih serius terhadap presiden Rusia, yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuasaan di negara tersebut.

Ketika ketegangan meningkat dan situasi masih berubah-ubah, Kremlin tidak hanya menghadapi ancaman eksternal namun juga perbedaan pendapat internal yang dapat semakin melemahkan cengkeraman kekuasaan Putin. Pemberontakan ini, yang dipicu oleh ketidakpuasan dan hilangnya kepercayaan terhadap rezim tersebut, dapat menjadi titik balik dalam lanskap politik Rusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun